Teman makan teman
Daftar Isi
Pernah aku melihat kau dengan pacarku
Tapi tak curiga ku kira berteman saja
Setelah aku tahu kau kencan dengannya
Ku tak mau lagi terus berteman denganmu
Teman makan teman
Untung ketauan
Ga punya pikiran
Teman jadi selingkuhan
Teman makan teman
Ga tau aturan
Gak punya perasaan
Benar benar keterlaluan
Budi mengangkat hapenya ketika nada dering lagu Teman makan teman dari Lolita berbunyi. Ternyata yang menelpon adalah Iwan, teman satu pabriknya.
Iwan adalah teman akrab dari Budi karena kini mereka bekerja bersama di perusahaan PT Kirana Plastik milik Satria. Mereka jadi akrab karena sama-sama masuk pada hari yang sama. Iwan sudah sering keluar masuk pabrik sedangkan Budi baru lulus kuliah. Berkat arahan Iwan itulah maka Budi lulus interview dan diterima kerja di pabrik Kirana Plastik.
Mereka awalnya kerja di bagian yang sama yaitu packing, sebuah unit yang khusus mengepak plastik agar sesuai pesanan. Budi yang memang baru lulus kuliah tidak terlalu paham masalah kerja. Ia bekerja giat, bukan cuma bagiannya sendiri, tapi juga kadang bagian Iwan, karena dia kadang malah pergi ke unit lain dan membantu pekerjaan kepala staf.
Walaupun kerepotan, tapi Budi tetap mengerjakan nya. Toh, tanpa bantuan Iwan, dia belum tentu bisa lulus interview dan diterima kerja, apalagi Iwan kadang memberikan tip buat dia, entah kopi atau gorengan saat makan siang.
"Ada apa Wan?" Seru Budi sambil mengangkat telepon.
"Kesini dong Bud, aku punya kabar gembira nih."
"Oh ya, kabar gembira apa nih? Kau menang togel atau menemukan koper?"
"Huss, sembarangan. Udah kesini saja. Kamu tahu Kafe kopi depan jalan Sudirman kan?"
10 menit kemudian Budi sudah sampai di kafe kopi. Ternyata Iwan baru dipanggil ke kantor dan dia diangkat sebagai staf kantor karena kinerjanya bagus. Tentu saja Budi ikut gembira, siapa tahu dengan temannya menjadi staf kantor ia akan ikut kecipratan rejeki, sering dikasih lembur misalnya. Iwan pun mentraktir Budi apa saja yang ia suka, sebagai tanda terima kasih karena sering membantunya katanya. Budi pun akhirnya tidak sungkan lagi, ia memesan apa saja yang ia suka, hitung-hitung sebagai pelampiasan karena sering ditinggal Iwan kalo kerja.
Bunyi dering telepon menghentikan Budi yang sedang makan kue. Ia segera mengangkat, ternyata yang menelpon adalah Nisa pacarnya.
"Halo sayang, ada apa?"
"Kamu dimana, bukannya kemarin kamu janji akan ngajak aku makan"
Budi segera menepuk jidatnya." Maaf aku lupa." Budi pun lantas segera menerangkan kalo ia ada janji makan-makan dengan kekasihnya.
" Udah bawa saja pacarmu kesini. Biar nanti aku yang bayar." Kata Iwan.
"Beneran nih?"
Iwan mengangguk. 30 menit kemudian Nisa datang dengan naik motor Vario miliknya. Budi pun memperkenalkan ia pada Iwan yang tampak terpesona oleh kecantikan Nisa yang memang berkulit putih berseri karena sering memakai Wardah.
Budi pun lantas memberi tahu kalo temannya ini baru saja diangkat jadi staf. Nisa pun turut memberikan selamat.
* * *
"Bodoh kamu Bud, Iwan bisa jadi staf itu karena dia pandai menjilat pada atasan." Kata Rizki, teman satu bagian denganku di packing plastik ketika Budi cerita tentang pengangkatan Iwan sebagai staf.
"Ah, masa sih." Jawab Budi sambil minum es teh manis. Saat ini ia sedang makan siang di warteg Agus di sebelah pabrik.
"Dia itu sering ninggalin pekerjaan nya, sementara dia sendiri sibuk bantu pak Rudi, kepala staf. Apa itu bukan namanya menjilat." Seru Rizki menggebu-gebu. Budi maklum kenapa Rizki sepertinya iri, maklum dia sudah 5 tahun bekerja tapi masih jadi karyawan biasa, sedangkan Iwan yang baru setahun sudah jadi staf.
"Eh kamu tahu tidak, Minggu lalu waktu ada rekomendasi pengangkatan staf, sebenarnya pak Jamal dan pak Nana merekomendasikan namamu untuk jadi staf, karena pak Jamal dan pak Nana itu sudah tahu kinerjamu. Tapi pak Rudi malah mengajukan nama Iwan dan kamu tahu kan kalo pak Rudi itu adiknya pak Satria, pemilik perusahaan ini, akhirnya Iwan yang jadi staf."
"Ah, masa sih?" Budi tak percaya.
"Eh kamu kok tak percaya. Kata pak Nana, nama kamu tuh dijelek-jelekkan oleh pak Rudi, kamu malas lah, suka telat datang kerja dan lainnya. Siapa lagi yang bilang ke pak Rudi kalo bukan karena hasutan Iwan." Rizki makin mengompori. Budi makin pusing dibuatnya karena makin lama makin panas saja omongannya dan akhirnya ia tinggalkan temannya karena bel tanda masuk kerja sudah berbunyi.
* * *
Sambil tiduran di kontrakan, Budi coba menimbang-nimbang ucapan Rizki tadi siang. Kalo dipikir-pikir, memang sebagian ucapan temannya itu betul. Iwan sekarang agak berubah, ia tidak seakrab dulu. Mungkin karena sekarang banyak pekerjaan di kantor jadinya tidak banyak waktu bercengkrama dengannya seperti dulu, pikirnya. Lagi pula jam pulangnya juga beda, ia jam 4 sore sedangkan Iwan jam 5, jadinya mereka jarang ketemu.
Ah, dari pada pusing mendingan aku jalan-jalan sama Nisa. Budi pun lantas mengambil hapenya lantas menelpon.
"Maaf mas Budi, sekarang aku lagi pengin di rumah saja." Jawab Nisa ketika Budi mengajaknya untuk melihat pantai.
"Lho kok gitu sayang. Bukannya kamu biasanya suka jalan-jalan. Minggu kemarin kamu juga menolak."
"Aduh mas, aku lagi bete pengin di rumah saja." Lantas tanpa menunggu jawaban Budi, Nisa langsung memutuskan telepon.
Budi hanya bisa mengelus dadanya saja, sabar!!!
Sakitnya tuh di sini di dalam hatiku
Sakitnya tuh di sini melihat kau selingkuh
Sakitnya tuh di sini pas kena hatiku
Sakitnya tuh di sini kau menduakan aku
Ah, dari pada pusing mendingan aku jalan-jalan sama Nisa. Budi pun lantas mengambil hapenya lantas menelpon.
"Maaf mas Budi, sekarang aku lagi pengin di rumah saja." Jawab Nisa ketika Budi mengajaknya untuk melihat pantai.
"Lho kok gitu sayang. Bukannya kamu biasanya suka jalan-jalan. Minggu kemarin kamu juga menolak."
"Aduh mas, aku lagi bete pengin di rumah saja." Lantas tanpa menunggu jawaban Budi, Nisa langsung memutuskan telepon.
Budi hanya bisa mengelus dadanya saja, sabar!!!
* * *
Budi menstarter motor Honda beat miliknya lantas segera keluar dari mesin ATM. Ia baru gajian dan berniat mengajak Nisa untuk nonton film di bioskop. Kali ini sepertinya ia tidak akan menolak seperti yang sudah-sudah. Budi akan mengajaknya untuk menonton film Dilan terbaru yang memang sudah ditunggu-tunggu olehnya.
"Maaf mas, aku lagi ngga enak badan." Begitu Nisa menjawab ketika dia ditelpon.
"Sayang, apa kamu lagi sakit. Aku antar ke dokter ya." Budi tentu saja kalut ketika tahu kekasihnya sakit.
"Udah ngga apa-apa kok. Kalo aku tiduran nanti juga baik."
"Tapi kok suaranya seperti ramai sekali, lagi banyak teman yang jenguk ya?" Seru Budi ketika mendengar beberapa suara di smartphone nya.
"Udahlah mas Budi, aku capek ingin istirahat, jangan ganggu aku lagi ya." Nisa ngamek lantas memutuskan telepon.
Sabar!!!
Akhir-akhir ini kok Nisa sikapnya berubah sekali.
Akhirnya daripada tiket yang dibelinya mubasir maka ia memutuskan untuk menonton filmnya sendiri. Budi menjalankan motornya ke tengah kota dimana bioskop XXI berada.
Setelah mengambil tiket parkir. Ia menuju tempat parkir. Setelah mengunci motornya agar aman, ia hendak berjalan menuju gedung bioskop. Tapi sebuah motor Honda Vario di sebelahnya menghentikan langkahnya. Motor itu ia kenal baik karena itu adalah milik Nisa, baik dari plat nomernya ataupun dari aksesoris yang ada di kendaraan roda dua itu.
Bukannya Nisa sedang ngga enak badan, kok motornya ada disini batinnya. Sebuah suara yang dikenalnya membuat ia menoleh. Tampak Nisa sedang menelpon dan berjalan ke sebuah tempat. Karena penasaran mengapa ia dibohongi maka Budi memutuskan untuk menguntit.
Dari arah jalan raya masuk sebuah motor ninja yang juga dikenal Budi karena milik Iwan. Mereka berpelukan, lalu Nisa dengan manja bergelayut di pundak Iwannya menuju gedung bioskop.
Ah, kini terjawab sudah mengapa kini Nisa sikapnya berubah. Dan kau Iwan, tak kusangka kalo ternyata tak lebih dari pada teman makan teman.
Budi merobek tiketnya. Dengan lunglai ia kembali menuju tempat parkir. Sayup-sayup di kejauhan sebuah lagu dari Cita Citata berkumandang.
Sakitnya tuh di sini melihat kau selingkuh
Sakitnya tuh di sini pas kena hatiku
Sakitnya tuh di sini kau menduakan aku
Tamat
Saya sadari dan saya akui bahwa, yang namanya diselingkuhin itu rasanya tak enak, buat makan tak enak, apa - apa tak enak, dan rasa sakit itu tidak akan sembuh dengan cepat butuh proses yang panjang untuk kembali pulihkan rasa sakit hati tersebut. ♥️♥️♥️♥️, Btw? Itu nata nyindir aku lagi,, biarin tar juga kena batunya si nata. 🤭🤭🤭🤭
Yaa jangan salahkan si iwan tapi salahkan Hermansyah.....Eehhh salah Niisaaaa...😂😂😂
Tanya sama Nisa cinta Budi apa cinta dompetnya....Kalau Cinta dompetnya nggak apa2 pacaran sama Iwan ....Minta duitnya sama Budi..😂😂😂😂
tapi, kisah cinta Budi yang gelap gulita. Kasihan banget si, Budi.
Udah wes...move on aja. Ga usah sedih, daripada ketahuan Nisa jalan sama Iwan setelah kalian nikah. Trus napa namanya Iwan, ya? Nama suamiku, woooii!
Yang ini putih berseri seperti habis dicocol Wardah hehehehehe.
By the way, di setiap perusahaan pasti ada tuh orang-orang macam Iwan ~ better kalau ketemu orang seperti itu, nggak perlu berteman dekat. Cukup tau sama tau saja :))) soalnya orang seperti Iwan bisa melakukan segala cara, termasuk 'nyinyir' di belakang hehehe. Ohya, untuk mas Budi, diikhlaskan saja, semoga dapat pengganti yang lebih baik :D
Theme blognya simpel, dan enak aja buat bacanya, maaf yang kemarin itu siapa om Agus ? Terima kasih, assallammualaikum,
saya mau berdoa deh buat budi semoga dilapangkan hatinya, dan bisa segera move on dari si nisa. dan semoga mas iwan nggak jadi kanibal lagi, masak teman makan teman, kebangetan kan
ckckck.... mungkin dia minta ditabok pakai keset ya.
Ada rasa ingin mengelus dada, dada sendiri lo bukan dadanya si nisa
Makanya kalau punya pacar jangan dikenalin sama temannya
Akhirnya ya itu, teman makan teman
Kasihan Budi kerja cape...
Pacaran juga cape ...lha wong direbut teman satu pabrik Iwan...
Kasiannnn ...
Haha Bioskop XXI
😆😆
Lain kali dikasih obat pahit deh temannya, biar nggak dimakan, kan jarang tuh ada orang yang doyan pahit hahahaha
Tp kalo nemu temen makan temen begini aku bersyukur sih tau di awal pas pacaran. Drpd pas nikah, LBH nyeseeek :D.
Cuma aku selalu percaya, yg begini ini ga bakal langgeng. Awalnya udh jelek, pasti berakhir jelek
Mantap artikelnya….
Jujur saja, saya hanya ingin punya sahabat yang mampu jadi dunia akhirat dan selalu ada saat saya bahagia maupun sedih.saya bukan bermaksud ingin cari musuh tidak, itu bukan tipe saya om Agus? Kalau karena hal sepele karena cerpen kemarin is oke? Tapi jangan dibawa ke pojok blogger Facebook. Itu saya barusan lihat notif status om satria om Agus bilang tari bawel, endak ? Tari tak bawel kemarin itu cerpenya terlalu haru masak yang di bikin sakit hati tari apa salahku padamu om Agus? Om satria? Om hermansyah? Nata? Jangan segitunya lah. Damai itu lebih indah dibicarakan baik - baik tanpa perlu dimasukin pojok facebook kok apa - apa Facebook masalah kecil hanya karena cerpen gitu aja di bawa ke Facebook terus yang lain baca nyerang tari gitu?
That's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's instinct to love, admire and guard you with his entire heart...
12 Words That Trigger A Man's Desire Response
This instinct is so hardwired into a man's brain that it will make him try better than ever before to build your relationship stronger.
Matter of fact, triggering this dominant instinct is so essential to getting the best possible relationship with your man that as soon as you send your man a "Secret Signal"...
...You'll immediately notice him expose his heart and soul for you in such a way he haven't experienced before and he will see you as the one and only woman in the universe who has ever truly tempted him.
sebentar lagi Budi juga bakal jadi staf kok :) hahahaha