Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teman makan teman


Pernah aku melihat kau dengan pacarku 
Tapi tak curiga ku kira berteman saja 
Setelah aku tahu kau kencan dengannya
Ku tak mau lagi terus berteman denganmu 

Teman makan teman 
Untung ketauan
Ga punya pikiran 
Teman jadi selingkuhan 
Teman makan teman 
Ga tau aturan 
Gak punya perasaan
Benar benar keterlaluan

Budi mengangkat hapenya ketika nada dering lagu Teman makan teman dari Lolita berbunyi. Ternyata yang menelpon adalah Iwan, teman satu pabriknya.

Iwan adalah teman akrab dari Budi karena kini mereka bekerja bersama di perusahaan PT Kirana Plastik milik Satria. Mereka jadi akrab karena sama-sama masuk pada hari yang sama. Iwan sudah sering keluar masuk pabrik sedangkan Budi baru lulus kuliah. Berkat arahan Iwan itulah maka Budi lulus interview dan diterima kerja di pabrik Kirana Plastik.

Mereka awalnya kerja di bagian yang sama yaitu packing, sebuah unit yang khusus mengepak plastik agar sesuai pesanan. Budi yang memang baru lulus kuliah tidak terlalu paham masalah kerja. Ia bekerja giat, bukan cuma bagiannya sendiri, tapi juga kadang bagian Iwan, karena dia kadang malah pergi ke unit lain dan membantu pekerjaan kepala staf.

Walaupun kerepotan, tapi Budi tetap mengerjakan nya. Toh, tanpa bantuan Iwan, dia belum tentu bisa lulus interview dan diterima kerja, apalagi Iwan kadang memberikan tip buat dia, entah kopi atau gorengan saat makan siang.

"Ada apa Wan?" Seru Budi sambil mengangkat telepon.

"Kesini dong Bud, aku punya kabar gembira nih."

"Oh ya, kabar gembira apa nih? Kau menang togel atau menemukan koper?"

"Huss, sembarangan. Udah kesini saja. Kamu tahu Kafe kopi depan jalan Sudirman kan?"

10 menit kemudian Budi sudah sampai di kafe kopi. Ternyata Iwan baru dipanggil ke kantor dan dia diangkat sebagai staf kantor karena kinerjanya bagus. Tentu saja Budi ikut gembira, siapa tahu dengan temannya menjadi staf kantor ia akan ikut kecipratan rejeki, sering dikasih lembur misalnya. Iwan pun mentraktir Budi apa saja yang ia suka, sebagai tanda terima kasih karena sering membantunya katanya. Budi pun akhirnya tidak sungkan lagi, ia memesan apa saja yang ia suka, hitung-hitung sebagai pelampiasan karena sering ditinggal Iwan kalo kerja.

Bunyi dering telepon menghentikan Budi yang sedang makan kue. Ia segera mengangkat, ternyata yang menelpon adalah Nisa pacarnya.

"Halo sayang, ada apa?"

"Kamu dimana, bukannya kemarin kamu janji akan ngajak aku makan"

Budi segera menepuk jidatnya." Maaf aku lupa." Budi pun lantas segera menerangkan kalo ia ada janji makan-makan dengan kekasihnya.

" Udah bawa saja pacarmu kesini. Biar nanti aku yang bayar." Kata Iwan.

"Beneran nih?"

Iwan mengangguk. 30 menit kemudian Nisa datang dengan naik motor Vario miliknya. Budi pun memperkenalkan ia pada Iwan yang tampak terpesona oleh kecantikan Nisa yang memang berkulit putih berseri karena sering memakai Wardah.

Budi pun lantas memberi tahu kalo temannya ini baru saja diangkat jadi staf. Nisa pun turut memberikan selamat.

* * *

"Bodoh kamu Bud, Iwan bisa jadi staf itu karena dia pandai menjilat pada atasan." Kata Rizki, teman satu bagian denganku di packing plastik ketika Budi cerita tentang pengangkatan Iwan sebagai staf.

"Ah, masa sih." Jawab Budi sambil minum es teh manis. Saat ini ia sedang makan siang di warteg Agus di sebelah pabrik.

"Dia itu sering ninggalin pekerjaan nya, sementara dia sendiri sibuk bantu pak Rudi, kepala staf. Apa itu bukan namanya menjilat." Seru Rizki menggebu-gebu. Budi maklum kenapa Rizki sepertinya iri, maklum dia sudah 5 tahun bekerja tapi masih jadi karyawan biasa, sedangkan Iwan yang baru setahun sudah jadi staf.

"Eh kamu tahu tidak, Minggu lalu waktu ada rekomendasi pengangkatan staf, sebenarnya pak Jamal dan pak Nana merekomendasikan namamu  untuk jadi staf, karena pak Jamal dan pak Nana itu sudah tahu kinerjamu. Tapi pak Rudi malah mengajukan nama Iwan dan kamu tahu kan kalo pak Rudi itu adiknya pak Satria, pemilik perusahaan ini, akhirnya Iwan yang jadi staf."

"Ah, masa sih?" Budi tak percaya.

"Eh kamu kok tak percaya. Kata pak Nana, nama kamu tuh dijelek-jelekkan oleh pak Rudi, kamu malas lah, suka telat datang kerja dan lainnya. Siapa lagi yang bilang ke pak Rudi kalo bukan karena hasutan Iwan." Rizki makin mengompori. Budi makin pusing dibuatnya karena makin lama makin panas saja omongannya dan akhirnya ia tinggalkan temannya karena bel tanda masuk kerja sudah berbunyi.

* *  *

Sambil tiduran di kontrakan, Budi coba menimbang-nimbang ucapan Rizki tadi siang. Kalo dipikir-pikir, memang sebagian ucapan temannya itu betul. Iwan sekarang agak berubah, ia tidak seakrab dulu. Mungkin karena sekarang banyak pekerjaan di kantor jadinya tidak banyak waktu bercengkrama dengannya seperti dulu, pikirnya. Lagi pula jam pulangnya juga beda, ia jam 4 sore sedangkan Iwan jam 5, jadinya mereka jarang ketemu.

Ah, dari pada pusing mendingan aku jalan-jalan sama Nisa. Budi pun lantas mengambil hapenya lantas menelpon.

"Maaf mas Budi, sekarang aku lagi pengin di rumah saja." Jawab Nisa ketika Budi mengajaknya untuk melihat pantai.

"Lho kok gitu sayang. Bukannya kamu biasanya suka jalan-jalan. Minggu kemarin kamu juga menolak."

"Aduh mas, aku lagi bete pengin di rumah saja." Lantas tanpa menunggu jawaban Budi, Nisa langsung memutuskan telepon.

Budi hanya bisa mengelus dadanya saja, sabar!!!

* * *

Budi menstarter motor Honda beat miliknya lantas segera keluar dari mesin ATM. Ia baru gajian dan berniat mengajak Nisa untuk nonton film di bioskop. Kali ini sepertinya ia tidak akan menolak seperti yang sudah-sudah. Budi akan mengajaknya untuk menonton film Dilan terbaru yang memang sudah ditunggu-tunggu olehnya.

"Maaf mas, aku lagi ngga enak badan." Begitu Nisa menjawab ketika dia ditelpon.

"Sayang, apa kamu lagi sakit. Aku antar ke dokter ya." Budi tentu saja kalut ketika tahu kekasihnya sakit.

"Udah ngga apa-apa kok. Kalo aku tiduran nanti juga baik."

"Tapi kok suaranya seperti ramai sekali, lagi banyak teman yang jenguk ya?" Seru Budi ketika mendengar beberapa suara di smartphone nya.

"Udahlah mas Budi, aku capek ingin istirahat, jangan ganggu aku lagi ya." Nisa ngamek lantas memutuskan telepon.

Sabar!!!

Akhir-akhir ini kok Nisa sikapnya berubah sekali. 

Akhirnya daripada tiket yang dibelinya mubasir maka ia memutuskan untuk menonton filmnya sendiri. Budi menjalankan motornya ke tengah kota dimana bioskop XXI berada.

Setelah mengambil tiket parkir. Ia menuju tempat parkir. Setelah mengunci motornya agar aman, ia hendak berjalan menuju gedung bioskop. Tapi sebuah motor Honda Vario di sebelahnya menghentikan langkahnya. Motor itu ia kenal baik karena itu adalah milik Nisa, baik dari plat nomernya ataupun dari aksesoris yang ada di kendaraan roda dua itu.

Bukannya Nisa sedang ngga enak badan, kok motornya ada disini batinnya. Sebuah suara yang dikenalnya membuat ia menoleh. Tampak Nisa sedang menelpon dan berjalan ke sebuah tempat. Karena penasaran mengapa ia dibohongi maka Budi memutuskan untuk menguntit. 

Dari arah jalan raya masuk sebuah motor ninja yang juga dikenal Budi karena milik Iwan. Mereka berpelukan, lalu Nisa dengan manja bergelayut di pundak Iwannya menuju gedung bioskop.

Ah, kini terjawab sudah mengapa kini Nisa sikapnya berubah. Dan kau Iwan, tak kusangka kalo ternyata tak lebih dari pada teman makan teman.

Budi merobek tiketnya. Dengan lunglai ia kembali menuju tempat parkir. Sayup-sayup di kejauhan sebuah lagu dari Cita Citata berkumandang.


Sakitnya tuh di sini di dalam hatiku 
Sakitnya tuh di sini melihat kau selingkuh 
Sakitnya tuh di sini pas kena hatiku 
Sakitnya tuh di sini kau menduakan aku

Tamat
Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

93 komentar untuk "Teman makan teman"

  1. Sepiiii....!!! belum ada yang jambak - jambakan rambut nih.... :)

    BalasHapus

  2. Saya sadari dan saya akui bahwa, yang namanya diselingkuhin itu rasanya tak enak, buat makan tak enak, apa - apa tak enak, dan rasa sakit itu tidak akan sembuh dengan cepat butuh proses yang panjang untuk kembali pulihkan rasa sakit hati tersebut. ♥️♥️♥️♥️, Btw? Itu nata nyindir aku lagi,, biarin tar juga kena batunya si nata. 🤭🤭🤭🤭

    BalasHapus
    Balasan

    1. Saat lidah ini tak mampu berkata?" , Dan saat mata ini basah oleh tingkahnya?"". Ternyata, senyumnya hanya untuk si dia wanita lain.


      Sakit ?

      Sakit??


      Saat ku tahu di sela waktu ku, ternyata hatinya sudah terisi, tapi itu bukan aku .


      Saat ku tahu, di sela kejujurannya? Tersimpan kebohongan yang begitu besar.



      Maaf tari titip puisi romantis ini ya , om Agus?

      Hapus
    2. Btw, kenapa kang nata nyindir mbak, apa mbak mantannya ya??

      (Cuma nanya.😁)

      Hapus

    3. Bukan, mantan saya itu namanya jio? Bukan nata, nata memang seperti itu suka nyindir saya semenyak dulu saya pernah suka sama temanya , dan maaf motif puisi romantis ? Om Agus boleh kah?? Puisinya di atas itu baca ya om Agus?

      Hapus
  3. Kasihan amat Si Budi. Jadi bener ya kalau sama teman yang biasa aja, takut ditikung. Saya pernah lho merasakan nggak enaknya punya partner kerja kayak Iwan. Kalau di depan bos wuiihh padahal ga bisa kerja, sok sibuk aja. Udah ah, udah masa lalu. Insyaallah udah ikhlas. Hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ikhlaskan saja mbak, insya Allah rejeki tak akan kemana. Memang begitulah sifat manusia, depan bos dia rajin, di belakang dia rajin juga, rajin nyirnyirin kita..😂

      Hapus
  4. Si Budi sama Nisa, ganti pasangan nih si Budi lalu si Desy ke mana apa honornya terlalu tinggi makanya ganti sama Nisa atau si Desy lagi ngambek)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anu bos, honor cerpen kemarin belum dibayar makanya stop dulu pakai nama Desy.😂

      Hapus

    2. Tar, buat lagi cerpen atau puisi yang romantis om Agus biar yang baca meleleh , namanya di ganti.

      Hapus
    3. Oh pantesan tapi bacanya jadi gimana gitu dan kayaknya lebih pas Budi sama Desy dah

      Hapus

    4. Kayanya lebih pas atas saya yang deketin Budi..😂😂😂😂🏃🏃🏃🏃

      Hapus

    5. Lah? Atasnya om satria itu om Hermansyah, masa laki sama laki, mimpi kali om satria ini??🤦🤦🤦

      Hapus
    6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    7. Siapa itu Hermansyah, apa tokoh cerpen juga?

      Hapus
    8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    9. Ada apa sih ini rame-rame? Mau beol jadi ngga keluar ² nih...😑

      Hapus
    10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    11. Kok tanya satria, yang bilang Hermansyah kan situ?

      Hapus
    12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    14. Mana saya tau kalau mereka punya grup FB, memangnya Hermansyah itu siapa?

      Hapus
    15. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    16. Siapa juga yang ngebentak..
      Kok situ bisa menyangka saya ini Hermansyah adakah buktinya kalau saya ini Hermansyah?

      Hapus

  5. Yaa jangan salahkan si iwan tapi salahkan Hermansyah.....Eehhh salah Niisaaaa...😂😂😂


    Tanya sama Nisa cinta Budi apa cinta dompetnya....Kalau Cinta dompetnya nggak apa2 pacaran sama Iwan ....Minta duitnya sama Budi..😂😂😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mendingan sama satria aja, punya pabrik Kirana plastik biarpun rongdonya dimana-mana yang penting duitnya banyak..😀😀😀

      Hapus
  6. semoga saja kita semua tidak merasakan apa yang di alami budi, amin :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, semoga saja ngga terjadi ya. Kalo pun terjadi, cari yang lain lagi.😀

      Hapus
  7. kok ga dicertain jg mas bar bar warga +62 ny? hjehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngga kang, biar kang satria aja yang ceritain.😁

      Hapus
  8. Satu minggu ada kali ya aku gak BW-BW eh ganti theme, cakep ini sekarang kesannya ga gelap, hahaha

    tapi, kisah cinta Budi yang gelap gulita. Kasihan banget si, Budi.
    Udah wes...move on aja. Ga usah sedih, daripada ketahuan Nisa jalan sama Iwan setelah kalian nikah. Trus napa namanya Iwan, ya? Nama suamiku, woooii!

    BalasHapus
    Balasan

    1. Haayooo luh Gus tanggung jawab woooiiii...Jangan ngumpet di WC aja luh...🤯🤯🤯

      Hapus
    2. Waduh, jadi nama suaminya mbak hanila Iwan ya. Maaf mbak ngga tau..🙏

      Hapus
    3. Anu, Mas Agus. Di akhir ceritanya ditambahkan: "ini hanya cerita fiksi belaka. Apabila ada kesamaan nama hanya kebetulan saja." 😂😂😂

      Hapus
    4. Tambahan yang bagus,

      Ini hanyalah cerpen belaka, jika ada kesamaan nama ataupun peristiwa maka mungkin bukan Kebetulan belaka.

      Gitu ya...😂

      Hapus
  9. Teman makan teman,,, minumnya apa ya? Es Cendol Peluruh Benci atau apa ni?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apapun makanannya, minumnya teh botol Sosro kang.😁

      Hapus
  10. Theme yang ini lebih bagus lagi mas dari yang kemarin baru diganti :))
    Yang ini putih berseri seperti habis dicocol Wardah hehehehehe.

    By the way, di setiap perusahaan pasti ada tuh orang-orang macam Iwan ~ better kalau ketemu orang seperti itu, nggak perlu berteman dekat. Cukup tau sama tau saja :))) soalnya orang seperti Iwan bisa melakukan segala cara, termasuk 'nyinyir' di belakang hehehe. Ohya, untuk mas Budi, diikhlaskan saja, semoga dapat pengganti yang lebih baik :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, cuma iseng nulis Wardah kok jadi keterusan ya.🤣

      Iya mbak Eno, tipe orang seperti ini emang ada sih, cukup kenal saja ya, ngga usah terlalu dekat. Asli emang ada disini juga.😂

      Hapus
  11. Wah... semua karena Wardah hahahahaha....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi Wardah yang disalahkan ya kang...🤣🤣🤣

      Hapus

  12. Theme blognya simpel, dan enak aja buat bacanya, maaf yang kemarin itu siapa om Agus ? Terima kasih, assallammualaikum,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh mas Kal El, dia itu dari planet krypton. Kerjanya itu jadi wartawan dan pakai kacamata, tapi kalo ada kejahatan, dia akan berubah menjadi pahlawan penumpas kejombloan, eh kejahatan...😁

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Tuh kan, belum sempat dibaca udah dihapus..🤣

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus

    5. Bar bar + 62 aku sudah dengar itu, di motif FB-nya om satria entah yang dimaksud siapa saya juga tidak tahu , tapi saya penasaran siapa itu siapa, motif di buat tgl 17 Januari 2018.

      Hapus
  13. Budi yang sabar aja ya, masih banyak cewek lain yang mau. Semangat..😃

    BalasHapus
    Balasan
    1. Budinya belum datang, mungkin masih nangis.😁

      Hapus
  14. ha..ha...🤣🤣 yah ketawa deh saya, sejak baca judulnya saya udah inget sama lagu di atas, eh ternyata ada dipembukaan.
    saya mau berdoa deh buat budi semoga dilapangkan hatinya, dan bisa segera move on dari si nisa. dan semoga mas iwan nggak jadi kanibal lagi, masak teman makan teman, kebangetan kan
    ckckck.... mungkin dia minta ditabok pakai keset ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enak amat kalo pakai keset, gimana kalo pakai parutan kelapa, iya kan Budi.😀

      Hapus
  15. Budi, who is patient, will get better friends and lovers. Keep spirit.😀😁

    BalasHapus
  16. Saya bacanya kok jadi kasihan
    Ada rasa ingin mengelus dada, dada sendiri lo bukan dadanya si nisa
    Makanya kalau punya pacar jangan dikenalin sama temannya
    Akhirnya ya itu, teman makan teman

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, Kalo ngelus dadanya si nisa gimana kang Djangkaru? 😂

      Berarti harus hati-hati ya kalo ngenalin pacar.

      Hapus
    2. Eehh bujug main elas-elus aja anu orang..🤯🤯🤯

      Hapus
    3. Waduh, berarti ngelus anu kang satria saja ya.

      Iya kan, senyum dong gitu kang.😁

      Hapus
  17. Wuuuheeehee..Kejadian kaya gini mah bisa dibilang hampir setiap hari kalau untuk remaja sekarang.

    Kasihan Budi kerja cape...
    Pacaran juga cape ...lha wong direbut teman satu pabrik Iwan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh, emang sampean pernah ngalami ya kang, kok tahu hampir tiap hari? 😂

      Hapus
  18. Wah.. harus hati-hati ngasi wardah ke cewek, ntar dia glowing malah ditikung temen. 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti yang buluk aja ya, begitu kata mbak Roem.😃😁

      Hapus
  19. Jadi si Budi ditikung gegara wardah?
    Kasiannnn ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini kasihan apa ngeledek kang.😂

      Hapus
    2. Mungkin si Budi boleh coba pakai Wardah. Siapa tau ada yang kecantol kecantikannya Budi.😂

      Hapus
    3. Paling yang kecantol kang satria doang.😂

      Hapus
  20. Ternyata lebih enak punya pacar yang buluk ya, mas, biar gak ada yang nikung.😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya ngga juga, enakan punya pacar cakep, manis, dan nurut tapi ngga gampangan.😁

      Hapus
    2. Sebelas-duabelas sama istri ya, mas? Hehehe. Cieeeeee.,😄

      Hapus
    3. Hahaha iyalah, kan mau bareng kita seumur hidup mbak.😃😁😃

      Hapus
  21. Haha PT kirana plastik..

    Haha Bioskop XXI


    😆😆

    BalasHapus
  22. Btw, nggak apa-apa teman makan teman, asal nggak ada adegan berdarah-darah makan kupingnya teman hahahahaha

    Lain kali dikasih obat pahit deh temannya, biar nggak dimakan, kan jarang tuh ada orang yang doyan pahit hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah ini benar-benar, masukan yang inspiratif dan layak dicoba, Mbak Rey. Mudah-mudahan bisa digunakan untuk menangkal para kaum teman yang suka makan teman.😂

      Hapus
    2. Sebenarnya nulis cerpen ini gara gara ada teman (Budi) update status lagu teman makan teman, aku pikir kenapa ngga tulis jadi cerpen aja ya.😁😆

      Hapus
    3. Hahahaha, bisa ajaaa..
      Semua bisa dijadikan bahan nulis cerpen :D

      Btw bener kan, temannya kasih sesuatu yang pahit aja biar nggak dimakan teman hahahaha

      Hapus
    4. Duit kan juga pahit mbak, kalo dikasih duit kayaknya dimakan juga tuh sama teman.😂

      Hapus
    5. Mas Agus pernah makan duit ya? Hehehe.😂

      Hapus
    6. Pernah, waktu kecil dikasih duit sama paman, karena ngga tahu aku makan aja, emak sampai kaget, untung ngga ketelen.😂

      Hapus
  23. Hajar 2-# nya mas :p. Cewenya matre, cowonya uler.

    Tp kalo nemu temen makan temen begini aku bersyukur sih tau di awal pas pacaran. Drpd pas nikah, LBH nyeseeek :D.

    Cuma aku selalu percaya, yg begini ini ga bakal langgeng. Awalnya udh jelek, pasti berakhir jelek

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sih, lebih nyesek lagi kalo udah nikah, tahu tahu selingkuh.😭

      Hapus
  24. Bagian dari hidup…..yang penting Bisa bersabar...
    Mantap artikelnya….

    BalasHapus

  25. Jujur saja, saya hanya ingin punya sahabat yang mampu jadi dunia akhirat dan selalu ada saat saya bahagia maupun sedih.saya bukan bermaksud ingin cari musuh tidak, itu bukan tipe saya om Agus? Kalau karena hal sepele karena cerpen kemarin is oke? Tapi jangan dibawa ke pojok blogger Facebook. Itu saya barusan lihat notif status om satria om Agus bilang tari bawel, endak ? Tari tak bawel kemarin itu cerpenya terlalu haru masak yang di bikin sakit hati tari apa salahku padamu om Agus? Om satria? Om hermansyah? Nata? Jangan segitunya lah. Damai itu lebih indah dibicarakan baik - baik tanpa perlu dimasukin pojok facebook kok apa - apa Facebook masalah kecil hanya karena cerpen gitu aja di bawa ke Facebook terus yang lain baca nyerang tari gitu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf yang nyerang tari itu siapa, aku itu malah ngeledek kang nata.

      Kan aku bilang ' ending nya nata nanti pilih siapa, tari, Tuti apa Satriani', dari itu juga harusnya sih tahu kalo itu cuma guyonan, tapi ntah kenapa aku kalo komentar pasti dianggap brutal, nyerang tari terus pokoknya, padahal itu guyonan.

      Lain misalnya aku komentar, ending nya tari bawa kabur nata, atau suruh nata ceraikan Tuti, nah itu baru ngga bener, tapi aku ngga komen gitukan?

      Sebenarnya aku heran, tari bisa bedakan becanda apa ngga sih, kok kayaknya tegang terus hidupnya? 😲😲😲

      Hapus

    2. Ya, bukan tegang om Agus? Jujur takut kayak yang 2 tahun yang lalu tari benar - benar di bullying karena tari kepincut cintanya mas Hino dan om jio blogger. Di serang di Facebook .

      Hapus
    3. Lagipula itu sebenarnya aku ngecandain kang nata, pilih nata dan satria (ni) deal kan. Nah, mas Hermansyah juga jawab deal.

      Harusnya kan kang nata tuh yang ngambek, tapi dia ngga jawab mungkin tahu karena aku suka becanda, jadi dianggap biasa aja.

      Hapus
  26. Did you hear there is a 12 word sentence you can communicate to your man... that will trigger deep feelings of love and instinctual attractiveness to you deep within his heart?

    That's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's instinct to love, admire and guard you with his entire heart...

    12 Words That Trigger A Man's Desire Response

    This instinct is so hardwired into a man's brain that it will make him try better than ever before to build your relationship stronger.

    Matter of fact, triggering this dominant instinct is so essential to getting the best possible relationship with your man that as soon as you send your man a "Secret Signal"...

    ...You'll immediately notice him expose his heart and soul for you in such a way he haven't experienced before and he will see you as the one and only woman in the universe who has ever truly tempted him.

    BalasHapus
  27. Semoga Budi nggak putus asa...tinggal cari pacar baru ajah..
    sebentar lagi Budi juga bakal jadi staf kok :) hahahaha

    BalasHapus