Pengalaman waktu blog walking
Daftar Isi
Banyak kejadian seru dan menarik jika anda melakukan blog walking atau jalan-jalan dari blog satu ke blog yang lain. Beberapa diantaranya juga ada yang unik dan berkesan.
Hani membereskan mejanya lantas segera ia duduk manis di kursi. Sebagai seorang blogger dan juga merangkap influecer, ia memang harus giat beraktivitas agar blognya ramai, syukur-syukur ada orang tertarik dengan blognya lalu memasang iklan.
Salah satu kegiatannya adalah blog walking atau berselancar dari blog yang satu ke blog yang lainnya, baik menggunakan laptop ataupun hape android miliknya. Biasanya dia utamakan pemiliknya yang sudah meninggalkan komentar terlebih dahulu, terutama yang isinya membangun, ataupun jika mengkritik dia juga memberikan solusinya. Setelah itu baru yang komentar biasanya, untuk komentar yang seadanya seperti "nice post mbak Hani.", " Terima kasih infonya mbak", dan sejenisnya yang terlalu pendek maka jarang ia kunjungi, hanya akan dikunjungi jika memiliki waktu luang.
Tapi sayangnya karena ia juga seorang istri dan juga seorang ibu dari dua anak, maka ia tak bisa banyak memiliki waktu luang. Pagi ia harus memandikan anak, menyuapi, terutama si bungsu yang baru berusia lima tahun sedangkan kakaknya yang sudah sembilan tahun sudah agak mandiri, tapi tetap saja jika pergi ke sekolah harus diantar sambil membawa si bungsu. Setelah itu beres-beres rumah dan segala macam lainnya. Akhirnya ia hanya memiliki waktu di malam hari untuk blog walking, tepatnya adalah dini hari sebelum suami dan anak-anaknya bangun.
Suaminya sendiri sudah mengetahui hobinya menulis di blog. Dia hanya membiarkan saja karena selain bisa untuk menyalurkan hobinya menulis, juga Hani mendapat penghasilan walaupun masih dalam angka satu atau dua juta sebulan dari review produk, lumayan untuk jajan anak, yang penting keluarga jangan sampai diabaikan, terutama suaminya.
Seperti saat ini. Setelah sholat tahajud untuk memohon rejeki dan kesehatan bagi keluarganya Hani terus blog walking. Pertama ia ke blogger dan melihat siapa saja yang update. Ia mulai dari yang pertama yaitu blog mbak Eno.
Melihat konten mbak Eno dan Morishige yang berisi traveling ke luar negeri, ia hanya tersenyum. Sebenarnya ia ingin juga rekreasi ke luar negeri, cuma mengingat gaji suaminya yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bayar cicilan rumah dan motor maka ia pendam keinginan tersebut.
Setelah memberikan komentar maka ia lantas beralih ke blog selanjutnya. Kali ini ada mbak Rey dan mbak Roem yang mengulas tentang produk kecantikan. Aku tertawa pelan ketika baca reviewnya karena ia membeli hanya karena ada diskon, kok sama ya dengan dia.
Kulihat blog Agus Warteg juga update, malas aku ke blognya karena isinya cerpen yang menurutnya tidak bermutu. Lha gimana, sudah pendek ceritanya, kadang suka menipu dengan judulnya. Contohnya seperti menonton bioskop tapi isinya horor. Kalo menurut Bu Susi sih, blog seperti ini sebaiknya ditenggelamkan saja. Cuma karena kadang dia komentar di blog aku, jadinya ngga enak dan kadang balas komentar, cuma ya siang hari, bukan dini hari seperti ini.
Hani ke belakang sebentar untuk membuat kopi dan membawa beberapa cemilan seperti roti. Ia kemudian melihat siapa saja yang sudah update. Tiba-tiba matanya melihat blog Dahlan ada di list tersebut. Tumben dia update, kalo tidak salah, sudah hampir sebulan dia terakhir mengisi blognya.
Blog kang Dahlan memang salah satu blog favoritnya karena isinya sebagian besar cerpen. Berbeda dengan blognya Agus, Dahlan kalo membuat cerita pendek maka temanya selalu tentang percintaan. Hal ini yang Hani suka. Selain itu, ceritanya juga selalu panjang dan juga menyentuh hati. Seperti cerpen "senja kelabu di hari Minggu" yang menceritakan tentang seorang wanita yang parah hati karena kekasihnya lebih memilih wanita lain, Hani sampai menangis tersedu-sedu karena saat membacanya sambil mengiris bawang merah untuk masak, maklum saat itu sudah selesai subuh.
Selain aku, kadang beberapa blogger lain juga banyak yang komentar karena Dahlan juga suka berkomentar dari blog satu ke blog lainnya. Si Agus juga kadang komentar aneh yang agak meledek, yang paling hanya dijawab sueee sambil disertai emot marah.
Kali ini dia menulis kisah tentang seorang janda yang menghadapi dilema. Ia akan dilamar oleh seorang pengusaha plastik tapi hanya sebagai istri kedua sedangkan lingkungan sekitarnya selalu menuduh kalo ia suka menggoda para suami. Haruskah ia menerima lamaran itu, yang tentu saja tidak sesuai keinginannya, tapi jika dia terus menjanda maka akan makin banyak sindiran maupun cemoohan yang diterima sang janda.
"Ceritanya sangat bagus kang Dahlan, kenapa ngga kang Dahlan saja yang melamar janda itu, kan kang Dahlan masih sendiri. Pasti diterima tuh." Begitu Hani menulis komentar sambil tak lupa memberikan emot tertawa. Ia menekan tombol kirim untuk mengirimkan komentar. Tapi sayangnya jaringan internet sedang lelet sehingga halaman hanya loading saja.
Tumben pikir Hani. Biasanya kalo masih jam 4 pagi segini internet selalu lancar dan itu juga salah satu sebabnya ia suka hobi blog walking dini hari.
Ia pencet lagi tombol kirim, dan Alhamdulillah kali ini terkirim. Dan betapa terkejutnya ia karena ternyata komentarnya sudah dibalas. Karena setahu dia, Dahlan selalu membalas komentar sore atau malam hari, karena siang hari nya dia bekerja.
"Saya ngga suka janda kak Hani, rugi soalnya waktu sunat sakit masa dapat janda." Begitu balas Dahlan sambil tak lupa memberikan emot tertawa juga.
"Hadeh, kok tumben pagi sekali sudah ngeblog."
"Kangen sama kak Hani. Oh ya, aku punya sebuah cerpen lagi untukmu kak, baca ya.
Hani memuat ulang halaman dan benar saja ada artikel baru berupa cerpen yang berjudul "Cinta Yang Tak Mungkin". Kisahnya mengenai seorang pengarang novel dan juga blogger yang jatuh cinta pada seorang wanita. Sayangnya wanita itu ternyata sudah berkeluarga bahkan memiliki anak. Dia jatuh cinta pada wanita tersebut karena mereka saling berkomentar di blog.
"Tunggu saja jandanya kalo begitu lol lol." Begitulah Hani berkomentar setelah membaca cerpen tersebut, tentu tak lupa dengan emot tertawanya.
"Kak Hani, tahu tidak siapa tokoh dalam cerita itu dan siapa wanita yang ia cintai?"
"Tidak, siapa wanita yang beruntung itu." Balas Hani, tentu sambil tak lupa memberi emot tertawa. Dilihatnya hanya ada komentar dia dan Dahlan saja, maklum masih dini hari.
"Pengarang novel itu adalah gambaran diriku, sedangkan wanita itu adalah kamu kak Hani."
Ingin sekali ia menabok Dahlan kalo ada di dekatnya, tapi segera disadarinya kalo Dahlan juga kadang suka bercanda maka ia tahan semprotan komentar yang hendak ia tulis. Sebelum membalas komentar, ia seruput dulu kopi yang dibuatnya.
"Kang Dahlan. Kalo becanda jangan keterlaluan dong." Hani mengingatkan.
"Maaf kak, mungkin aku lancang. Tapi lebih baik aku katakan sebelum terlambat. Jujur aku menyukai kak Hani. Selama ini aku sengaja membuat cerpen karena ingin menyenangkan kakak. Aku tahu kalo kakak sudah punya suami dan aku tahu cintaku tak mungkin terbalas. Tapi sebaiknya aku katakan sebelum terlambat."
Ya Allah, kenapa Dahlan malah berbicara hal sensitif seperti itu di kolom komentar. Kalaupun ia ingin bicara masalah pribadi maka bisa lewat email atau WhatsApp yang sudah ada di blognya sehingga tidak ketahuan orang lain. Hani tentu saja takut menjadi omongan pada blogger.
"Maaf kang Dahlan, kalo kamu tidak segera menghapus komentar tadi, aku akan katakan kalo ini adalah komentar terakhirku di blog ini." Hani terpaksa bersikap keras karena ingin menjaga keutuhan rumah tangganya. Jika ketahuan suaminya bisa berabe sebab suaminya agak pencemburu.
"Ok kak Hani, jangan khawatir. Ini juga merupakan komentar terakhirku. Aku akan menghapus komentar tadi. Jaga kesehatan kakak dan sebaiknya kurangi minum kopi di pagi hari ya kak karena bisa sakit maag."
Benar saja, ketika Hani mereload atau memuat ulang halaman maka komentar ia dan juga dirinya sudah hilang semua, bahkan termasuk cerpen cinta yang tak mungkin. Hani bisa menarik nafas lega karena sepertinya belum ada blogger lain yang tahu. Walau begitu, ada juga sedikit rasa heran dalam hatinya, kok cepat sekali menghapusnya dan dari mana ia tahu kalo pagi suka ngopi. Seingatnya dia tak pernah menulis di blog tentang kebiasaan itu, hanya beberapa sahabat blogger wanita yang akrab dengannya yang tahu.
Setelah sholat subuh, Hani lantas ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Saat hendak memasak itulah hapenya bergetar dan ada pesan WhatsApp masuk. Ternyata pesan dari Nurul, salah seorang blogger wanita yang juga menjadi sahabatnya. Tumben pagi-pagi ia mengirim pesan.
"Hani, kau tahu kan Dahlan, blogger yang suka membuat cerpen itu. Adiknya tadi mengirim pesan kepadaku kalo Dahlan sudah meninggal tadi malam habis isya kena kecelakaan lalulintas."
Apa!!! Hani tentu saja kaget. Kalo begitu dengan siapa ia tadi saling berbalas berkomentar???
Hani membereskan mejanya lantas segera ia duduk manis di kursi. Sebagai seorang blogger dan juga merangkap influecer, ia memang harus giat beraktivitas agar blognya ramai, syukur-syukur ada orang tertarik dengan blognya lalu memasang iklan.
Salah satu kegiatannya adalah blog walking atau berselancar dari blog yang satu ke blog yang lainnya, baik menggunakan laptop ataupun hape android miliknya. Biasanya dia utamakan pemiliknya yang sudah meninggalkan komentar terlebih dahulu, terutama yang isinya membangun, ataupun jika mengkritik dia juga memberikan solusinya. Setelah itu baru yang komentar biasanya, untuk komentar yang seadanya seperti "nice post mbak Hani.", " Terima kasih infonya mbak", dan sejenisnya yang terlalu pendek maka jarang ia kunjungi, hanya akan dikunjungi jika memiliki waktu luang.
Tapi sayangnya karena ia juga seorang istri dan juga seorang ibu dari dua anak, maka ia tak bisa banyak memiliki waktu luang. Pagi ia harus memandikan anak, menyuapi, terutama si bungsu yang baru berusia lima tahun sedangkan kakaknya yang sudah sembilan tahun sudah agak mandiri, tapi tetap saja jika pergi ke sekolah harus diantar sambil membawa si bungsu. Setelah itu beres-beres rumah dan segala macam lainnya. Akhirnya ia hanya memiliki waktu di malam hari untuk blog walking, tepatnya adalah dini hari sebelum suami dan anak-anaknya bangun.
Suaminya sendiri sudah mengetahui hobinya menulis di blog. Dia hanya membiarkan saja karena selain bisa untuk menyalurkan hobinya menulis, juga Hani mendapat penghasilan walaupun masih dalam angka satu atau dua juta sebulan dari review produk, lumayan untuk jajan anak, yang penting keluarga jangan sampai diabaikan, terutama suaminya.
Seperti saat ini. Setelah sholat tahajud untuk memohon rejeki dan kesehatan bagi keluarganya Hani terus blog walking. Pertama ia ke blogger dan melihat siapa saja yang update. Ia mulai dari yang pertama yaitu blog mbak Eno.
Melihat konten mbak Eno dan Morishige yang berisi traveling ke luar negeri, ia hanya tersenyum. Sebenarnya ia ingin juga rekreasi ke luar negeri, cuma mengingat gaji suaminya yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bayar cicilan rumah dan motor maka ia pendam keinginan tersebut.
Setelah memberikan komentar maka ia lantas beralih ke blog selanjutnya. Kali ini ada mbak Rey dan mbak Roem yang mengulas tentang produk kecantikan. Aku tertawa pelan ketika baca reviewnya karena ia membeli hanya karena ada diskon, kok sama ya dengan dia.
Kulihat blog Agus Warteg juga update, malas aku ke blognya karena isinya cerpen yang menurutnya tidak bermutu. Lha gimana, sudah pendek ceritanya, kadang suka menipu dengan judulnya. Contohnya seperti menonton bioskop tapi isinya horor. Kalo menurut Bu Susi sih, blog seperti ini sebaiknya ditenggelamkan saja. Cuma karena kadang dia komentar di blog aku, jadinya ngga enak dan kadang balas komentar, cuma ya siang hari, bukan dini hari seperti ini.
Hani ke belakang sebentar untuk membuat kopi dan membawa beberapa cemilan seperti roti. Ia kemudian melihat siapa saja yang sudah update. Tiba-tiba matanya melihat blog Dahlan ada di list tersebut. Tumben dia update, kalo tidak salah, sudah hampir sebulan dia terakhir mengisi blognya.
Blog kang Dahlan memang salah satu blog favoritnya karena isinya sebagian besar cerpen. Berbeda dengan blognya Agus, Dahlan kalo membuat cerita pendek maka temanya selalu tentang percintaan. Hal ini yang Hani suka. Selain itu, ceritanya juga selalu panjang dan juga menyentuh hati. Seperti cerpen "senja kelabu di hari Minggu" yang menceritakan tentang seorang wanita yang parah hati karena kekasihnya lebih memilih wanita lain, Hani sampai menangis tersedu-sedu karena saat membacanya sambil mengiris bawang merah untuk masak, maklum saat itu sudah selesai subuh.
Selain aku, kadang beberapa blogger lain juga banyak yang komentar karena Dahlan juga suka berkomentar dari blog satu ke blog lainnya. Si Agus juga kadang komentar aneh yang agak meledek, yang paling hanya dijawab sueee sambil disertai emot marah.
Kali ini dia menulis kisah tentang seorang janda yang menghadapi dilema. Ia akan dilamar oleh seorang pengusaha plastik tapi hanya sebagai istri kedua sedangkan lingkungan sekitarnya selalu menuduh kalo ia suka menggoda para suami. Haruskah ia menerima lamaran itu, yang tentu saja tidak sesuai keinginannya, tapi jika dia terus menjanda maka akan makin banyak sindiran maupun cemoohan yang diterima sang janda.
"Ceritanya sangat bagus kang Dahlan, kenapa ngga kang Dahlan saja yang melamar janda itu, kan kang Dahlan masih sendiri. Pasti diterima tuh." Begitu Hani menulis komentar sambil tak lupa memberikan emot tertawa. Ia menekan tombol kirim untuk mengirimkan komentar. Tapi sayangnya jaringan internet sedang lelet sehingga halaman hanya loading saja.
Tumben pikir Hani. Biasanya kalo masih jam 4 pagi segini internet selalu lancar dan itu juga salah satu sebabnya ia suka hobi blog walking dini hari.
Ia pencet lagi tombol kirim, dan Alhamdulillah kali ini terkirim. Dan betapa terkejutnya ia karena ternyata komentarnya sudah dibalas. Karena setahu dia, Dahlan selalu membalas komentar sore atau malam hari, karena siang hari nya dia bekerja.
"Saya ngga suka janda kak Hani, rugi soalnya waktu sunat sakit masa dapat janda." Begitu balas Dahlan sambil tak lupa memberikan emot tertawa juga.
"Hadeh, kok tumben pagi sekali sudah ngeblog."
"Kangen sama kak Hani. Oh ya, aku punya sebuah cerpen lagi untukmu kak, baca ya.
Hani memuat ulang halaman dan benar saja ada artikel baru berupa cerpen yang berjudul "Cinta Yang Tak Mungkin". Kisahnya mengenai seorang pengarang novel dan juga blogger yang jatuh cinta pada seorang wanita. Sayangnya wanita itu ternyata sudah berkeluarga bahkan memiliki anak. Dia jatuh cinta pada wanita tersebut karena mereka saling berkomentar di blog.
"Tunggu saja jandanya kalo begitu lol lol." Begitulah Hani berkomentar setelah membaca cerpen tersebut, tentu tak lupa dengan emot tertawanya.
"Kak Hani, tahu tidak siapa tokoh dalam cerita itu dan siapa wanita yang ia cintai?"
"Tidak, siapa wanita yang beruntung itu." Balas Hani, tentu sambil tak lupa memberi emot tertawa. Dilihatnya hanya ada komentar dia dan Dahlan saja, maklum masih dini hari.
"Pengarang novel itu adalah gambaran diriku, sedangkan wanita itu adalah kamu kak Hani."
Ingin sekali ia menabok Dahlan kalo ada di dekatnya, tapi segera disadarinya kalo Dahlan juga kadang suka bercanda maka ia tahan semprotan komentar yang hendak ia tulis. Sebelum membalas komentar, ia seruput dulu kopi yang dibuatnya.
"Kang Dahlan. Kalo becanda jangan keterlaluan dong." Hani mengingatkan.
"Maaf kak, mungkin aku lancang. Tapi lebih baik aku katakan sebelum terlambat. Jujur aku menyukai kak Hani. Selama ini aku sengaja membuat cerpen karena ingin menyenangkan kakak. Aku tahu kalo kakak sudah punya suami dan aku tahu cintaku tak mungkin terbalas. Tapi sebaiknya aku katakan sebelum terlambat."
Ya Allah, kenapa Dahlan malah berbicara hal sensitif seperti itu di kolom komentar. Kalaupun ia ingin bicara masalah pribadi maka bisa lewat email atau WhatsApp yang sudah ada di blognya sehingga tidak ketahuan orang lain. Hani tentu saja takut menjadi omongan pada blogger.
"Maaf kang Dahlan, kalo kamu tidak segera menghapus komentar tadi, aku akan katakan kalo ini adalah komentar terakhirku di blog ini." Hani terpaksa bersikap keras karena ingin menjaga keutuhan rumah tangganya. Jika ketahuan suaminya bisa berabe sebab suaminya agak pencemburu.
"Ok kak Hani, jangan khawatir. Ini juga merupakan komentar terakhirku. Aku akan menghapus komentar tadi. Jaga kesehatan kakak dan sebaiknya kurangi minum kopi di pagi hari ya kak karena bisa sakit maag."
Benar saja, ketika Hani mereload atau memuat ulang halaman maka komentar ia dan juga dirinya sudah hilang semua, bahkan termasuk cerpen cinta yang tak mungkin. Hani bisa menarik nafas lega karena sepertinya belum ada blogger lain yang tahu. Walau begitu, ada juga sedikit rasa heran dalam hatinya, kok cepat sekali menghapusnya dan dari mana ia tahu kalo pagi suka ngopi. Seingatnya dia tak pernah menulis di blog tentang kebiasaan itu, hanya beberapa sahabat blogger wanita yang akrab dengannya yang tahu.
Setelah sholat subuh, Hani lantas ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Saat hendak memasak itulah hapenya bergetar dan ada pesan WhatsApp masuk. Ternyata pesan dari Nurul, salah seorang blogger wanita yang juga menjadi sahabatnya. Tumben pagi-pagi ia mengirim pesan.
"Hani, kau tahu kan Dahlan, blogger yang suka membuat cerpen itu. Adiknya tadi mengirim pesan kepadaku kalo Dahlan sudah meninggal tadi malam habis isya kena kecelakaan lalulintas."
Apa!!! Hani tentu saja kaget. Kalo begitu dengan siapa ia tadi saling berbalas berkomentar???
Tamat
Krik... krik... krik....
Seperti biasa, saya tak menduga endingnya bakal seperti ini. Mas Agus seperti punya metode rahasia untuk menyembunyikan akhir cerita, meskipun signatur misterinya sudah pakem. Apa sih rahasianya, btw, Mas Agus? :D
Sebelum mengakhir komentar ini--hahaha--saya mau bilang kalau blogwalking itu sangat menyenangkan!
DAHLAN siapa Gus..😡😡😡
Sepertinya terobsebsi sama ide kang Nata nih...😂😂😂
Penasaran aku sama blogger yang namanya DAHLAN. 😡
Bagus banget ending-nya..wkwkwk
Paling nanti dibalas bukan pakai cerpen tapi cerbung yang tujuh windu kagak kelar-kelar..wkwkwk
Wah ceritanya menggantung tahu tahu kok tamat.
Aaauuuuuwww.....🌒👻
Weleh-weleeeh, namaku kali ini ikut-ikutan dicatut. Bakalan terkenal sebagai tukang cari diskonan nih. Hehehe.
Jujur saya sudah membaca artikelnya hingga selesai, bagus banget ceritanya lho saya bacanya jadi terbawa suasana lho? Tapi di akhir cerita jadi pengen mewek sekenceng - kencengnya karena merasa kasihan saja sama Om Dahlan meninggal dunia. Moga saja ini hanya cerita bukan nyata ya?
awalnya ku kira judul yang pas itu "ada cinta saat blogwalking' ealah kok berujung horor.. wekekek...
keren banget ceritanya mas.. kayaknya cucok deh bikin novel. alurnya bagus dan bikin penasaran utk baca sampai ending.. hehe
Menurut saya, kayaknya bakatnya si Mas Agus ini adalah menulis cerpen.
Agak mirip sama siapa ya, blogger laki kalau nulis juga sepanjang kereta api, tapi tulisannya tuh enak dibaca, soalnya isinya ya kayak orang ngobrol gini.
Meskipun ngakak juga ini dari mana, jadinya ke mana :D
Mengingatkan saya yang kadang di atas mau bahas ini eh ujungnya bahas itu :D
Dan saya ngakak juga dong merasa related ama tokoh awalnya itu.
Lalu ternyata ada tokoh sendiri di bagian tengah.
Ih si Mbak nyaa... kan kami ini pecinta diskon.
Kami bakalan hepi kalau beli skinker ada pilihan
skinker A harganya 400ribu
Skinker B harganya 500ribu setelah didiskon 50%
Pastilah kami pilih yang B, meskipun tadi menolak tawaran skinker A karena mahal alasannya hahahahahaha
membaca kisah ini aku jadi semakin yakin dengan aplikasi santet instan, tinggal kasih nama sama jenis santet apa, serem bener.
mungkin harus lebih ditingkatkan lagi keamaan internetnya yak, jangan sampai dijajah makhluk halus
diam-diam mas agus ini punya bakat nulis cerpen juga ya...
saya kasih jempol deh👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
top markotop pokoknya.
Udah serius2 baca, segala mbak Eno mbak Rey disebut2, endingnya horor.
Tau aja sih, kalo tema begini bikin sel-sel kekepoan bergemuruh.
lanjutkan
Siapakah itu Dahlan, bisa-bisanya mencintai istri orang ~ padahal yang single banyak lho di luaran hehehe. Untung cuma cerpen ya, kalau kejadian betulan, bisa-bisa geger seantero dunia blog Indonesia 😬
Jangan ditiru ya,mas 😁👌
mungkin aja di alam sana udah ada internet kali ya
Tu kan endingnya jadi serem lagi. Kirain tips atau cerita berkesan selama bw. Ternyata serem lagi. Btw, cerpennya bagus, Mas.
Kalau dahlan gak kenak, tuh. Nama samaran atau nama fiktif agar ada fiksi yang bikin pembacanya kecele. Oh, kirain apa, hi hi.
Tapi bagus juga alur ceritanya mengalir. Kadang saya membayangkan jika sudah meninggal apakah akan bisa ngisengin teman dengan blogwalking. :)
Semoga kita dan pembaca cerpen ini tetap senat dan panjang umur dalam keberkahan. Tetap bisa menjalin silaturahim dengan blogwalking.
BTW, kalau blog teman-teman dikomentari saya yang panjang bisa dipastikan bisa merampingkan bounce rate soalnya cenderung internetan santai bersama Smarfren paket puas 20 ribu untuk dua pekan tanpa batasan pembagian waktu, apalagi jika disambi buka pos lainnya setelah itu, he he.
Tabik.
Kumpulin saja, siapa tahu nanti bisa dibukuin.
Ceritanya ngalir dan enak alurnya.
Salam bogem mentah buat Dahlan.