Memahami maksud baik pemerintah dibalik mahal dan langkanya minyak goreng
"Kenapa Nita, kok sepertinya sedang dongkol."
Wanita muda yang baru berumur 25 tahun itu menoleh, melihat Satria yang menyapanya ia memaksakan senyum." Ini kang, aku habis dari minimarket karena tadi tetangga bilang ada minyak goreng murah, eh sudah desak-desakan tapi tetap tidak dapat karena habis."
Oohhh, hanya itu ucapan yang keluar, soalnya mau jawab suruh bikin tenda di depan minimarket bisa-bisa dilempari sandal.
"Ini keterlaluan, seharusnya minyak goreng murah bukan hanya ada di minimarket atau mall saja tapi juga pasar sehingga aku tidak capai antri, eh tidak dapat."
"Tapi kan bisa beli lagi kalo besok ada stoknya."
"Alah susah kang, sudah beberapa kali aku kesana tapi belum pernah dapat, selalu ngga kebagian. Sudahlah, aku mau pulang beres-beres rumah." Katanya lalu pamit pulang.
Tak lama kemudian tetangganya yang bernama khanif juga datang. Ternyata ia dari pasar.
"Kenapa Nif, kok lesu gitu."
Khanif duduk selonjoran dulu di pos baru jawab." Pusing kang, aku tadi dari pasar pagi nyari minyak goreng. Barangnya langka, mana harganya mahal lagi, padahal Minggu kemarin masih lumayan banyak. Ini sudah langka, mahal lagi."
"Wah, memang minyak berapa Nif?"
"18 ribu per liter, yang dua liter 35 ribu. Lebih mahal, padahal Minggu lalu cuma 32 ribu lho, parahnya stok terbatas lagi, cuma boleh beli dua liter. Mana cukup kalo cuma dua liter." Keluhnya, maklum pekerjaan nya sebagai tukang gorengan keliling jelas membutuhkan banyak minyak.
Satria manggut-manggut.
"Wah sama Nif, aku juga tadi ke pasar nyari minyak curah tapi malah diomeli pedagangnya." Seru seseorang yang tahu-tahu sudah nongol di samping mereka, siapa lagi kalo bukan Jaey.
"Lho kok bisa diomeli pedagangnya kang jaey, mungkin kamu mau ngutang kali sementara baru pertama kali beli." Ledeknya pada temannya itu, seakan punya tempat untuk pelampiasan.
"Sembarangan, kan di tivi di umumkan kalo harga minyak curah itu perkilo 11.500 rupiah, jadi tadi ke agen sembako di pasar, harganya 18 ribu. Tentu saja aku protes, bukannya Rp 11.500, eh aku diomelin, 11.500 Mbah mu."
Tentu saja Satria dan Khanif jadi tertawa mendengar ceritanya.
"Lagian kamu asal ceplos saja, jelas saja orangnya marah Jaey."
Jaenudin cuma nyengir saja.
"Aku cuma heran kang Satria. Negara kita kan banyak kebun sawitnya, dari Sumatra sampai Papua ada bahkan kita eksportir minyak sawit terbesar di dunia, herannya kok bisa mahal begini." Keluhnya.
"Betul sekali Jaey."sambung khanif." Udahlah mahal, langka lagi. Ini pasti ada penimbunan, tapi herannya pemerintah kok lambat sekali penanganan nya, padahal minyak itu salah satu kebutuhan pokok lho." Katanya berapi-api. Maklum, kalo tidak ada minyak ia tidak bisa jualan dan tidak ada penghasilan.
Satria manggut-manggut mendengar penjelasan teman-temannya.
"Begini lho teman-teman. Minyak sayur langka dan mahal di pasaran itu adalah niat baik dari pemerintah."
Tentu saja Jaey dan Khanif jadi kaget mendengar penjelasan temannya." Niat baik gundul mu kang. Ini jelas bikin susah rakyat kok malah dibilang niat baik, niat baik bikin rakyat sengsara mah iya."
Satria santai saja diprotes kedua temannya." Kalo melihat sesuatu ya jangan pandangan sempit seperti itu Jaey khanif. Kita harus memiliki pandangan yang lebih luas agar dapat melihat sesuatu yang baik, termasuk dalam kelangkaan dan mahalnya harga minyak ini."
Akhirnya kedua orang itu tertarik." Memang apa saja sih kang niat baik pemerintah dalam hal kelangkaan minyak goreng ini?"
1. Rakyat lebih sehat
Perlu diketahui bahwa makan makanan yang mengandung minyak itu kurang baik bagi kesehatan. Selain mengandung kolesterol yang bisa memicu penyakit jantung, juga bisa menyebabkan kegemukan karena tinggi kalorinya.
Oleh sebab itu, kita harus bersyukur dengan mahalnya harga minyak, kita ganti membuat makanan yang direbus saja untuk kesehatan. Untuk pencernaan juga lebih sehat tentunya.
2. Lebih Religius
Kenapa lebih relijius?
Kelangkaan minyak ini membuat orang lebih bersabar untuk antri seperti di mall atau minimarket. Kesabaran ini merupakan salah satu ciri-ciri orang yang religius. Jika hari ini tidak kebagian, ia akan sabar mengantri keesokan harinya, begitu seterusnya.
Selain itu dengan mahalnya minyak, orang jadi lebih tabah, tabah dalam menghadapi kesusahan hidup sementara penghasilan malah turun karena pandemi.
Sabar dan tabah dalam menjalani kesulitan hidup itu tanda orang relijius.
Pemerintah tahu kalo masyarakat sekarang itu mulai mendewakan materi dan kurang peduli dengan agama, itu sebabnya cari cara agar orang ingat lagi dengan agama. Coba, kurang baik apalagi pemerintah kita, ujar Satria berapi-api.
Jaenudin dan khanif tentu saja melongo, karena tidak menyangka kalo teman akrab mereka memiliki wawasan yang luar biasa.
3. Menjadi negara maju
Dengan mahalnya harga minyak CPO di pasar dunia maka ini akan menguntungkan negara karena kita eksportir minyak terbesar di dunia. Cadangan devisa akan naik sehingga bisa untuk melunasi hutang luar negeri.
Makin banyak ekspor makin banyak devisa dan makin sehat serta relijius rakyatnya. Pejabat nanti tidak akan korupsi lagi karena anggaran belanja negara melimpah untuk gaji, pengusaha juga makin kaya karena untung besar dari minyak. Kalo rakyat sehat, pejabat dan pengusaha banyak duit itu tandanya kita negara maju.
"Nah kini kalian mengerti bukan niat baik pemerintah dibalik kelangkaan dan mahalnya minyak goreng." Kata Satria yang merupakan salah seorang pengurus partai pendukung pemerintah.
Sehat Rakyatnya, Relijius Warganya, makmur pejabat dan pengusahanya.
Kalau kata emak2 mah Suuuueeee...yang ada malah stres disuruh ngikutin 3 perkara basi.🤣🤣🤣🤣🤣
Aku make Blue-band sekarang kalau mau masak. Itu juga Blueband dari toko sendiri....mau beli lagi Blue-band langka jadi malah nggak bisa jualan Blue-band .,🤣🤣🤣🤣🤣
Pemeritahnya pada mau jadi Dajal semuanya. Habis ini beras langkah sama Gas langkah.
Abis gas langkah Rongdo juga ikut langkah mau diservice agar jadi perawan lagi katanya.🤣🤣🤣🤣🤣
Oh iya ada yang belum di jelaskan nih..
Ngomong2 ibu muda yang gk kebagian minyak goreng tadi kira2 janda apa bukan? Kog gak di tanya sih?
juga seringnya sayur sayuran yang ga menggunakan minyak terlampau banyak
oiya kok dari kemarin mau hore hore bewe tetiba kolom komennya bisa gede sendiri ya, kotakan komennya???ngezoom gitu. jadi agak susah ngetiknya jew...kenapa bisa begitu ya aku mau ngetik dari kemarin agak keder zoom in zoom out, padahal dari kemaren udah puasa blogwalking...wkwkw
ฅ(^・ω・^ฅ)
Mari doakan saja semoga semua baik2 saja, cepat turun harganya 🤣
Rakyat cukup menderita saja
😁🤣😂
Di tempat saya nggak ada minyak goreng kalau nyari di minimarket modern.
Meski di pintunya ditulis gede-gede ada minyak goreng murah :D
Cuman untungnya sih masih banyak orang yang jualan minyak di pinggir jalan, 2 liter 37-38ribu.
Ya udah deh beli itu aja, daripada nggak ada.
Lagian yang butuh minyak sebenarnya anak-anak aja sih, jadi kalau nggak keranjingan bikin pisang goreng, bakalan irit minyak sih :D
hehehe....
alasan utamanya ya biar emak-emak pada latian sprint buat ke olimpiade musim dingin
gimana enggak habis subuh udah pada antri di minimarket mas wkwkkw
kita menggoreng dengan apa coba
semoga pemerintah bergerak cepat mengatasinya
Tapi tetap setuju bahwa tllu banyak konsumsi makanan berminyak ga baik untuk kesehatan. Makanan yang direbus atau dikukus memiliki kualitas yang elbih baik dan lebih sehat dibandingkan makanan yang digoreng :D
Tapi setelah baca ini, saya jadi tercerahkan dan lebih relijius.😁 Selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa yang ada.
Intinya, jadi rakyat rak sah sambat wae. Tul nggak, Mas? 😂
Di balik terselubungnya niat baik pemerintah dengan naiknya harga minyak, biar rakyatnya ga sakit jantung karena kolesterol minyak, jangan jangan....jangan jangan yaa,..pemerintah bakal import minyak zaitun,..biar rakyatnya tetap makan gorengan tapi bebas kolesterol jahat,.dan justru menyehatkan jantung rakyat, jadi Anita teteup dengan gorengannya dan lebih sehat
Pas mau checkout di reject. Katanya maksimal hanya bisa 2 liter. TERUUUUUS NGAPAIN YG 5 LITER DIPAJAAANG OON 🤣🤣🤣🤣... Akhirnya terpaksa beli yg 1 liter doang bisanya 😂
Tapi aku ga tertarik untuk nimbun atau cari dari toko lain. Malesin bikin capek. Ya udah sih, menu untuk sebulan ini bakal bikin yg bukan gorengan 😁. Sama kayak mas satria, numis2 aja pake butter sekarang. Udah males pake minyak 🤣
Tapi kasian sama yang jualan makanan dan butuh minyak, jadi pembeli juga was-was minyaknya dari mana ya hehe
Apalagi di berita ada yang kena tipu soal minyak goreng itu
minal aidzin wal faidzin mas agus en family dan blog sarilah yang selalu menghiburku, penggemar blog ini. Hehe..baca baca cerpen mas agus lagi buat pelepas penat..
semoga mas sehat sehat selalu ya bersama keluarga. Salam ^^