Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keuntungan punya istri bersuara nyaring



 Beredar sang bumi

 Mengitari matahari

 Merangkaikan waktu

 Tahun-tahun berlalu 

 Namun cintaku

 Takkan pernah berubah 

 Masa demi masa 

 Kita berdua 

 Takkan pernah berpisah

 Baur dalam cinta

 Berlayar bahtera

 Mengharungi samudra

 Mencapai tujuan 

 Nun pantai harapan

Alunan lagu bahtera cinta dari sebuah speaker tampak menggema keras di sebuah rumah kecil di pinggir jalan. Agus sendiri mendengarkan sambil tersenyum senang. Maklum, hari ini jualan ciloknya habis diserbu pembeli, sebuah hal langka sejak ada virus Corona. Lumayan hari ini dapat 300 ribu, setelah disetor pada juragan Herman ia mengantongi uang 75 ribu. Memang ia mengambil cilok darinya, keuntungannya ialah 75% untuk dia sedangkan dirinya mendapatkan 25%.

Sebenarnya beberapa kali Agus mencoba membuat cilok sendiri agar keuntungannya lebih besar, tapi sayangnya rasanya kurang enak, entah apa yang kurang. Karena kurang enak itulah maka penjualannya turun, bahkan pernah sehari ia hanya mendapat 50 ribu saja dari pagi sampai maghrib karena sekolah banyak yang tutup, sementara anak anak adalah pembeli utamanya. Akhirnya iapun kembali pada juragan Herman, setidaknya ia tidak tekor karena jika tidak habis bisa dibalikin.

Hari ini ada hajatan di sebuah desa. Pagi pagi ia pun kesana dan Alhamdulillah setelah jam 2 siang dagangannya habis, padahal banyak pedagang lainnya. Ah, sungguh Allah SWT telah bermurah hati padanya hari ini.

Setelah sholat ashar maka Agus pun menyetel musik dangdut kesukaannya yaitu lagu dari bang haji Rhoma. Walaupun ia beberapa kali kurang suka dengan langkahnya masuk dunia politik yang suka bikin kontroversi tapi tetap saja ia jatuh cinta dengan lagu lagunya. 

Hal ini mungkin mirip juga dengan ibu kost tempat ia ngontrak. Induk semang nya beberapa kali kadang suka ngomel kalo ada berita tentang penyanyi yang dijuluki raja dangdut itu tapi anehnya ia kadang suka memutar lagu-lagunya. Pernah suatu kali Agus iseng bertanya mengapa sebal padanya, apakah karena politik. Oh ternyata bukan. Ia suka kawin cerai, begitu alasannya.

"Permisi." Sebuah suara terdengar diantara alunan musik dangdut. Agus lalu menghentikan musiknya.

"Ada apa ya kang?" Tanya Agus pada seseorang yang ada di teras rumah kontrakannya. Seorang lelaki berumur tiga puluhan, kurang lebih sama dengan dirinya tampak membawa sebuah bungkusan. Mukanya tampak agak sedikit lesu, mungkin karena kena panas seharian yang memang akhir akhir ini tidak kenal kompromi.

Lelaki itu tersenyum lalu meletakkan barangnya." Maaf mengganggu mas. Barang kali mas minat dengan barang yang saya jual."

Lalu tanpa diminta lagi ia membuka bungkusan agak besar yang berasal dari kain. Ternyata dia menjual buku-buku. Ada buku tentang agama, majalah yang entah bagaimana bisa masih eksis di zaman digital seperti sekarang ini, bacaan anak-anak, dan novel.

Agus sendiri begitu melihat buku-buku itu langsung memantapkan niatnya untuk tidak membeli. Pertama, ia hanya punya sedikit uang, kedua ia memang kurang berminat dengan buku, kecuali jika diberikan gratis tentu saja.

Tapi ia tidak tega jika langsung mengusirnya, apalagi sambil memperlihatkan barang dagangannya ia bercerita kalo dari pagi hari ia baru menjual dua buku saja yang harganya 10 ribu.

Karena itulah, ia lalu mengajak ngobrol dulu. Setidaknya agar ia ceria karena ada orang yang tampak berminat dengan bukunya.

"Mas aslinya mana?" Tanyanya sambil menjejerkan bukunya. Ia mungkin tahu kalo Agus bukan orang setempat karena ngontrak.

"Aku asli Tegal mas." Jawabnya.

"Oh Tegal ya. Aku punya adik ipar orang Tegal mas." 

"Ah masa?" Tanya Agus tak percaya. Paling ia hanya pedagang yang ingin merayu konsumennya agar membeli lalu pura pura punya adik ipar orang sedaerah dengannya.

"Tentu mas. Kalo ngga salah namanya desanya Dukuh Turi. Letaknya lewat rel kereta api lalu ke selatan. Jika ada perempatan lampu merah baru belok kiri." Katanya panjang lebar. Agus akhirnya percaya biarpun ia bukan orang Dukuh Turi tapi kadang jalan jalan kesana kalo pulang kampung.

Ia lalu mencoba melihat lihat buku yang tergeletak di depannya. Agak tertarik juga ia dengan novel Nikah Muda karya Thessalivia, dan juga Ada Hati yang Terluka dari Keza Felice, salah satu pengarang muda.

"Ini berapa mas?" Tanyanya sambil mengangkat satu novel itu.

Lelaki muda itu lalu menyebutkan sebuah harga. Agus garuk garuk kepalanya yang tidak ketombean karena harganya hampir dua kali lipat dari harga onlinenya. Uang yang dipunyainya juga tidak akan bisa membeli satu novel apalagi jika keduanya diborong.

Melihat Agus terdiam maka pedagang itupun melancarkan serangannya lagi." Jika mas ambil dua, aku kasih diskon 25% deh." Rayunya lagi.

Sedari awal Agus sudah membulatkan tekad tidak ingin membelinya karena memang tidak punya uang, tapi jika untuk mengusirnya begitu saja juga ia tidak tega. Apalagi ia bilang kalo punya saudara yang masih satu kota dengannya biarpun cuma ipar.

Ia pun lalu mencoba untuk melihat lihat buku lainnya. Ada beberapa buku, yang sejujurnya tidak ada minat cuma karena tidak tega langsung mengusirnya maka ia berlama-lama dahulu. Memang sih ini tidak etis, tapi daripada ia kecewa bukan.

Tapi tetap saja tidak ada novel ataupun majalah lain yang memikatnya seperti dua buku itu. Akhirnya ia pun merasa harus sudah mengakhiri semuanya.

"Maaf mas, bagaimana kalo 100 ribu saja?" Kata Agus sambil memegang dua novel tersebut.

"Waduh maaf mas, itu tidak balik modal mas apalagi dapat untung. Tolong tambahkan sedikit lagi mas, setidaknya buat balik modal lah." Katanya memelas.

Agus sendiri dari awal memang kurang tertarik membelinya karena banyak kebutuhan lain seperti iuran sekolah anaknya dan juga kebutuhan dapur yang jelas lebih mendesak, maka ia pun langsung pasang muka tegas." Maaf kang, tidak ada lagi uangnya."

Penjual itu akhirnya membungkus lagi barang barangnya. Agus mengira ia akan mendapatkan wajah yang cemberut karena lama tawar menawar tapi tidak jadi membeli. Mungkin kalo di bisnis online namanya CLBK, chat lama beli kagak.

Namun dugaannya salah. Ternyata ia tetap pasang wajah biasa saja." Ya sudah ngga apa-apa mas. Silahkan ambil saja, biarlah rugi sedikit tidak apa-apa yang penting hari ini saya bisa pulang bawa uang."

Modyar, Agus tentu saja tidak menyangka kalo akhirnya dijual juga. Mau menolak juga tak mungkin, lha sudah disepakati.

Akhirnya Agus permisi dulu masuk ke kontrakan.

Melihat suaminya masuk maka istrinya pun bertanya. Ia memang tidak tahu karena sedang sibuk membuat kue kering yang akan dijual besok." Ada apa mas? Mau bantuin."

"Ah tidak. Tadi uang yang aku beri boleh aku pinjam lagi ngga?"

"Untuk apa mas?" Tanyanya.

Akhirnya Agus lalu menjelaskan sebabnya. Tentu saja istrinya langsung mengomel." Mas kan tahu kalo kebutuhan dapur juga masih kurang, belum lagi besok harus bayar iuran di sekolah karena batasnya tinggal sehari lagi." Katanya dengan nada tinggi.

Agus hanya diam saja.

"Tadi Bu Heni juga menagih uang sewa bulan ini, terpaksa pakai uang hasil jualan kue. Bukan aku tak boleh membeli buku, tapi banyak keperluan lain yang lebih penting."

Agus terpaksa keluar dapur karena jika masih disitu terus maka akan terjadi perang dunia ketiga dan jelas ia ada di pihak yang kalah.

Saat ia hendak keluar sambil mencari akal bagaimana caranya membatalkan pembelian tadi, dilihatnya penjual itu sudah tidak ada. Ia celingak-celinguk mencari dan dilihatnya dia sudah ada diseberang jalan. Buru-buru ia menghampiri.

"Maaf mas." Katanya dengan nada menyesal.

Lelaki itu tersenyum." Ngga apa-apa mas. Saya memaklumi kok. Soalnya istri saya dirumah juga begitu. Jika memang ada yang lebih penting maka utamakan itu dulu."

Agus jadi tertawa juga mendengarnya sehingga sehingga dia pun ikut tertawa. Akhirnya dia pun permisi dan Agus hanya bisa mendoakan semoga lelaki itu bisa mendapatkan uang lagi sebelum ia pulang ke rumahnya.


TAMAT

Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

93 komentar untuk "Keuntungan punya istri bersuara nyaring"

  1. Haahaaaa!!...Suuueee..🤣🤣

    Terus bedanya apa punya istri suara nyaring sama punya istri penyanyi / Biduan..😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lah ku keduluan ternyataaaaa, kurang cepet rupanya akutuh hahhahahah

      Hapus
    2. Bedanya kalo istri bersuara nyaring bisa dapat duit kang.😁

      Hapus
    3. Tenang mbak mbul, komen kedua tetap dapat hadiah kok yaitu piring cantik. Silahkan ambil di dapur ya.😂

      Hapus
  2. Pasukan garceppp datang
    Peryamax amaaaan 😂😂😂😂

    Wuidih ada bukunya novelnya mamih ica alias mba thessa juga ya dijualnya hihi

    Ealah ya begitulah yak, akhirnya karena suara sang nyonyah kedengeran sampai luar si abang penjual buku keliling nda maksakan si mas agusnya buat belik huehehhe, berarti suara istri memang menyelamatkan yes hihi

    #baca ini mendadak jadi pengen cilok huaaaa 😄😭, pankapan mau bikin ah, siapa tau suatu saat nanti adminya bagi bagi tutorial gemana bikinnya 😊😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hitung hitung mempromosikan buku teman mbak, siapa tahu nanti ada yang beli dan aku dapat bagian.😂

      Begitulah, untungnya punya istri bersuara nyaring itu begitu, pedagangnya takut kalo nanti ikut disemprot jadinya mendingan kabur.😁

      Lha, kan mbak mbul malah yang biasa bikin jajanan, harusnya aku dikirimin biar nanti aku review.😀

      Hapus
    2. Iya mas, tapi ngomong-ngomong aku merasakan cerpen kali ini kata-katanya semakin bagus saja mas, semakin ngalir narasinya...bener banget deh, kerasa idup gitu penyampaian ceritanya hihi...
      Mungkin karena relate dengan keseharian banyak orang ya 😄😄

      Hapus
    3. Oh begitu ya, kirain aku malah cerpen ini datar karena related dengan kehidupan sehari-hari.

      Ah, sepertinya harus banyakin cerita seperti ini saja ya.😄

      Hapus
    4. Bener mas, betewe aku hapal loh lagu dangdut di atas wekekekek...

      Hapus
    5. Kayaknya paksu mbak mbul suka nyetel lagu Rhoma nih.😄

      Hapus
    6. Iya mas, lirik lagunya rhoma yang lagu jadul memang bagus bagus, banyak juga yang lagu duet gitu kan 😄, iya sekalian nyetel buat menghibur para tukang yang nyambat di rumah sebelah 😂😂

      Hapus
    7. Iya, kalo ada kontes dangdut Indonesia tampaknya lagu bang haji adalah lagu wajib buat para peserta, mau solo ataupun duet. Lagunya memang enak enak.😀

      Hapus
    8. Satu-satunya lagu dangdut yang saya tau yang liriknya "Kumenangis meratapi, kepergianmu dari sisi hidupku" efek baca cerpennya kang Jaey.. hihhhi

      Hapus
    9. Ikut komennya di gerbong mba nita di sini aja ah. Hehehehe..

      Wuaa aku terharuuu novelku disebut2 😍😍😍 Makasiii yaa Mas Agus..

      Aku setuju sama mba nita, aku ngerasa cerpen2 mas agus makin ke sini makin seru. Ide cerita sederhana bisa diramu jd bacaan menarik. Tata bahasanya rapi, dan favorit saya, suka ada selipan humornya 😁

      Btw, penjualnya baik ya, mau berbesar hati.. mungkin krna dia pernah di posisi Agus, jadi denger istri udah bertitah, dg suara nyaring lagi, ya dia mending ga memaksakan diri. Hehehe..

      Hapus
    10. mas kal el, itu mah liriknya mbakyu rossa ost sinetron indosiar yang termehek2😂😂😂

      Hapus
    11. Sama sama mbak Thessa. Semoga saja makin laris novelnya.😀

      Berarti beda selera kali ya, kalo aku sukanya cerita yang ada plot twist nya gitu, cuma dari kemarin mikir-mikir belum ketemu juga. Eh ternyata cerpen sehari-hari juga banyak yang suka ya. Bikin lagi ah.😁

      Penjualnya kayaknya bang Satria, soalnya biarpun ngga dapat duit hari ini tapi tabungannya sebagai novelis banyak.😆

      Hapus
    12. Mungkin bagi mas Herman itu mirip lagu dangdut kali mbak mbul.😂

      Hapus
    13. Itu lirik lagu ada di cerpen baru kang Jaey di bagian selingannya..hihihi, saya juga ngga tau siapa yang nyanyi dan judulnya apa.

      Hapus
    14. Oh ada cerpen baru di suhu Jaey ya. Langsung ke TKP ah.😁

      Hapus
  3. Kirain yang dimaksud suara nyaring itu lagu atau nyanyuan istrinya...ternyata suara nyaring itu omelan istrinya ya? Wkwkwkk..😀
    Resep rahasia cilo nya .juragan Herman memang jitu ya nggak bisa ditandingi, makanya Agus balik lagi ke juragan Herman..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah, untungnya istri mas Agus suaranya nyaring jadinya duitnya selamat. Ada untungnya juga kan.😂

      Hapus
    2. Nah untung kan kalaumas Agus punya istri yang suaranya nyaring?
      Jadi kalau ada istri yang agak tegas dan ngomel kayak begitu berarti ada sisi positifnya. Hehehe

      Hapus
  4. Emang beda yah kalo cerpen berbalut syhurrrhat, maknanya dapet dan dalem 😂 (etapi benerkan ini based on true story Mas Agus?) Soalnya nulisnya ngalir, gak patah-patah. Makin enak dibaca.

    😁 (cepeknya dong)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masa sih, kirain aku itu mbak Rini yang suaranya nyaring mbak. 😀 (Kok tahu sih ini true story.😂)

      (Adanya uang 2ribu mbak, tapi juga udah lecek. Mau ngga?)

      Hapus
  5. Balasan
    1. Buku Eny Arrow nya udah diborong sama kang satria.😂😂😂

      Hapus
    2. Kalau udah diborong ngga usah beli lagi tinggal pinjam aja sama mas satria.. hihihi

      Hapus
    3. Ide bagus mas Herman, nanti kalo bukunya bagus ngga usah dibalikin saja.😆

      Hapus
    4. Itu dia enaknya kalau minjam ngga usah balikin lagi.

      Hapus
    5. Pas ditagih bilang saja sudah dipinjam pak Nana gitu ya.😁

      Hapus
    6. Atau ga blg aja bukunya di rampok org 🤣

      Hapus
    7. Kirain cm di fb, ternyata di blog komennya bisa jadi dobel juga 😆😆

      Hapus
    8. Masa sih, komen yang dobel mana kang jaey? 🤔

      Hapus
    9. Sepertinya kang Jaey belum makan..hihihi

      Hapus
    10. Mgkn sdh dihapus si Larasati 😆

      Sdh mkn tadi disiapin Larasati 😆

      Larasati berkelana iris janji, mengusir bisikan, bisikan memacu hasrat, ingin bertemu, bicarakan penyesalan. 😆😆

      Hapus
    11. asyeggg liriknya dewa 19 😆😆

      Hapus
    12. Mungkin udah makan tapi kebanyakan kali mas Herman.😆

      Hapus
    13. Oh ada lagu dewa topan menggusur gunung, eh dewa 19 yang ada lirik Larasati nya ya.😂

      Hapus
    14. bukan larasati mas, tapi kamulah satu satunya 😂

      Hapus
    15. Bukan Larasati tapi laras hati, judul lagunya kamulah satu-satunya.

      Hapus
    16. Lho, yang bener itu siapa sih.😂

      Hapus
  6. Aku sampai akhir malah kaget. Ini unsur istri bersuara nyaringnya dimana. Aku kira sang istri itu penyanyi, ternyata suara nyaring yang dimaksud itu "omelan" ya 😂
    Yaampun, aku terlalu fokus sama judul wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwk kirain yang suaranya nyaring itu cuma penyanyi saja, eh ternyata istri kalo lagi marah juga suaranya ngga kalah sama penyanyi.😂

      Hapus
  7. Kira-kiraaa .. kayak suara penyanyi siapa ya yang tinggi melengking begitu .. , kayak suara mbak Mariyah Keri bukan 🤭 ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya sih bukan mas, lebih mirip suara istri kalo lihat suaminya jalan sama perempuan lain.😂

      Hapus
  8. Balasan
    1. Iya mas, lebih enak bikin cerita yang dekat kehidupan sehari-hari

      Hapus
    2. serasa mengalami gitu y, atau bahkan memang pengalaman pribadi

      Hapus
  9. waakakakkakakakaka, astagaaa tadi baca judulnya udah membayangkan kira-kira mau cerita apa ini, ternyata betol sekali, mengusir orang dengan nada tinggi hahaha

    Kalau dulu saya masih kecil, kata mama saya, kalau ada tamu terus bikin kita nggak nyaman, entah maksa sesuatu, mau hutang kek, atau gimana, tapi kita nggak tahu nolaknya, cukup ke dapur aja, terus bakar garam yang gede-gede itu loh, nanti juga tamunya langsung kabur, karena tau kehadirannya bikin nggak nyaman, hahaha.

    Tapi suara istri yang nyaring juga ternyata udah cukup :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tumben mbak Rey bisa cepat nangkap ceritanya, sepertinya sudah pengalaman dalam membuat tamu pada kabur nih.😆

      Hapus
  10. Wah si Herman jadi juragan cilok, mantap.. hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harusnya diganti juragan rongdo buat nyaingi kang satria ya.😂

      Hapus
    2. Jangan diganti bagusan jadi juragan cilok lebih santai daripada juragan rongdo..

      Hapus
    3. Iya mas saya pun setuju, tetep jadi juragan cilok saja 😄

      Hapus
    4. Oke deh, ntar aku bikin yang kisah horor mas Herman jadi juragan cilok di kampung.😆

      Hapus
    5. novel romans aja mas agus, biar pada deg deg ser 😳😂😂😂

      Hapus
    6. Kalo novel romans aku kurang lihai, malah nanti ujung ujungnya jadi mirip Eny Arrow.😂

      Hapus
    7. yasudah nanti novel romannya biar aku saja yang buat hasyegggg

      Hapus
    8. Asyik, jadi Timbul sama Rui mau dilanjutkan nih.,😁

      Hapus
    9. Asiikk lumayan dapat peran lagi di cerita romantis..hihihi

      Hapus
  11. aduh pengertian banget penjualnya
    tapi memang sulit ya di satu sisi pingin beli tapi di sisi lain ga punya uang

    fix istrinya ikut Indonesian Idol wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang penting istrinya jangan ikut Miss universe, bisa bahaya ya mas.😆😂

      Hapus
  12. Emang suka pengen bantu orang lain, apalagi pedagang keliling gitu. Padahal diri sendiri juga lagi susah. Jadi keinget kalau pergi ke taman kota sering lihat bapak-bapak tua yang keliling jualan jajan. Walau kadang nggak lagi pengen njajan tapi saya bakal beli yang banyak kalau memang ada uang. Semoga saja semua pedagang keliling dunia tetap mendapatkan rezekinya walaupun lagi corona.
    Amin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha sama mbak, tapi kalo aku ngga beli banyak, secukupnya sajalah, soalnya duitku juga ngga banyak.😂

      Hapus
  13. Kalo saya mah,sebagai jomlo judulnya cukup gini mas.



    "Keuntungan punya istri"


    udah, wkkwkw

    BalasHapus
  14. Nah baru sadar jika punya istri galak itu perlu dan penting
    Banyak lelaki yang tersiksa jika punya istri galak
    Karena manfaatnya juga ada
    Bisa mengusir tamu atau penjual apa saja secara halus
    Dan yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga kesehatan istri itu sendiri.
    Coba bayangkan, jika istri itu diam saja jika punya hal yang tidak disukai, lama lama kan jadi penyakit. Nanti siapa yang repot, kan suaminya juga.

    Istri yang galak, juga menjadi ladang pahala. Latihan dan menguji kesabaran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha tapi kalo terlalu galak terus juga bahaya mas, bisa bisa suaminya yang kena TBC karena di sound terus sama istrinya.😂

      Hapus

  15. Dari hari ke hari cerpen mas Agus makin bagus aja , andai nih cerpen dijadikan film pasti sudah masuk kategori award aku yakin itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, semoga saja ada produser yang tertarik dengan cerita ku mbak.😁

      Hapus
  16. Kasihan juga penjual bukunya, mas 😢. Tapi kalau calon pembelinya gak ada uang ya gimana lagi. Untung istrinya agus suaranya nyaring, jadi gak usah nolak si penjual bukunya pun dia sudah paham sendiri.😂

    Ngomong-ngomong ini tadi aku kira juntrungannya ke istri yang suaranya nyaring karena jago nyanyi lho, mas. Gak taunya.🤣🤣🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan jangan habis baca cerita ini mbak Roem nanti suaranya nyaring kalo nanti ada sales datang nawarin barang ke suaminya.😂😂😂

      Hapus
    2. Kalau suami pasti nolak kalau ditawari barang dagangan, mas. Soalnya uang dan ATM saya yang bawa.🤣🤣🤣

      Hapus
    3. Waduh, terus gimana kalo suami mau jajan diluar mbak? 😱

      Hapus
  17. saking kerasnya suara istri agus, sampe tamunya sungkan dan kabur sendiri
    tapi ada kayaknya ya istri yang model begini hehe, sampe di jalan depan rumah pun, suaranya kedengeran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya sih bukan ada lagi tapi lumayan banyak mbak. Coba cek tetangga sebelah.😂

      Hapus
  18. Berkah yang tersamar ternyata yaaa suara keras sang istri hahaha..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah ada gunanya juga punya istri bersuara nyaring ya mbak.😁

      Hapus
  19. Awaaas Yo mas nganti dibeli taksobeek sobek 😀 eh jangan jangan itu suara nyaring saya sendiri
    Tadi takkiro ada hantu hantu cantik lagi di cerita ini. Ternyata

    BalasHapus
  20. Ahaha ... cara cepat mengusir tamu tak diundang.

    BalasHapus
  21. wah nemu kosa kata baru nih, CLBK chat lama beli kagak. HAHAHAHA
    saking suaranya yang nyaring penjualnya auto takut di semprot nih ya, wkwkw

    BalasHapus
  22. Hohoho, jadi begitu ya. Dia sebagai penjual kebanyakan sungkannya. Sedangkan isterinya yang bersuara nyaring dan blak-blakan langsung menyelesaikan masalahnya.

    BalasHapus
  23. mungkin Simon Cowell boleh pengsan bila mendengar suaranya hahahahaha

    BalasHapus
  24. Aahhhh, aku sedih bacanyaa :(. Ga tega kalo ketemu penjual gini. Kdg ga perlu Ama brangnya, tapi tetep di beli.


    Btw, woooi buku mba Thessa kenapa bisa dijual Ama penjual pinggiran hahahahahha. Harus peseeen itu dr Stiletto :p. Buku bajakan jangan2 yg dibawa bapaknya :p. Hihihi...

    BalasHapus
  25. Wkwkkwkwkwkw sayang belum punya istri, jadi cuma bisa bayangin aja..

    BalasHapus
  26. Kayaknya habis ini Agus dan penjual buku itu bakal jadi teman akrab deh, Mas Agus. Senasib sepenanggungan gitu soalnya. :D

    BalasHapus
  27. Hahahaha, ada untungnya juga punya istri bersuara nyaring. Nggak bingung basa-basi ke penjual bukunya, ya, Mas.

    BalasHapus