Walaupun sein motor nganan tapi hati saya ngiri
Cacing dan alkohol
Hari ini adalah mata pelajaran IPA kelas satu di SMP negeri tempat jaey bersekolah. Yang mengajar adalah ibu guru bernama Anita yang masih muda. Ia ingin memberikan pelajaran langsung melalui praktek.
"Anak anak, hari ini kita praktek tentang dampak dari mengkonsumsi alkohol. Harap diperhatikan bahwa ini hanya untuk pelajaran saja, jangan dipraktekkan di rumah." Bu guru mewanti-wanti anak didiknya.
"Baik Bu guru." Jawab anak anak serempak.
Bu Anita lalu mengambil dua buah bejana kecil, yang satu berisi air mineral sedangkan satunya berisi cairan alkohol. Murid muridnya hanya diam memperhatikan, termasuk Herman yang lebih memperhatikan gurunya dibandingkan pelajarannya.
"Anak anak, ini yang satu berisi air mineral, sedangkan satunya berisi alkohol." Jelas Bu Anita.
Setelah itu ia mengeluarkan satu toples kecil transparan dimana isinya adalah dua ekor cacing tanah.
Jaey, Ahmad, Herman dan murid murid lainnya kini lebih serius memperhatikan. Mereka kini tertarik dengan praktek pelajaran tersebut.
Bu Anita lalu memasukkan satu cacing ke bejana berisi air putih tadi, satunya lagi dimasukkan kedalam cairan alkohol. Didalam bejana berisi air itu tampak cacing bergerak kesana-kemari, sedangkan yang didalam alkohol cacingnya hanya hidup beberapa detik lalu kemudian diam tidak bergerak, mati.
"Nah anak anak. Sudah lihat bukan. Kini apa kesimpulan dari praktek ini?" Tanya Bu guru pada murid-muridnya.
Semua diam mendengar pertanyaan gurunya.
"Ayo, tidak usah malu-malu. Silahkan jawab." Bu Anita memberikan semangat.
Jaenudin akhirnya maju ke depan. Murid lainnya langsung memberikan tepuk tangan dengan meriah.
"Apa kesimpulannya Jaey?" Tanya Bu guru.
"Tadi saya lihat cacing di air mineral hidup, sedangkan cacing yang dimasukkan ke alkohol mati. Jadi kesimpulannya, jika kita cacingan maka harus minum bir banyak banyak biar cacingnya mati." Jawab Jaey.
Bu guru cuma bisa geleng-geleng kepala saja.
Walaupun sein motor nganan tapi hati saya ngiri
Hari sudah agak siang ketika Satria hendak ke pasar untuk berbelanja. Rohaya istrinya sedang tidak enak badan itu sebabnya ia sendiri yang belanja.
Karena takut barang yang hendak dibelinya sudah habis karena sudah siang maka ia agak terburu-buru. Karena itu disebuah pertigaan jalan ia tertabrak motor dari belakang. Untung tabrakan itu tidak berakibat fatal, hanya menyebabkan ia lecet sedikit saja dan motornya jatuh.
Tentu saja satria murka. Segera saja ia labrak tuh penabraknya yang ternyata seorang tukang ojek.
"Kamu ini punya mata tidak hah!" Bentaknya pada tukang ojek tersebut.
Tukang ojek itu tidak terima." Kamu yang salah mengapa marah-marah."
Satria tentu saja tambah marah." Apa kamu bilang, saya yang salah. Kamu yang menabrak saya mengapa aku yang disalahkan. Memang salah saya apa? "
"Coba bapak lihat, sein motor bapak ke kanan, tapi mengapa bapak belok kiri."
Satria kaget. Segera saja ia melihat motornya dan memang lampu sein motornya mengarah ke kanan. Tapi biarpun begitu ia tetap tidak mau kalah.
"Jadi kamu lebih percaya sama sein motor apa percaya sama saya sih?"
Lupa mengerjakan PR
Jam tujuh pagi Jaey sampai di sekolah. Di pintu gerbang ia bertemu dengan dua sahabat karibnya. Siapa lagi kalo bukan Herman dan Ahmad.
"Jaey, kamu sudah mengerjakan PR yang diberikan Bu Anita belum?" Tanya Herman pada temannya itu. Ia sendiri tidak mengerjakan tugas karena pacaran dengan Rina dan ingin mencontek pada Jaey.
Jaenudin kaget, baru ingat ia kalo kemarin habis praktek tentang cacing, Bu Anita memberikan tugas PR. "Waduh gawat, sepertinya kita akan dihukum lagi keliling lapangan nih."
Herman tiba tiba ada akal." Tenang aku ada ide, kalian tinggal bilang iya iya saja kalo ditanya Bu Anita ya."
Jaey dan Ahmad mengangguk.
Didalam kelas, Bu guru Anita menanyakan PR pelajaran IPA yang kemarin diberikan. "Anak anak, kalian sudah mengerjakan tugas sekolah kemarin kan?"
"Iya." Jawab anak-anak serentak. Sementara Herman, Jaey, dan Ahmad diam saja.
Bu Anita memandang pada mereka bertiga." Kalian mengerjakan PR juga kan?"
"Begini Bu guru." Jawab Herman." Kami sebenarnya sudah mengerjakan PR, cuma tadi saat kami berangkat sekolah, kami di rampok."
"Apa." Bu Anita tentu saja kaget. Ia berbalik jadi khawatir." Kalian tidak apa-apa kan?"
"Kami tidak apa-apa Bu." Jawab mereka bertiga serempak.
"Baguslah kalo begitu." Bu Anita lega. "Terus PR kalian mana?"
"Itulah Bu. Itu perampok bawa tas kami yang ada buku PR nya." Jawab Herman.
Bu Anita cuma bisa menghela nafas. Saat pelajaran hendak dilanjutkan tiba-tiba pintu kelas ada yang mengetuk. Ternyata penjaga sekolah.
"Maaf Bu, aku menemukan tas tas ini dibelakang sekolah. Mungkin milik murid kelas ini."
Dan mereka bertiga lagi lagi dihukum keliling lapangan.
TAMAT
Jaenudin pintar juga ya, saya sangat salut dengan kecerdasannya
BalasHapusTrus yang nomor dua, betul juga ya, kenapa percaya sama lampu sen daripada sama pengendaranya itu sendiri :D
Begitulah, Jaenudin memang jenius. Soalnya bapaknya satria kang.😁
HapusDari komen mang DB sayah malah lebih yakin kalau adminnya asli tukang warteg, dan mang DB ngga sedang demam berdarah dong, kan?
HapusSalah mang, saya malah kuli mang bukan tukang warteg. Dulu tahun 2007 pernah sih tapi tahun 2010 wartegnya tutup.😂
HapusOh si Jaey ini anaknya Satria toh? makanya pinter ngelesnya sama ya wkwkwk
HapusBtw Mas Agus, tadinya aku pikir Jaey ini orang Korea lho, dari namanya hahaha
Bagus banget tuh jawaban dari jaey, kalo cacingan minum bir.😁
BalasHapusTapi jangan ditiru dirumah minum bir nya kata Bu guru.
HapusTadi sempet negatif thinking sama judulnya, mas. Tak pikir ada bau-bau perselingkuhannya di karya mas Agus kali ini. Ternyata bener-bener tentang Mas Satria yang sein kanan tapi belok kiri. Maafkan aku manusia yang penuh prasangka ini, mas.😂
BalasHapusTerus sama yang praktikum yang cacing sama alkohol. Tak kira bakalan si cacing yang dimasukin alkohol jadi mabuk. Gak taunya mati. Gak nyangka si Jaey malah menyimpulkan kalau cacingan harus banyak-banyak minum bir supaya cacingnya mati. Banyak akal juga ini yang bikin cerita.😂😂😂😂
Ngomong-ngomong temanya ganti ya, mas Agus. Yang ini jadi kelihatan minimalis gitu, mas. Bagus.😆
Hahaha, biasa baca cerpen yang judulnya mengecoh jadinya memang rada nganu ya mbak Roem.😂
HapusKesimpulan Jaenudin memang out of the box ya mbak, mungkin karena turunan kang satria yang jenius.😂
Sebenarnya ganti template karena blog ini kemarin agak susah diakses mbak.
Wah, tak kira Jaey nya out of the box gara-gara turunan dari penulisnya, Mas. Ternyata dari bapaknya, ya? Hehehe.,😂
HapusOh bukan, jaey out of the box karena gurunya mbak Roem.😄
Hapushahahah pinter ya gurunya eh muridnya
BalasHapuskalau alkohol kurang bisa diganti asam sulfat wkwkk
kalo sein ampun deh
itu bisa jadi perang dunia ketiga
pada gamau kalah kalau lagi ada crash wkwk
Kalo diganti asam sulfat, perut jaey langsung mledos dong mas Ikrom.😂
HapusKalo begitu yang salah lampu seinnya apa Satria ya mas? 🤭
Demi membunuh cacing dalam perutnya, hari itu Jaenudin nekad mengkonsumsi bir 5 krat sendirian. Setelah semua ludes masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan yang mulai gatal, mungkin gejala Covid-19, Jaenudin pun mabuk lalu tidur tak sadarkan diri hingga sore hari.
BalasHapusIstrinya yang baru pulang dari tempat pijat plus-plus kaget mendapati Jaenudin terkapar lelap dalam tidur padahal ayam-ayam di kandang sudah menjerit-jerit karena kelaparan.
"Jae.. Jaenudin!" Teriak istrinya membangunkan. "Ayo bangun Jae.. Sana kasih makan ayam-ayam di kandang." Lanjut istrinya.
"Bentar, Maaa.. Cacingnya belum mampus, Maaa.." Jawab Jaenudin setengah sadar.
"Mereka kelaparan. Kalau semuanya mati mau makan apa pas arisan besok? Mau nyate bulunya, hah?? Ayo bangun.. Jaeeee! Jae bangun Jae..!!" Istrinya mulai marah.
Jaenudin yang memang masih mabuk berat terlihat mengambil sesuatu dari saku belakang celananya lalu sesuatu itu langsung diberikan pada istrinya.
"Ini Ma.. Seratus rebu.. Ajak ayam-ayam ini makan di Warung saja.."
Hahaha lucu juga jaey waktu mabuk ya bang. Ini ceritanya Jaenudin sudah punya istri, bukan waktu masih SMP kan bang? 😁
HapusHahahaha.. Jae-nya sudah kawin ini ceritanya...
HapusBang ancis berbakat jadi cerpenis bang. Ayo bikin cerpen di blog.😄
Hapushahaha bikin ngakak kesimpulanya si jaey, kalo gitu kita minum alkohol sebanyak banyaknya bara cacing didalam tubuh mati, sekalianya kita juga ikut mati :D
BalasHapusSepertinya sih tidak ikut mati, cuma mabok berat doang saja kalo minum bir banyak banyak.😁
Hapusuntuk masalah PR, bukan saya gak mengerjakan di rumah, tetapi memang saya gak tau jawabannya dan akhirnya perlu berangkat lebih awal agar dapat contekan dari teman, hehehe itulah mengapa saya rajin datang lebih awal waktu sekolah :D
BalasHapusTidak apa-apa sih mas berangkat lebih awal agar bisa belajar dari teman lebih dulu. Yang penting kan ada niat belajar.😄
Hapusniat ada tapi otak tak sanggup aku menyadari itu hehehe
Hapusdibuat mikir hati tak tenang
HapusHaahaaa murid suueee nggak sekalian suruh sih Jaey Nyabu...😂😂😂
BalasHapusMasalah Sein itu karena jaringan Erorr!!....Karena Template baru..😂😂😂🏃🏃🏃
Kalo nyabu mah tiap hari jaey makan kang, nyarapan bubur.🤣
HapusTemplate memang bikin bete, akhirnya ganti saja.😁
Herman memang calon buaya ya, jam pelajaran yang diperhatikan bukan pelajarannya tapi gurunya😂
BalasHapusDuh...aduh...
Si jaey juga, selalu bikin pembaca terkejut dengan pemikirannya yang nyeleneh😂 apa jangan-jangan dia calon penerus albert einstein...🤔
Alhamdulilah si ahmad yang polos belum terlibat skandal yang aneh-aneh.
Katanya gurunya mirip mbak Astria makanya Herman memperhatikan terus mbak.🤭
HapusKayaknya sih kejeniusan jaey menurun dari bapaknya yang merupakan murid Einstein.😄
Si Jaey mirip sama bapaknya, jago 'ngeles' hahahahaha. Bisa-bisanya kepikiran mau bunuh cacing pakai alkohol 😂
BalasHapusBy the way si Agus mana, mas? Nggak masuk sekolah apa beda sekolah sama Jaey dan lainnya? 🤣
Kan lihat kalo di praktek sekolah cacing itu mati pakai alkohol, jadinya kepikiran nya minuman yang mengandung alkohol bisa mengobati cacingan.😁
HapusAgus lagi rehat dulu, capek main katanya.😂
jawaban jaey ada benarnya juga,, kalau anak cacingan coba kasih bir aja hahaha..
BalasHapusIde yang jenius ya bang barra, anaknya siapa dulu si Jaey ini.😄
HapusWkwk si Herman, murid lain perhatikan pelajaran, dia malah perhatikan bu guru, klo ga slh si Herman ini jg anak Satrio tapi anak kandung atau tiri saya kurang tau, hihi..
BalasHapusWow, jadi Herman itu anak Satrio cuma beda ibu lain bapaknya ya? 😱
Hapushehehe...
BalasHapuslumayan menghibur ceritanya....ada sarkasmenya
Alhamdulillah kalo terhibur kang.😄
HapusAhahahahah...lebih percaya sen motor dong :D Ini nih emak2 di jalanan suka kasih sen salah apa gimana ya? Kalau aku sih ga gitu loh ya. Yang ada aku berantem sama ibu2 yg model si bapak itu wkwkwkwkwkwk.
BalasHapusLho, masa mbak Nurul percaya motor daripada orangnya.😱
HapusSelalu senyum2 kalo baca cerpen mas Agus. Tumben yang ini gak horor mas hehe.
BalasHapusSoal tas ditemukan ada kejadian mirip tuh waktu saya SMA. Temen yang mau bolos ngelempar tasnya ke luar tembok. Ternyata di luar tembok lagi ada kepsek mau ngecek perluasan sekolah wkwkw
~Bang Day
Wkwkwk, itu muridnya yang mau bolos disuruh push up sama keliling lapangan ngga bang? 😂
HapusBentar lagi rilis cerita horor bang.😄
Si Jaey pintar kalau cacingan harus banyak minim bir biar mati cacingnya😅
BalasHapusSatria lampu sen nya kanan yang nyala tapi malah belok kiri.. mungkin Satria lagi banyak pikiran nggak fokus. wkwkwk😂
Bapaknya siapa dulu makanya Jaey pintar mbak.😄
HapusMungkin buru buru ke pasar takut tukang jengkol langganan nya udah pulang.
Atau mungkin satria itu emak-emak, mas. Denger-denger emak-emak juga suka sen kanan belok kiri.😂
HapusEh mungkin juga ya satria itu emak emak, nama lengkapnya Satriani.😄
HapusJadi rindu sekolah ini hehehe, sering kejadian seperti cerita yang pertama, maunya guru tujuan jawaban ke A ternyata jawaban siswanya ke B, C, D, E dan seterusnya ... Jalan-jalan dulu mungkin ya, hahaha.
BalasHapusIya ya Bu guru, kadang gurunya memberikan pelajaran maksudnya ini, tahuny muridnya menangkap nya lain.😄
HapusSein kanan beloknya kiri itu cocoknya emak-emak yang selalu benar.
BalasHapusThe power of emak emak ya mbak elin.😄
HapusKira-kira ortunya Jaey dulu ngidam apaan ya, kok anaknya bisa pinter kayak gitu 🤔 ?
BalasHapusMungkin bapaknya ngidam pentol kali ya. Makanya anaknya jenius seperti Einstein.😄
HapusBapaknya kan udah punya pentol bawaan, lah kok masih pengin pentol juga 😃
HapusKalo itu pentol khusus untuk bininya kang, pentol spesial.😂
HapusWaduhh, kalo bapak-bapak aja bisa salah sein, gimana emak-emak ya, tambah parah kali hehe.
BalasHapusMungkin selama ini istrinya Satria diam-diam jengkel dikataian salah sein mulu sama suaminya, jadi balas dendam deh itu sein disetting hanya bisa nyala kanan hihi.
Kalo emak emak malahan udah lihai mbak, lebih lihai dari bang satria dong.😁
HapusMakasih Mas, udah mampir blogku.
BalasHapusNgakak abis sih baca postingannya, lol.
Sama sama mbak Una, semoga bisa menghibur.😊
HapusWaah makin banyak iklannya nih 😄 udh sy klik tuh bbrpa... Dasar si Jaey... Kebanyakan bengong tuh, cacingan aja bisa mati klo bnyk mnm alkohol 😁, lucu" mnghibur
BalasHapusNgga tahu kenapa, padahal iklan otomatis udah dimatikan tapi tetap nongol saja mbak.😂
HapusAlhamdulillah, mas. Aku malah masih ditolak-tolak sama google adsense.😭
HapusCoba saja terus mbak, aku juga ditolak sampai lima kali, lebih parah dari pada ditolak cewek. Tapi setelah tanya kang satria apa saja yang diperlukan akhirnya bisa diterima.😄
HapusSempat agak bingung lalu baru ngeh kalau ini dua cerita dalam satu postingan wkwkwk
BalasHapusDipisah aja mass
Lucu banget sih itu kalau mau bunuh cacing dalam perut mesti banyak minum alkohol kwkwwkkw
Jenius nggak ketolong
Kalo dipisah nanti ceritanya terlalu pendek bang Aul.
HapusBegitulah, Jaey memang jenius.😄
Hahahaha, saya percaya sama sein motor.
BalasHapusBetul betul, kalau kita cacingan, minum alkohol aja ya biar cacingnya mati.😁
Nah, mbak Pipit juga setuju kan kalo cacingan bisa minum bir biar sembuh.😄
HapusHatinya ngiri sama siapa, mas?
BalasHapusNgiri sama sampean kali mas Kal El, soalnya bisa santuy.😄
HapusKayaknya skill ngeles Jaey nurun dari bapaknya deh, Mas. Hahahaha...
BalasHapusWkwkwk, si cacing masih dibahas lagi ya ...
BalasHapusPanjangin lagi dong Mas, ceritanya. Tapi dalam satu cerita aja. Hihihi ini blog ada tombol follownya gak sih? Ucul banget temanya!
BalasHapuswakakakakakakaka,, tengkiu Massss....
BalasHapusMau niru jawabannya ah, kalau pas nggak bisa liat lampu sein trus salah belok, trus kena marah.
Saya pernah soalnya, meskipun selalu hati-hati dengan lampu dan segala macam rambu di jalan, ternyata setelah anak-anak mulai gede, saya mulai lebih kesulitan membonceng mereka.
Salah satunya kepalanya menghalangi saya melihat indikator lampu sein, alhasil, ya pernah saya lupa matikan sein kiri padahal saya lurus, lalu seorang bapak-bapak marah dan memotong ke kiri.
Padahal ya saya benar-benar nggak sengaja, karena nggak terlihat indikatornya.
Lagiaaann, si bapak kok ya lebih percaya sein ketimbang saya *eh :D
hahahha kalau udah musuhan sama lampu sein susahhh, apalagi kalau ketemu emak emak, lah ini bapak bapak juga nggak mau kalah
BalasHapusapalagi di desa pinggiran kotaku sini, warga seenak dia aja nyebrangnya, padahal termasuk jalan gede, kalo naik mobil apa nggak dikit dikit jantungan :D
jaey ini mah pinternya kelewatan :D, kudu rajin minum bir dari sejak dini, kalau gitu sih aku juga mau #ehh
ini judulnya click bait banget ya Mas, hahaha
BalasHapuskirain isinya bakal tentang cinta2an ternyata jebul isine kocak bin ajaib.
tapi pinter juga sih si Jaey menyimpulkan kalau cacingan harus minum bir yang banyak. biasalah anak SD kan masih sering cacingan wkwkwk