Cinta sampai mati episode 2
Supir itu hanya mengangguk. Gadis itu melihat orang yang ditolongnya. Wajahnya sebenarnya tampan tapi sayangnya karena bengkak jadinya tidak karuan.
Tiba-tiba satria membuka matanya sedikit. Dilihatnya samar samar seorang gadis berada di sampingnya, wajah yang sudah sangat dikenalnya karena ia yang selama ini dirindukannya.
"Nita, kau kah itu Nita?"
Pemuda itu ingin menjawab tapi kepalanya berkunang-kunang dan akhirnya kembali jatuh pingsan. Gadis berbaju hijau itu hanya menghela nafas.
Baca episode sebelumnya Disini.
Satria heran ketika bangun ia berada di ruangan yang sejuk. Seingatnya ia berada di klinik dan pergi, bagaimana ia bisa berada di kamar ini. Saat ia hendak bangun terdengar suara disampingnya.
"Kau tiduran saja, tubuhmu belum pulih benar."
Ia menengok dan melihat seorang laki-laki berbaju putih yang sedang duduk memeriksa seseorang yang duduk di sebuah tempat tidur, sama seperti dirinya. Usianya sekitar 35 tahunan. Tahulah ia kalo dirinya ada di sebuah kamar rumah sakit. Heran, bagaimana ia bisa ada di ruangan ini.
Setelah selesai memeriksa orang tersebut dokter itu lalu menuju dirinya dan memeriksanya.
"Bagaimana aku bisa ada disini dokter?"
Dokter itu melihat berkas yang dibawa oleh asistennya." Tadi malam suster Pratiwi yang membawamu kesini saat ia hendak masuk shift tiga. Katanya ia menemukan mu lagi pingsan ditengah jalan."
"Suster Pratiwi?" Tanya Satria heran.
"Kau tidak mengenalnya?"
Pemuda itu hanya menggeleng, bahkan tahu namanya juga baru kali ini.
"Ia sebenarnya seorang anak pengusaha cukup besar di kota ini. Berbeda dengan anak orang kaya lainnya yang suka hura hura, ia malah menjadi suster disini agar bisa membantu sesama." Ujar dokter yang usianya sebaya dengan Satria itu dengan rasa kagum. Suster disebelahnya tampak senyum-senyum sendiri sehingga dokter itu jadi malu.
"Untunglah lukamu hanya luka luar, dalam beberapa hari lagi nanti juga sembuh. Istirahat yang cukup saja dulu biar sembuh lebih cepat."
Satria hanya mengangguk dan mengucapkan terima kasih. Ia bingung bagaimana nanti dengan uang pengobatannya. Ah persetan toh ia nanti bisa kabur, yang penting dirinya saat ini harus sembuh dulu agar bisa membalaskan dendam istrinya. Tanpa terasa air matanya pun berlinang mengingat Nita.
"Nita, aku pasti akan membalaskan dendam kematian mu sayang." Ucapnya dengan tangan terkepal.
"Siapa Nita?" Tanya seseorang.
Pemuda itu menengok, ternyata yang bertanya adalah pasien disebelahnya yang tadi diperiksa oleh dokter.
"Apa peduli mu." Sahutnya ketus.
Laki-laki berusia sekitar 35 tahun itu tertegun kaget, tapi segera menyadari kalo mungkin pertanyaan nya tadi agak sensitif.
"Maaf bung, aku tidak bermaksud turut campur, hanya sekedar ingin tahu. Kalo aku tidak salah duga, dia mungkin istrimu bukan."
Ia hanya diam.
Lelaki itu melanjutkan bicaranya tanpa diminta." Aku juga masuk rumah sakit ini karena istriku."
Agak tertarik juga Satria mendengar ceritanya. Apakah ia mengalami nasib yang sama dengannya." Memang kenapa dengan istrimu?"
Lelaki itu tampak senang, maklum di kamar itu hanya ada mereka berdua, walaupun ranjangnya ada tiga. Biasanya sesama orang yang dirawat jadi lebih mudah bercerita dibandingkan dengan dokter atau perawat.
"Aku memiliki seorang istri yang sangat kucintai. Siang malam aku bekerja keras agar bisa membahagiakan dia dan anakku. Berkat kerja kerasku akhirnya aku berhasil memiliki usaha toko baju yang bagus bahkan sudah membuka dua cabang."
Pemuda itu jadi jemu mendengar orang menceritakan kelebihannya. Ia ingat dirinya yang bernasib malang. Sebelum remaja ia sudah ditinggal ayah ibunya sehingga diasuh oleh paman. Setelah menikah pun ia masih menderita.
"Karena mengurus banyak toko itulah aku agak kurang memperhatikan istriku. Hingga suatu hari aku melihat sendiri istriku sendiri sedang berhubungan intim di rumahku dengan pegawaiku sendiri yang aku percayai. Tentu saja aku kaget setengah mati, kupukuli dia tapi tiba-tiba ia menikamku dengan pisau dan mengenai perutku."
Tanpa diminta ia memperlihatkan perutnya yang diperban dan ada noda darah.
Tertarik juga ia mendengarnya." Pasti istrimu langsung kau cerai."
Orang itu menggelengkan kepalanya." Mau ku begitu tapi kasihan dengan kedua anakku nanti. Lagi pula kalo dipikir-pikir ini salahku juga hanya fokus pada bisnis selama ini. Jadi aku maafkan ia dengan syarat tidak boleh mengulanginya lagi. Sedangkan selingkuhannya itu langsung aku pecat dan ku jebloskan ke penjara."
Satria jadi termangu-mangu mendengarnya." Kau sungguh baik."
Lelaki itu hanya tertawa." Sejujurnya aku hanya kasihan pada anak-anak. Kau sendiri kenapa bisa disini dengan muka bengkak. Apa istrimu selingkuh lalu kekasihnya itu memukuli mu?"
Mantan pencuri itu tentu saja jadi dongkol." Aku jatuh terpeleset dari motor."
Lelaki itu tertawa kembali." Tak usah berdusta mas. Jika jatuh dari motor maka akan lecet sedangkan aku lihat kau bengkak seperti habis dipukuli."
Satria jadi geram. Jika dituruti hawa nafsunya ingin ia memukulinya tapi melihat keadaan dirinya dan juga nasibnya ia urungkan niatnya. Akhirnya ia mengambil selimut lalu pura pura tidur.
Lelaki itu tidak memaksa. Iapun mengambil selimut lalu beristirahat.
Mendengar teman sekamarnya itu sudah tidur maka pemuda itu membuang selimutnya. Ia duduk di pinggir kasur dan bimbang, apakah ia akan kabur saat ini juga ataukah menunggu sembuh dulu. Ia melihat ternyata sudah jam 7 malam.
Saat ia sedang berpikir itulah dari pintu masuk seseorang." Oh kau sudah sadar nak, baguslah."
Satria menengok dan melihat seorang lelaki paruh baya memakai kemeja warna putih. Ia tidak kenal siapa dia, jangan-jangan antek pak lurah, tapi sepertinya tidak mungkin karena ia masih hidup.
"Siapa, siapa bapak ini..." Katanya sambil tetap duduk. Laki-laki berpakaian putih itu meminta agar ia tiduran saja tapi tidak dihiraukannya. Toh ia sudah agak mendingan.
"Aku mang Kardi, semalam kau jatuh di depan mobil kami jadi terpaksa ku bawa kesini karena kulihat luka-lukamu agak parah." Tanpa diminta pak Kardi lalu menceritakan kejadian semalam.
Satria tersenyum tulus." Terima kasih pak, terima kasih juga buat nona mu yang sudi merawatku disini."
Mang Kardi mengangguk." Saat ini nona masih kerja, tapi pasti nanti ia akan datang kesini menjengukmu."
"Aku kan kerja disini mang, kenapa harus menunggu pulang untuk menengoknya." Sebuah suara merdu terdengar dari arah pintu.
Satria menengok dan betapa terkejutnya ia ketika melihat wanita yang ada didepannya itu.
"Nita?"
Tentu saja gadis itu terkejut." Nita, maaf mas aku bukan Nita. Kau mungkin salah orang."
"Tak mungkin." Teriak Satria sehingga gadis itu terkejut." Kau adalah Nita istriku. Kukira kau sudah meninggal, ternyata kau disini."
"Anak muda, nona majikan ku ini bukan Nita tapi Pratiwi. Kau salah orang." Kata mang Kardi ikut heran juga. Baru kali ini ia melihat seorang laki-laki yang menyangka nona majikannya itu orang lain, mana istrinya pula. Wah keterlaluan ini.
"Tak mungkin Nita, apa karena aku di penjara sehingga kau tidak sudi mengakui ku sebagai suami mu lagi." Ucap satria lalu menangis. Sungguh hancur hatinya, istrinya yang sudah dirindukannya selama ini begitu bertemu malah tidak mau mengakuinya.
Gadis bernama Pratiwi itu menarik nafas. Beruntung ia sedikit mengerti ilmu psikologi saat kuliah sehingga tahu kalo pemuda di hadapannya itu sedang galau.
Setelah tangis satria mereda barulah ia bicara." Maaf mas, jadi mas yakin kalo aku ini Nita, istrinya mas?"
Ditanya seperti itu pemuda itu melihat lagi. Wajah dan potongan tubuhnya jelas memang istrinya tapi cara bicaranya memang berbeda dan tentu saja baju yang dipakainya sangat berbeda. Tentu saja karena ia sedang memakai pakaian dinas serba putih karena sedang bekerja. Ah, tapi siapa tahu ia kabur lalu pura pura menjadi orang lain.
"Tentu saja, sampai matipun aku akan selalu ingat wajahmu sayang. Mengapa kini kau malah mungkir."
Gadis itu menggeleng." Aku Pratiwi, bukan Nita yang kau sangka istrimu."
"Tak mungkin, kau jangan berdusta Nita, jika kau memang tidak mencintaiku lagi maka kita bisa berpisah, tapi mengapa engkau harus berdusta." Teriaknya keras. Suster itu terkejut dan wajahnya pucat pasi. Daripada ribut ia memutuskan untuk keluar saja.
Melihat hal itu tentu saja Satria tambah jengkel. Segera saja ia hendak mengejar. Selang infus yang ada ditangannya segera saja ia copot. Melihat hal itu mang Kardi tentu saja tidak tinggal diam, ia segera menahannya. Beruntung pemuda itu masih sakit sehingga bisa ditahan, kalo tidak tentu saja bapak setengah baya itu bukan tandingannya.
"Tolong bantu aku, sekuriti cepat kesini." Pratiwi segera saja berteriak. Tak lama kemudian beberapa orang keamanan datang mengamankan dirinya.
Tentu saja ia makin kalap." Nita, mengapa kau tega begini..."
Para satpam itu segera menarik dirinya ke tempat tidur bahkan terpaksa mengikatnya. Seorang dokter datang menyuntikkan obat penenang dan tidak lama kemudian pemuda itu tertidur. Tapi sebelum tertidur ia berbicara lirih.
"Nita.. Nita..Nita."
Suster Pratiwi wajahnya masih pucat ketika masuk ke dalam posnya. Melihat hal itu temannya Lia jadi heran.
"Kenapa kau seperti ketakutan Wi, apa kau barusan dari kamar mayat dan bertemu penunggunya?"
Pratiwi tentu saja jadi sebal dengan candaan teman kerjanya itu." Aku baru saja menengok seorang pasien."
"Wah tumben, biasanya kau biasa saja. Apakah ia meninggal tidak wajar?" Lia memang pernah menyaksikan seseorang yang meninggal dengan aneh di rumah sakit, perutnya membesar seperti orang hamil padahal ia pria, dan ketika di ronsen didalam perutnya ada sebuah kawat dan paku. Ketika meninggal ia sangat kesakitan dan tersiksa. Menurut keluarga almarhum ia diguna-guna oleh saudaranya, ribut masalah warisan. Lia sendiri sampai sekarang masih takut dan ngeri kalo membayangkan kejadian tersebut.
Gadis berbaju putih itu menggeleng." Bukan, malah menurutku lebih seram dari pada ketemu penghuni kamar mayat."
Lia tentu saja tertarik." Memangnya kau mengalami kejadian apa sampai takut begitu?"
Akhirnya Pratiwi pun menceritakan tentang seorang pemuda yang ia temukan di tengah jalan saat pulang kerja. Tentu saja ia ceritakan tentang pemuda itu yang menganggapnya istrinya yang sudah mati, kelakuannya yang histeris dan hal aneh lainnya.
Tentu saja temannya jadi tertarik." Cie, jangan-jangan pemuda itu sebenarnya naksir kamu lalu pura pura gila agar dekat denganmu."
Tentu saja Tiwi jadi dongkol, segera saja ia berdiri untuk mencubit temannya itu.
Lia mengelak." Jangan sampai dokter Andy tahu lho, ntar dia cemburu."
"Ehm, siapa yang cemburu Lia?"
Tentu saja Lia dan Pratiwi terkejut. Mereka menengok dan melihat dokter yang memeriksa Satria ada di depan pintu.
Tentu saja Lia jadi kaget." Maaf dokter, hanya bercanda."
Dokter Andy yang merupakan dokter muda yang baru beberapa bulan bertugas tertawa." Aku tahu, santai saja Lia. Oh ya, kudengar ada keributan dari pasien yang kurawat."
Pratiwi lalu menceritakan kronologis kejadiannya. Dokter Andy mengangguk angguk, sementara suster Lia sendiri pergi karena ada panggilan dari pasien.
"Sepertinya ia mengalami kejadian luar biasa dan trauma. Biar nanti aku bicara padanya. Kau tidak apa-apa bukan Tiwi?"
Gadis muda itu mengangguk." Untung ada mang Kardi yang menahannya."
Dokter Andy lalu bertanya dengan serius." Kau ada waktu luang malam Minggu Tiwi?"
Pratiwi agak terkejut. Sudah dua kali ia ditanya seperti itu oleh dokter muda ini." Maaf dok, aku lagi tidak mood karena kejadian barusan."
Walaupun kecewa tapi dokter Andy maklum, ia lalu pergi karena ada seorang pasien yang memerlukan dirinya.
* * *
Lurah Agus sedang duduk bersantai di beranda rumah malam itu. Dibelakangnya tampak gambar dua pemimpin negara Presiden Soeharto dan Soedharmono. Beberapa penduduk yang lewat menyapa dirinya yang dibalas dengan anggukan olehnya.
Tak lama kemudian datang juga orang yang ditunggunya.
"Bagaimana, apa kau sudah menemukan jejaknya."
Orang didepannya tampak tertunduk." Maaf pak lurah. Aku sudah selidiki tapi tidak ketemu. Aku juga sudah gertak paman tapi katanya ia tidak tahu."
Kepala desa itu tampak kelam mukanya tapi berubah biasa lagi." Ya sudah, kau boleh pergi."
Setelah orang itu pergi Herman lalu maju ke depan." Apa aku perlu mencari satria pak lurah?"
Lurah Agus menggelengkan kepalanya." Tak perlu Man, toh kalau pun ia membongkar rahasia ini maka ia yang akan kupukul balik."
Agus lalu masuk ke dalam. Sebenarnya ia ingin masuk ke kamar istrinya di lantai dua tapi diurungkan niatnya. Ia lalu ke belakang menuju sebuah kamar, yang mana hanya boleh dibuka oleh dirinya sendiri. Siapapun tidak boleh memasuki kamar tersebut termasuk istrinya. Yang melarang akan mendapatkan hukuman keras.
Setelah masuk ia segera menuju lemari berwarna coklat yang ada di pojok. Lemari itu tampak masih kuat biarpun dibuat sejak zaman Belanda oleh kakeknya yang diwariskan turun temurun kepada keluarganya. Ia segera membuka lemari itu dan betapa terkejutnya ketika benda yang ada didalamnya sudah hilang.
Instingnya yang tajam segera merasakan kehadiran seseorang." Bangsat, keluar kau."
Seorang lelaki keluar dari balik pintu kamar dengan menggapit sebuah kotak kayu berwarna hitam.
"Hmmm, kurang apa aku padamu jaey. Sudah kukasih uang sangat banyak kepadamu, bahkan janda muda yang kau taksir pun telah kau kawini berkat campur tanganku. Mengapa kamu mengkhianati ku?"
Jaey menyeringai." Tak usah obral jasa padaku pak lurah. Aku tahu sebagian besar hartamu itu kau dapat dengan cara mencuri dengan menyuruh anak buahmu, salah satunya Satria. Lalu kau bagikan secuil harta colongan itu untuk masjid dan warga miskin agar kau dijuluki dermawan tanpa mereka tahu dari mana asalnya."
"Kembalikan kotak itu." Bentak pak lurah garang.
Jaey tertawa." Maaf pak lurah, dengan kotak ini maka aku kini bisa mencuri sepuasku tanpa harus mendapatkan bagian kecil dari hasil kerja kerasku kepadamu."
"Kau sudah bosan hidup." Lurah itu maju mendekat. Melihat hal itu maka Jaey segera saja membuka kotak kayu hitam itu. Mukanya langsung pucat pasi ketika tidak melihat benda yang seharusnya ada didalamnya.
Lurah Agus tertawa terbahak-bahak." Kau pikir aku tidak tahu niatmu bangsat."
Kepala desa itu lalu mengeluarkan sebuah kain berwarna hitam besar yang didalamnya tampak sesuatu dari balik bajunya. Melihat hal itu muka Jaey tambah pucat. Segera saja ia lari keluar kamar dengan kencang.
Tapi betapa terkejutnya ketika ia melihat kepala desa itu tahu tahu sudah ada didepannya. Kepalang tanggung, ia segera mengeluarkan goloknya lalu membacok sosok didepannya secara membabi-buta.
Senjata tajam itu mengenai kepala, dada dan perut tapi tidak lurah itu tidak bergeming, hanya bajunya saja yang sobek. Saat jaey tertegun, sebuah pukulan keras mendarat di wajahnya.
Lelaki itu pun jatuh dan darah keluar dari mulutnya, goloknya sendiri mencelat entah kemana. Melihat hal itu leleh sudah nyalinya. Segera saja ia menyembah dan memohon ampun." Pak lurah, maafkan aku yang tadi khilaf, aku sungguh bodoh. Mohon ampuni selembar nyawaku."
Lurah itu mengejek." Sekarang minta ampun."
"Benar pak lurah, aku mengaku bersalah padamu. Kumohon ampuni aku, apalagi aku sudah banyak jasa membantumu selama ini."
Melihat orang itu memohon ampun maka pak lurah berkata." Enyahlah kau dari mukaku."
Jaey tentu saja girang." Terima kasih pak lurah, terima kasih. Aku berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan ini."
Habis itu segera saja ia berdiri lalu menuju pintu untuk keluar tanpa ia menyadari sebuah benda melayang menuju dirinya.
Jaey baru menyadari ketika benda itu sudah menancap di tubuhnya. Ia terpekik melihat ujung goloknya menembus dadanya membuatnya roboh.
Pekikan itu membuat Herman datang. Tentu saja ia terkejut bukan main melihat temannya itu sudah mati dengan goloknya sendiri menancap di punggungnya.
"Bangsat ini mencoba mencuri pusaka milikku. Ini hukumannya karena sudah melanggar peraturan di rumah ini."
Herman hanya diam saja.
"Segera kuburkan manusia ini di tempat yang tersembunyi agar orang tidak tahu. Jika keluarganya bertanya bilang saja dia pergi entah kemana. Jangan sampai berbuat kesalahan seperti dulu, kusuruh mengubur mayat Nita tapi kau malah membuangnya ke sungai sehingga ditemukan penduduk dan Satria balas dendam."
Mendengar hal itu muka Herman langsung pucat. Ia mengangguk lalu segera melaksanakan perintahnya.
Bersambung
Berarti Nita sudah mati dibunuh Agus....Tambah Juga Jaey Mati ....Kan gw bilang Jaey seharusnya dirimu bertapa dulu digunung Mahameru baru bisa ngalahin pak Lurah dengan pukulan ajian telapak mahameru..🤣🤣🤣
Satria ini apakah trauma, histeris, atau galau dengan masalah nya atau modus. 😁
Kesel banget itu si tiwi,ini orang udah di tolong malah bilang si tiwi istri nya, sekalian aja mang Kardi di bilang mertuanya wkwkwkw haha 😊
Pemeran nya ada kak Lia 😍, salam kenal kak Lia saya Andy, saya adalah Dokter muda dan saya bertugas disalah satu belahan hatimu.. 🤣🤭🙏
Terooossss lanjut.... Part 3 mas Agus semangat....
Jadi Pertiwi saudara kembaran Nita?
Atau oink-oinknya Nita, eh itu si Mbul ya? hahahaha
Btw, ayooo kapan lanjutannya, saya penasaran banget dengan ceritanya, jadi berasa nonton film-film jadul hahaha
Ngomong-ngomong, aku jadi penasaran. Nita kenapa sampai dibunuh ya 🤔. Terus apakah Nita sama Pratiwi adalah saudara kembar yang terpisah? 🤔. Pak Lurah Agus kenapa sakti mandraguna 🤔
Terlalu banyak pertanyaan, jadi nggak sabar nunggu eps.3nya 🙈
Kasihan Jaey juga. Sudah mengabdi, eeeeh tetep aja dibunuh. Tapi salahnya sendiri, sih, kenapa berani nyolong pusakanya Pak Lurah.😔
Wah ??? Tumben cerpenya - cerpen cinta biasanya kan cerita horor yang bikin pembaca kabur . Eh ??? Berbicara pusaka , kami dulu sekeluarga juga punya pusaka pusaka empu Gandring namanya pusaka itu ada yang bisa ngobati orang tergigit ular, terus ada yang bikin awet muda di tanggal muda, dan lain sebagainnya tapi tahu gak mas Agus ??? Kalau pusaka itu tak dimandikan di tgl 1 Syura yang ada di keris itu akan berubah jadi wanita cantik atau lelaki tua yang menakutkan. Tapi ??? Untung keris itu sudah kami serahkan pada orang lain yang berprofesi jadi dalang.
Sungguh lawan yang berat.
Kalo dimat matne lukisane itu seperti hidup matanya, seperti bisa bersuara ;
Oink.. Oink.. Pak lurah.. Oink oink
Aku kok jadi sedih, padahal Jaey baek sering dateng komen di blogku 😭
Eh*, tapiii ... Itu si Jaey blogger bukan seeeh, wwwkkk 😅, mangap eh maaf
Mungkin dia mawar 🤭🤭
Jika terlalu sibuk dengan toko
Kadang istri sampai dilupakan
ah ya sudahlah, saya tunggu sambungannya saja
Nita eh Pratiwi
Ndak mau berekspektasi alur ceritanya. cukup nikmati saja...hahhaha
aah, tapi kasihan pak dokter yang ajakannya ditolak pratiwi.
Terus semangat pak dok!!!!
huh.. jahat banget pak lurah, kenapa mayatnya dibuang di sungai.. pantes aja arwahnya gentayangan ya..
terus pratiwi itu siapanya nita? kenapa bisa mirip? atau hanya halusinasinya si satria aja yaa..
Hebat juga nih pak lurahnya.. punya jimat kebal pula :p. Aku nebak2 akhirny dulu deh :D
baidewei, ini cerita tahun 90an kah, lahh kok foto presidennya masih pak soeharto :D
jadi keinget jaman dulu waktu belum krismon hahaha
Semoga endingnya pratiwi nikah sama si dokter Andi.. ehh sama satria maksudnya.. wkwkw
Pusaka apakah itu...??? Sekilas aku baca ini entah kenapa kok malah keinget sama serialnya Suzanna yah..? Padahal nggk ada korelasinya... mungkin karena film suzanna kebanyakan adegan bunuh2an sama perdukunan..
Mau tanya nih, om agus. Apakah di Indonesia masih banyak yaa orang yg menyimpan benda pusaka semacam itu? 😶