Rejeki bulan Ramadhan
"Mas, motornya tidak dicuci mas?"
Seruan istriku membuyarkan lamunanku yang lagi asyik berselancar di dunia maya. Aku menengok motor Honda Astrea yang dimaksud, memang sudah kumuh seperti mukaku kalo tanggal tua. Motor asal Jepang ini memang jarang aku cuci. Lha masih musim hujan, dicuci sebentar lagi juga langsung kotor karena kena jalan kampung yang sebagian masih berlubang. Tak sampai setengah hari juga pasti kotor lagi.
"Ntar sajalah, aku mau narik dulu." Kataku lalu segera keluar rumah. Istriku hanya geleng-geleng kepala saja, sudah biasa mungkin melihat kelakuanku yang bandel kalo disuruh.
Setelah melewati jalan kampung yang bikin sakit pinggang karena shockbreaker sudah mentok akhirnya sampai juga aku di jalan raya. Memang jalan desa yang bergelombang, belum lagi dengan banyaknya polisi tidur membuat shockbreaker cepat mentok.
Siang ini cuaca terik tapi biasanya kalo menjelang sore hujan atau mendung. Sudah beberapa menit menunggu tapi belum ada penumpang yang dibawanya. Beberapa angkot yang lewat kebanyakan kosong penumpangnya, kalaupun ada yang turun biasanya rumahnya dekat jalan raya, kalaupun jauh biasanya sudah ada yang menjemput, entah suaminya atau pacarnya.
"Gus, kamu mudik tidak tahun ini?" Sebuah suara terdengar di belakangku, ku menengok dan ternyata mas Parman. Kawanku dulu saat masih kerja di pabrik tapi sama sama kena PHK tahun kemarin.
"Sepertinya tahun ini tidak mudik lagi mas."
"Lha, berarti dua tahun dong tidak mudik."
"Mau gimana lagi mas, kalo pertengahan bulan sudah pulang kampung berarti hampir sebulan nganggur. Ngga punya duit banyak mas, jadi terpaksa lebaran disini lagi." Jawabku dengan agak bersungut-sungut.
Sebenarnya selain duit buat makan di rumah, kalo pulang kampung lebaran itu harus bawa oleh-oleh untuk silaturahmi, ini yang agak memberatkan karena biaya untuk oleh-oleh itu hampir sebulan gaji, maklum keluarga besar, dulu waktu masih kerja sih oke saja karena dapat THR dari pabrik, tapi sejak nganggur ya berat, belum lagi ongkos pulang kampung yang kalo lebaran naik gila-gilaan.
"Wah syukurlah Gus, jadinya aku ada teman lebaran disini." Katanya sumringah, mas Parman sendiri dari Purwokerto yang merantau disini. Tapi biarpun cuma dua jam dari Tegal, aku belum pernah ke rumahnya disana.
"Oh, jadi mas tidak ikut pulang kampung toh." Kataku manggut-manggut sambil sedikit ceria.
"Sudah nyari kerjaan lagi ngga Gus? Katanya si Alan ada lowongan kerja di pabrik besi di daerah Cikande Modern." Alan adalah seorang calo yang suka menawarkan pekerjaan ke pabrik-pabrik di daerah sini.
"Ngga lah mas, katanya Alan uang administrasi nya 5 juta. Ngga kuat aku kalo segitu, mana cuma jadi karyawan harian lagi. Takutnya baru sebulan di keluarkan kan rugi." Jawabku. Sebenarnya selain uang DP yang besar, alasan lainnya yang masuk minimal ijazah harus SMA atau STM, hal yang tidak bisa aku penuhi.
"Hah 5 juta, katanya padaku cuma 3 juta." Jawab Parman.
"Kampret, berarti ngambil untung dia ya. Terus kamu ambil ngga mas Parman?"
"Ngga lah Gus."
"Lha, kok ngga mau?" Kataku heran.
"Umurku sudah 40 Gus, kalau mau nyari kerja di pabrik jangan di pabrik besi yang berat, ngga kuat. Mendingan ngojek atau dagang saja di pasar kalo disuruh masuk pabrik besi. Masih mending di proyek sajalah, kalo di pabrik besi itu kata temanku yang kerja disana debu besinya banyak, berbahaya buat paru-paru, lebih capek dari kerja proyek."
Aku hanya manggut-manggut saja mendengar penjelasannya.
"Mas, anterin aku ke pasar ya." Sebuah suara perempuan menghentikan obrolan kami berdua. Aku segera menghampiri nya.
"Ayo mbak."
Perempuan setengah baya yang tubuhnya tumbuh subur itu tampak memandangi motorku." Ini motornya kuat nyampe pasar ngga mas?"
Busyet, ngece tenan nih. Jangankan cuma ke pasar yang jaraknya 4 km, pulang kampung bolak balik yang 400 km juga pernah, tapi itu dulu sih waktu motornya baru beli walau seken dan masih fit.
* * *
"Mas, bangun mas. Sudah jam 5." Seru istriku sambil menggoyangkan badanku.
Aku menggeliat tapi tak segera bangun, maklum masih setengah mengantuk.
Sore itu sehabis ngojek memang aku pulang dulu ke rumah lalu tidur karena sudah bawa duit yang lumayan, apalagi badan juga sudah lemas, maklum bulan puasa.
"Bapak, ayo bangun pa." Kata anakku ikut membangunkan ku.
"Iya, bapak bangun." Kataku, biasa kalo istriku tidak mempan membangunkan ku maka anakku yang disuruh dan ia tidak akan berhenti kalo aku belum beranjak dari kasur.
"Masak apa untuk buka nanti sayang." Kataku pada wanita yang telah memberikan aku seorang anak yang lucu menggemaskan tapi juga kadang ngeselin kalo soal jajan.
"Masak sayur asem, telor, sama tempe goreng mas. Sana sholat ashar dulu mumpung masih ada waktu." Jawabnya sambil membalikkan gorengan tempe di wajan.
Aku hanya manggut-manggut saja, tapi bukannya ke kamar mandi tapi aku malah ke depan, niatku mau leyeh-leyeh dulu sebentar.
Begitu sampai di depan dan aku mau duduk tiba-tiba aku melihat sesuatu yang tidak biasa. Motor kesayangan ku yang biasa terparkir rapi di halaman depan raib entah kemana.
"Sayang, siapa yang minjam motorku." Kataku setengah berteriak.
Sarilah istriku yang sedang sibuk memasak keluar dari dapur." Ngga ada mas, memang siapa yang mau minjam motor kayak gitu."
Asem, tapi memang benar sih, sejak aku beli motor itu jarang sekali orang yang meminjamkannya. Berarti, berarti motorku hilang dong.
"Mas, kuncinya ada tidak, jangan-jangan lupa lagi masih nyantol di motor kayak kemarin."
Aku terkejut, segera saja aku masuk kedalam, kunci motor legendaris itu ternyata masih ada. Tapi kenapa motornya hilang ya. Segera saja aku keluar keliling rumah, barang kali saja ada di samping, tapi tetap nihil.
Dengan lemas akhirnya aku menuju rumah Dahlan ketua RT setempat.
Tentu saja pak RT kaget dengan kedatanganku." Maaf Gus, bantuan BLT atau bansos belum cair, mungkin bulan depan."
Asem batinku. Mentang-mentang aku sering nanya bantuan pemerintah itu jika datang langsung ditodong pernyataan seperti itu." Aku bukan mau tanya BLT pak RT."
"Oh. Bantuan UMKM juga sepertinya sudah tidak ada Gus."
Ya Allah, jika bukan bulan puasa pengin rasanya nonjok ketua RT yang kebangetan ini." Motor ku hilang pak RT."
Hah, pak RT Dahlan pun sama terkejutnya denganku." Kok bisa Gus."
"Ya bisalah pak, apalagi ini mau lebaran, maling pada beraksi cari mangsa." Kataku sewot.
" Maksudku, kok bisa motor mu yang reyot gitu ada yang ngembat. Pasti malingnya itu sudah kepepet beneran."
Ya Allah, tabahkanlah hati hamba mu ini.
"Motor Astrea ini lagi ngetrend pak, coba bapak buka internet, harganya mahal lho, bisa sampai puluhan juta bahkan kemarin ada yang laku sampai 100 juta."
"Itukan kalo motornya bagus dan dirawat Gus. Lha, motormu itu udah bulukan, reyot lagi. Eh tapi benar sih, motormu masih laku kalo dijual kiloan di tukang rongsok."
"Pak RT ini sebenarnya mau ngurusin tidak sih." Kataku sambil berteriak, Akhirnya emosiku meledak. Masa bodoh lah lagi puasa.
Pak Dahlan akhirnya bangkit juga." Oke Gus jangan teriak-teriak, malu dong lagi puasa. Terus sebaiknya gimana Gus?" Ia malah balik bertanya.
"Lha kok malah tanya, kita harus lapor polisi pak, agar malingnya bisa tertangkap."
Tentu saja pak RT kaget. "Hah, motor Astrea bulukan mu itu mau kau laporkan kehilangan."
"Ya iyalah pak RT, kalo ngga lapor ke polisi masa ke KUA, kalo ngga ada motor itu gimana aku nyari makan." Jawabku sengit.
Ia geleng-geleng kepala." Ya sudah, nanti habis isya saja kita lapor, sekarang sudah mau Maghrib, waktunya berbuka puasa."
Akhirnya dengan lemas aku terpaksa pulang lagi karena memang ada benarnya juga. Belum sampai ke rumah ditengah jalan aku melihat seseorang menuntun motor kesayangan ku.
"Wooiii berhenti!!!" Teriakku keras. Orang itu memang berhenti dan ketika aku melihatnya betapa terkejutnya aku ternyata ia adalah Herman.
Melihat aku berteriak kasar Herman tak kalah marah." Gus, apa-apaan kamu ini. Kalau memang mau diantar kunci motornya ditinggal dong. Aku capek jalan kaki dorong motor mu ini dari tempat cucian motor tahu. Tempat cuci sudah mau tutup tapi kok belum diambil motornya, mau ku tinggal di tempat kerja takutnya ada yang nyolong."
Astaghfirullah aku langsung tepok jidat, baru aku ingat sebelum pulang aku membawa motorku ke cuci steam karena hari ini dapat rejeki lumayan banyak dari ngojek. Karena baru bangun tidur jadi tadi lupa.
Aku lalu minta maaf padanya bahwa aku tadi lupa. Herman masih saja marah-marah tapi akhirnya diam setelah kuberi dua bungkus kolak dari penjual di pinggir jalan.
Untunglah aku belum lapor polisi, wah bisa gawat kalo Herman ditangkap polisi gara-gara mencuci motorku.
Sarilah istriku tentu saja senang ketika motornya kembali. Ia bertanya bagaimana caranya kok motornya bisa cepat ketemu, tapi ia hanya geleng-geleng kepala ketika ku ceritakan.
"Mas pesan apa di internet?"
Tentu saja aku jadi terkejut dengan pertanyaan nya yang tak ada hubungannya dengan motor." Lha pesan dari mana, duit buat lebaran juga pas-pasan, masa mau dihamburkan dengan pesan paket."
"Ini lho mas, tadi ada paket datang, jadinya ku kira mas beli sesuatu gitu." Jawabnya terus ia masuk kedalam mengambil sebuah paket yang cukup besar.
"Coba buka sayang." Kataku padanya, tapi dalam hati sudah menduga siapa yang kirim paket karena aku beberapa kali dapat kiriman biarpun tidak pesan.
"Wah, dari Mbak Eno mas." Katanya istriku.
Alhamdulillah, dapat rejeki lagi di bulan Ramadhan.
Makasih banyak ya mbak Eno atas kirimannya, semoga mbak Eno sehat selalu dan diperbanyak rejekinya, amiin.
keluarga yang harmonis dan bahagia :)
indahnya bulan ramadhan ditutup dengan paket kue lidah kucing :)
lupakan sejenak pelik hidup yang ada
yang penting kumpul dengan keluarga tercinta, biarpun tidak bisa mudik ke kampung halaman ya
baru tau mbul kalau mau masuk pabrik ternyata kudu ada DP ya.. kirain seleksi jalur biasa
:)
Jadi nanti sisa uang lebarannya bisa ditransfer kesaya saja yang kang..😆😆😆🤣🤣🏃🏃🏃🏃
Ini sekalian curhat kan Mas Agus, bingung saya 😂 soalnya pas baca endingnya ngetwist banget, karena awalnya cerpen pas endingnya curhat 😂
Pa kabarnya Yah Mba Eno sekarang..
Alhamdulillah ya, rezeki di bulan ramadhan :D
kalau dipake bunyinya nyit nyit lucu banget
sayang udah aku jual laku 1,5 jeti
eh sekarang katanya lagi in lagi wkwkwk
duh kok bisa lupa si sama motornya
maklum ya tapi bulan puasa
yang penting dapat kiriman dari mbak eno
alhamdulilah rejeki engga ke mana
Bantuan UMKM gelombang 3 kayanya masih berlaku deh, tapi sudah masuk pekan terakhir, duh, riweh banget di fotokopian.
Selamat atas rezeki bulan Ramadhan nya 😊
Semoga tahun depan ada rezekinya kita semua buat mudik ke kampung halaman masing2 ya Aamin YRA
kue kuenya sungguh menggoda....
Kak Eno baik bangettt, saat sibuk aja masih memikirkan para teman bloggers 🥺. Semoga Kak Eno baik-baik saja ya, Kak Agus.
Kak Agus kampungnya jauh nggak dari tempat tinggal sekarang?
ԅ( ͒ ͒ )ᕤ
Met berbuka dengan yang manis, semanis lidah kucing
[Tapi nama kueee ..., kalo lidah kucing asli mah ..ngga ngerti rasanya kayak gimana, wwkkk, belum pernah nyobain]
Tapi emang benar adanya, bulan puasa tingkat kriminalitas meningkat, banyak copet dll, di kampungku udah sering terjadi soalnya.
Saya sampai tahun 2015 masih memakai motor Astrea Grand keluaran tahun 1998. Awet dan bandel banget mesinnya. Tapi sejak Ibu saya meninggal, dan motor Varionya tidak ada yang pakai, akhirnya saya titip Grand di adik saya. Belakangan saya tau, motornya malah dia jual. Motor yang setia sama saya selama 30 tahun, malah dijual. Pengen nangis rasanya, hehe.
Selamat puasa ya buat Mas Agus dan keluargaa.. Kira2 cemilan dr mba eno bakal sampe lebaran ga mas agus? Klo di sini kayaknya ga, begitu nyampe udah lngsung dicemilin anak2. Curiga sebelum lebaran udah abis duluan ini ^^
Dan syukurlah motornya kagak hilang. 🤣
Ngomong-ngomong, kasihan banget Mas Herman sampai dorong-dorong motor gitu. Padahal lagi puasa. Tapi untungnya Mas Herman baik, mau anter motornya walaupun harus jalan dorong-dorong motor. Coba kalau gak mau. Alamat Mas Agus lapor polisi beneran. 🤣
Ahhh So Sweet banget.. luar biasa ya Mas Agus Mba Eno ini. Ditengah2 kesibukannya masih aja mikirin kita. Teman2 mayanya.. aku smpe terharu. 🥲
Semoga beliau selalu dalam keadaan sehat dan dalam perlindungan Tuhan YME. Aminn..
Pak RT orangnya ceplas ceplos.. sepeda motornya Agus katanya nggak laku dijual mahal karena nggak dirawat..wkwkwkwk
Wah mas Agus dapat hadiah lagi dari mbak Eno.. selamat menikmati.. Met menjalankan ibadah puasa semoga lancar..
Motor kok sampe lupa.
Hehe...
Wih, dapet parcel.
Selamat puasa ya Kak!
btw, mba eno udah balik ngeblog lagi kah? Alhamdulillah dapat bingkisan dari mba eno, semoga berkah ya..