Teror gaib pada masa KKN
Daftar Isi
Sebagai mahasiswa tingkat akhir di sebuah kampus, Agus dan teman teman seangkatan mendapat tugas KKN dari kampus di sebuah desa selama dua bulan. Agus dan beberapa temannya datang di desa tersebut sehabis Maghrib.
Mereka tinggal di sebuah rumah kosong yang ada di ujung desa. Ketua kelompok adalah Satria yang berwibawa, selain itu ada Jaenudin yang suka bercanda, Ahmad yang agak minder, Herman jagoan kampus yang jago beladiri (bisa dibilang preman juga), dan Dahlan serta Agus sendiri yang ikut KKN agar bisa lulus kuliah. Dua nama terakhir tak ada sesuatu yang istimewa.
Rumah kosong itu sendiri sebenarnya cukup terawat dan juga bersih. Letaknya juga tidak jauh dari jalan desa. Begitu sampai maka Satria yang membawa kunci dari kepala desa langsung hendak masuk ke dalam. Tapi sial, sudah mencoba beberapa kali tapi belum terbuka juga.
"Kuncinya tidak salah kan kang?" Tanya Dahlan pada ketua kelompok.
"Ngga." Jawab Satria." Memang sejak awal juga kuncinya agak seret. Sebelumnya aku sudah minta pak lurah untuk membetulkannya. Kukira sudah, eh ternyata belum."
"Mungkin kang Satria perlu bawa kunci Inggris, biar bisa buka semua pintu." Seloroh Jaey. Tak ada yang tersenyum apalagi tertawa mendengar gurauan Jaenudin yang garing seperti kanebo kering.
Herman yang sudah tidak sabaran akhirnya langsung mendobrak pintu keras keras hingga akhirnya terbuka. Selain jago beladiri ternyata ia juga jago membobol pintu, luar biasa.
Setelah beres beres sebentar mereka lalu mulai memilih kamar. Rumah itu sendiri cukup besar dan memiliki empat kamar serta dapur, sedangkan untuk kamar mandi dan WC ada di belakang rumah dekat pohon bambu yang rimbun. Agus sekamar berdua dengan Jaey, Satria dengan Ahmad, adapun Dahlan tentu saja dengan preman kampus Herman. Kami tidur di dipan kayu yang sudah cukup tua tapi masih kokoh, lumayan dari pada gelar tikar.
Tak ada gangguan apapun malam itu, semua tidur dengan nyenyak. Esok paginya mereka lalu mulai membuat jadwal kegiatan.
Kegiatan KKN mereka cukup lancar. Baik kepala desa maupun warga sekitar senang dengan kedatangan mereka yang ingin berbakti pada masyarakat. Kadang warga kampung juga mengundang mereka jika ada kegiatan. Pokoknya hubungan mereka dengan penduduk setempat tidak ada masalah.
Masalahnya justru ada di rumah yang mereka tempati. Horor dimulai seminggu setelah mereka menginap di rumah tersebut.
Dimulai dari Ahmad. Ia mengeluh kalo ke belakang mau buang air pada malam hari melihat penampakan pocong. Kadang di pohon bambu, kadang juga nongol di belakang bangunan wc.
"Mungkin ia ingin ngintip kamu kali Mad." Canda Jaey. Kami semua tertawa mendengar gurauan itu, hanya Ahmad yang cemberut.
Tapi Jaenudin kena karmanya juga. Suatu malam sehabis isya maka ia bermain gitar di beranda rumah. Ia memang pandai bermain alat musik itu, suaranya juga lumayan bagus mirip dengan Rhoma Irama. Ia sedang menyanyikan lagu bahtera cinta, mungkin rindu dengan pacarnya Ani yang ada di kota.
Beredar sang bumi mengitari matahari
Merangkaikan waktu tahun tahun berlalu
Namun cintaku tak pernah berubah
Masa demi masa
Kita berdua tak pernah berpisah
Baut dalam cinta
Jaey sedang asyik asyik bernyanyi ketika melihat Agus lewat didepannya. Ia pun menyapanya tapi temannya itu acuh saja bahkan keluar rumah menuju jalan raya begitu saja. Tentu saja Jaenudin jadi jengkel.
"Woi, sombong amat lu Gus."
"Ada apa sih jaey?" Tegur Satria yang melihat sahabatnya itu ngomel-ngomel di beranda rumah. Jaenudin lalu menjelaskannya.
"Kamu melamun apa ngelantur sih. Itu Agus lagi makan bareng sama yang lain kok." Jelas Satria sambil menunjuk kedalam rumah. Tampak Agus bersama Ahmad, Dahlan, dan Herman sedang makan di meja. Jaey tentu terkejut bukan main. Ia lalu bersumpah bahwa tadi melihat Agus lewat didepannya.
Melihat ada ribut ribut didepan maka mereka berempat yang sedang makan pun kedepan. Jaenudin lalu menjelaskan duduk perkaranya. Tentu saja kami semua merinding mendengarnya.
"Kamu ngga bercanda kan Jaey?" Tanya Agus yang memang tahu sahabatnya itu suka bergurau. Tentu saja ia membantah dengan keras, dan sejak itu mereka mulai was-was, hanya Herman yang masih tenang-tenang saja, mungkin karena ia punya ilmu karate yang mumpuni hingga tak takut pada hantu. Kalem, kalo ada apa-apa bilang saja padaku, nanti akan kuhajar, begitu katanya.
Tapi sehari setelahnya ia malah yang trauma. Jadi ceritanya tengah malam ia bangun tidur lalu kencing ke belakang. Dibelakang sih tidak ada kejadian apa-apa, tapi saat ia hendak tidur lagi ia mencium bau tak enak sehingga perutnya agak mual. Ia segera mengendus asal baunya dan ternyata berasal dari badan Dahlan disebelahnya. Segera saja ia bangun dan mendorong temannya itu.
"Woi, bau amat kamu Alan. Memang kamu tadi sore ngga mandi apa." Teriaknya sambil menutup hidung. Waktu ia bangun, dilihatnya Dahlan sedang tidur di lantai. Terus siapa yang ada disebelahnya di tempat tidur ini, batinnya.
Ia segera membalikkan tubuhnya dan betapa terkejutnya karena itu adalah sesosok wanita dengan muka rusak seperti Kuntilanak. Makhluk halus itu tiba-tiba bangun dan tertawa nyaring. Herman tentu saja kaget dan langsung pingsan. Ia baru bangun ketika Dahlan keesokan harinya membangunkannya. Sejak itu ia tidak pernah gegabah lagi.
"Kami ingin tahu, kenapa kami di ganggu pak kyai?" Begitu kata Satria pada kyai Bajuri di depannya. seorang ulama sepuh di kampung tempat mereka melakukan kegiatan KKN. Satria sengaja mengunjungi karena sudah merasa risau dengan gangguan yang dialami oleh teman-temannya walaupun ia sendiri belum mengalami, tapi sebagai ketua kelompok ia harus peka bukan.
Kyai Bajuri tampak terdiam. Ia lalu minta izin kedalam sebentar. Sepuluh menit kemudian ia keluar lalu menjelaskan. Menurut penuturannya, mereka diganggu karena sejak awal tidak permisi saat masuk rumah tersebut. Tapi yang paling membuat penunggunya marah adalah karena pintu rumahnya didobrak secara paksa. Satria tentu saja minta maaf karena tidak tahu dan juga minta petunjuk bagaimana caranya agar tidak diganggu.
Atas saran sang kyai mereka lalu disuruh membaca surat Yasin dan surat surat lainnya. Semuanya harus dibaca di keempat pojok rumah setiap hari. Dengan terpaksa karena sudah lelah dengan semua gangguan itu maka sehabis pulang dari kegiatan di desa mereka lalu membacanya.
Alhamdulillah setelah dibacakan surat surat dari Alquran itu gangguan mereda. Mereka kini bisa beristirahat dengan tenang di rumah itu. Paling kalo malam hari hendak ke belakang saja Agus minta diantar, soalnya ia pernah mendengar suara kuntilanak, bukan pocong seperti Ahmad dulu. Sepertinya semuanya akan lancar sampai selesai KKN.
Tapi kegiatan KKN yang melelahkan kadang bikin kami lupa untuk membaca surat surat tersebut. Suatu hari karena banyak kegiatan sehari penuh maka kami lupa. Saat itu sedang sholat Maghrib berjamaah dengan Satria menjadi imamnya. Saat tiba di rakaat kedua, tiba tiba Satria berteriak keras." Asu, bangsaaat "
Sehabis berkata begitu, ia tiba-tiba pingsan. Tentu saja kami jadi kaget dan sholatnya pun bubar. Satria kami gotong ke ruang tengah dan kami pun berusaha menyadarkannya. Setelah siuman maka kamipun bertanya kenapa ia begitu. Tapi anehnya satria tidak ingat apa-apa, yang ia ingat hanya tidur sehabis sholat.
Setelah kejadian itu suasana malah lebih seram. Malam harinya sehabis makan maka Agus bermain hape di dalam ruangan bersama Ahmad. Ia juga sedang bermain game mobile legends, mungkin untuk meredakan pikiran yang jujur saja membuat kami agak stres akibat kejadian barusan. Saat sedang melihat status Facebook nya tiba tiba hapenya berbunyi, ada panggilan masuk.
Anehnya telepon itu dari Ahmad, padahal ia berada di sebelahnya persis sedang main game. Agus segera mencoleknya dan menyuruhnya melihat layar hapenya. Ia tentu saja kaget. Kami berpandangan dan memutuskan untuk mengangkat panggilan tersebut.
Hi..hi..hi.. hanya suara kuntilanak yang terdengar, padahal mereka mengira ada teman Ahmad yang iseng. Agus tentu saja segera menutup telepon tersebut lalu mematikan hapenya. Mereka tidur ketakutan malam itu.
Ternyata bukan cuma kami berdua, Dahlan juga mengalami ketindihan tapi yang paling apes adalah Jaenudin. Ia bangun tengah malam karena mimpi tak enak. Dilihatnya Agus ada disebelahnya, begitu juga Ahmad. Ia lega lalu hendak melanjutkan tidurnya lagi dengan memeluk bantal guling disebelahnya.
Saat memeluk itulah, ia baru ingat kalo tak pernah ada bantal guling seperti itu dikamarnya. Guling tersebut tiba-tiba berputar sendiri menghadapnya dan jantung Jaey rasanya mau copot karena ternyata itu adalah setan pocong. Dua makhluk beda alam itu saling bertatapan dan tiba tiba mata kirinya tahu-tahu copot dan menggelantung di pipinya. Jaenudin langsung kejang dan pingsan tak sadarkan diri.
Esok harinya kami bertiga (Agus, Jaenudin dan Ahmad) memutuskan untuk hengkang dari rumah horor tersebut dari pada mati ketakutan. Herman yang biasanya pemberani pun setuju dan berniat ikut pulang. Hanya Satria dan Dahlan saja yang bimbang. Akhirnya Satria sebagai ketua kelompok memutuskan siang itu akan ke kyai Bajuri untuk meminta bantuan. Jika ternyata setelah meminta bantuannya gangguan makhluk halus itu masih ada, maka ia akan memutuskan semuanya harus pulang dan tidak melanjutkan KKN demi keselamatan anggotanya.
Siang itu Kyai Bajuri datang juga. Ia lalu menjelaskan bahwa rumah itu dulunya sebenarnya adalah tanah yang sudah angker tapi sudah berhasil dinetralisir makanya bisa dibangun rumah, cuma memang penghuninya kadang masih jahil terutama jika ada yang kurang ajar seperti mendobrak pintu atau berbuat yang tidak patut seperti pacaran apalagi berzina. Semua hanya diam saja mendengarkan.
Setelah memberikan wejangan, ulama yang juga sesepuh kampung itu lantas mengitari seluruh rumah dengan membaca doa. Halaman belakang juga ikut ia bacakan doa.
Alhamdulillah, sejak dibacakan doa oleh kyai sepuh itu keadaan aman tentram. Tak ada penampakan atau gangguan apapun. Takjub juga mereka dengan keampuhan doanya.
Ah dasar Satria sue, kenapa tidak dari awal bawa kyai Bajuri ke rumah sih.
TAMAT
Nggak ada drama bukun, Pakpoc, dll.
Betul kan....😁
hantu zaman sekarang canggih2 yak bisa tlpnan segala, wkwkw
Kok terakhirnya ada kata Suueee...🙄🙄
Massa jagoan pingsan...Kaya gw dong habis sholat ingatnya langsung tidur..😂😂😂
Mungkin setannya ingin didobrak juga kali dengan kejantanan Herman...😂😂😂
Duuuh kalo aku KKN dpt pengalaman gitu, mnding baliiuk dah. Stress gila digangguin rutin begitu :D. Amit2 jabang bayi, jgn sampe ngerasaaaain :D
Itu waktu Satrio sholat diganggu hantu, dia diapain hantu sampai mengumpat2 begitu, di jewer hantu ya, hihi
Dasar satria yah emnk.. Bukannya bawa kyai pas awal-awal malah belakangan.. Tapi kalau awal-awal mana ada cerita horror tidur breng kuntilanak atau tidur sambil meluk pocong.. hahah
Betewe, rendah hati beut pas bagian 2 nama tokoh terakhir ga ada sesuatu yang istimewa hahhahah
Btw dahlan dipanggilnya Alan? Keren juga ya
Dahlan dan satria ini kembar kali ya hahahhaha (aslinya satu orangnya hahha klo di dunia nyata)
Masing2 tidurnya berdua berdua
Kenapa ga jadi satu aja di ruang tengah biar kumpul tumplek bleg gitu kasurnya taruh lantai, jadi kalau ada medinya liwat bisa saling pasang badan
Jadi ingat cerita viral tahun lalu yang sempet menggegerkan dunia maya yaitu kkn desa penari, bedanya di sini penetralisirnya kyai Bajuri, perasaan kyai bajuri kemaren juga disebut di cerpen yang dipikir dihadang genderuwo di hutan tapi ternyata truk, wkwkw
Anak-anak zaman now itu memang kebanyakan udah lupa basic kesopanan yang diajarin orang tuanya.
Nggak usah jauh-jauh, di rumah sendiri aja masuk kudu salam, buka pintu dengan baik.
Etdaaahh bahkan di rumah kosong, mau masuk pakai acara didobrak hahaha.
Dan btw, memang ngaji apalagi yasin itu bagus banget, bukan hanya mengusir hantu, juga bikin adem dan tentram.
Saya waktu hamil di tas 7 bulan tuh nggak absen baca yasin, Alhamdulillah tentram dan sehat sampai lahiran.
Demikian juga pas ada masalah, setelah saya pikir-pikir karena saya jarang ngaji lagi hahahaha.
Setelah rutin baca yasin, Alhamdulillah hati tentram, kuncinya memang bukan di maslaahnya, tapi bagaimana hati kita menyikapinya.
bentar, ini kenapa saya malah ceramah yak? hahahaha
.
Tapi serem juga sih ya pas meluk guling terus tiba tiba melek ternyata si anu disebelahnya, udah macam film horror kali. Ehh bukan ding, kisah horror ori mah yaa..
.
Btw ceritanya seseram KKN desa penari yang dulu sempat viral. Hehehe
Untung ada Kyai Bajuri yang bantu mendoakan, syukurlah. Pesannya, kita kalau berada di tempat asing (bukan wilayah kita) harus sopan dan menjaga kelakuan/kata-kata. Jangan seenaknya sendiri, apalagi sampai dobrak pintu, iya kan hehe.
Bedanya saat itu kami ngga KKN tapi Ospek.
Kisah ini real atau fiksi sih mas?.
Acara ospek kami di gedung lama bekas suatu instansi dan dibeli kampusku buat tempat kuliah baru di Pondok Cabe.
Angkatan kami angkatan pertama yang akan ospek dan menggunakan gedung tersebut buat kegiatan kuliah.
Malam ospek menjelang maghrib kesurupan massal terjadi dan sebagian dari kami lihat langsung penampakan hantu.
Listrik mati pula.
Pokoknya kacau balau saat itu.
ngeri juga ya makanya jangan aneh aneh kalau KKn hihi
Aku mah anti bgt nih gini ginian
Soalnya pasti nanti jadi sering kepikiran
Paranoid bgt huhuu
udah subrek blognya mang
teror tiap hari begini kayaknya juga nggak bakalan tenang.
untung dulu waktu KKN tidurnya masih serumah sama kepala desa hahaha
malem2 begini, sendirian pula huhuuu
horornya sampai menusuk ke sanubari.. untung aku baca nya pas lagi rame, gak sendirian.. huhu..
Memang sue ya itu si Satria hahaha.🤦🏻♀️