Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Derita anak indigo dengan kelebihan


Heni dan Astri sedang berbelanja di pasar karena memang kalo hari Minggu mereka berdua suka ke pasar agar lebih irit. Maklum, sebagai anak kost yang mengandalkan kiriman uang dari orang tua maka harus pintar mengatur keuangan agar cukup untuk sebulan. Memang sih, disebelah rumah kost juga ada warteg, tapi harga masakannya lebih mahal dibandingkan dengan bikin sendiri, apalagi kalo ngutang maka lebih mahal lagi.

Tak terasa sudah pukul 9 pagi, berarti sudah dua jam mereka belanja. Karena perut keroncongan, maka Astri yang memang memiliki uang kiriman lebih banyak meminta agar makan bakso sebagai pengganti sarapan.

"Eni, kita makan bakso disana yuk." Seru Astri sambil menunjuk sebuah warung bakso yang pengunjung nya sangat banyak.

Heni menggeleng. " jangan"

"Kenapa?"

Heni lantas berbisik."disitu ada yang ngrewangi (membantu)"

Astri tentu saja terkejut. "Benarkah?"

Heni hanya mengangguk. Ia tidak tega menceritakan pada sahabatnya kalo ada dua orang Buto ijo tak kasat mata yang meludahi kuah bakso yang sedang dimakan dengan lahap oleh para pengunjung. Air ludah itulah yang bikin ketagihan pembeli selalu bikin ingin kesitu terus.

Ya, Heni memang punya kemampuan untuk melihat makhluk halus atau disebut juga indigo.

Kemampuan itu entah sejak kapan ia miliki, tapi yang ia ingat adalah saat masih SD entah kelas berapa ia disuruh oleh orang tuanya untuk membeli kebutuhan sehari-hari di toko. Saat melewati pohon beringin tua yang ada di sebelah rumahnya, ia melihat ada sesosok mahluk yang berbulu hitam lebat yang duduk di pohon tersebut. Heni kecil mengucek-ucek matanya seakan tak percaya, tapi kini bukan hanya genderuwo saja yang ia lihat, tapi disebelahnya ada juga pocong dan kuntilanak.

"Lihat, ia bisa melihat kita. Selanjutnya hidupnya akan penuh derita." Kata genderuwo itu lantas menyeringai. Makhluk halus lainnya lantas terbang melayang menuju Heni kecil yang segera saja menjerit keras sambil menutup mata. Orang tuanya tentu saja terkejut dan datang. Heni kecil segera saja menangis memeluk ibunya lalu menunjuk pohon beringin itu kalo ada setannya. Anehnya begitu Heni melihat lagi, para makhluk gaib itu sudah menghilang. Ibunya lantas memeluknya dan menghibur kalo ia cuma berkhayal karena habis menonton film horor tadi.

Tapi itu bukan khayalannya, sebab saat ia masuk sekolah, di pojok WC juga ada penunggunya yaitu seorang anak kecil seumuran dengannya yang matanya merah. Mungkin makhluk itu yang kadang menyebabkan beberapa kejadian kesurupan di sekolah. Hal ini menyebabkan ia makin takut bahkan malas sekolah.

Heni lantas menceritakan hal itu pada orang tuanya. Bapaknya tentu saja tidak percaya dan menganggap Heni hanya berkhayal. Ibunya sendiri lantas menghiburnya, memeluknya dan memberi tahu suatu rahasia.

"Anakku, mungkin ini kelebihan yang kamu dapat dari kakekmu. Dulu kakekmu juga bisa melihat makhluk halus sepertimu dan akhirnya malah bisa menjadi orang pintar. Jadi kamu tak usah takut, malah seharusnya mereka yang jadi takut denganmu. Setan ora doyan, dhemit ora dhulit, "

Sejak di beri tahu oleh ibunya maka Heni akhirnya tegar. Toh memang biarpun ia bisa melihat makhluk gaib, tapi tak ada satupun diantara mereka yang menyakiti nya. Akhirnya ia jadi terbiasa, malah sekarang ia agak sopan, permisi dulu kalo mau ke tempat yang ada penunggunya.

Sejak SMP malah kemampuan indigo nya bertambah. Ia kini bisa melihat masa depan. Jadi ceritanya saat kelas tiga, ia pulang sore bersama Astri karena habis mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Saat ia pulang itulah, ia melihat seorang wanita yang tergantung di sebuah tali di pohon randu di perempatan jalan. Pakaiannya berkibar-kibar seakan memanggil dirinya. Tentu saja ia menjerit histeris.

"Ada apa Eni?" Kata Astri bingung, yang memang sudah tahu kemampuan indigo nya.

"Ada perempuan tadi tergantung di pohon randu." Jawabnya sambil menunjuk pohon tersebut, tapi ia sendiri hanya menunduk.

"Tak ada apapun, jangan-jangan kamu diganggu lagi sama dedemit sini." Jawab Astri yang memang tahu kelebihan Heni.

Heni melihat lagi, benar saja, tak ada apapun disana. Dasar setan, kok sukanya iseng, omelnya lantas mereka berdua pulang.

Esok paginya warga kampung geger. Yani, ibu separuh baya di kampung itu ditemukan bunuh diri di pohon randu tersebut, diduga ia tidak kuat menanggung penyakit yang sudah dideritanya selama bertahun-tahun. Heni dan Astri hanya saling pandang saja karena tak menyangka kejadian tersebut.

Kejadian kedua yang membuat Heni yakin bisa melihat masa depan adalah saat ia melihat rumah Yanto, teman satu SMP nya ditabrak oleh truk, tapi setelah berkedip beberapa kali, ternyata itu cuma bayangan, rumah temannya itu utuh tak ada secuil pun yang rusak. Kebetulan rumahnya memang pinggir jalan raya. Ia segera saja memberi tahu Yanto kalo akan ada kecelakaan yang menimpa rumahnya.

Yanto tentu saja mencibir. Tak usah sok tahu gadis aneh, ledeknya sambil berlalu. Heni tak mau ada kejadian tragis pada temannya itu, ia lalu memberi tahu orang tua Yanto. Beruntung, orang tuanya agak menanggapi, dan benar saja, lewat tengah malam ada sebuah truk yang menabrak depan rumahnya karena supirnya mengantuk. Yanto sekeluarga selamat, tapi tetap saja Yanto tidak mau berterima kasih, ia malah suka menghindar kalo bertemu Heni, takut katanya.

Anehnya, hanya kejadian-kejadian buruk saja yang bisa ia lihat. Kalo kejadian baik, misalnya ia akan diberi uang oleh pamannya tak pernah ada penglihatan. Ia pernah mencoba kemampuan itu untuk melihat soal ulangan yang akan dikerjakan di sekolah, besok tapi hasilnya nihil. Yang ada malah nilainya jeblok karena semalam ia tidak belajar.

* * *

"Kita pulang yuk." Ajak Astri setelah mereka makan mie ayam dipinggir jalan setelah mereka habis belanja di pasar.

"Ayo." Jawabnya. Saat ia berdiri menunggu Astri yang bayar makanan, dilihatnya di perempatan jalan itu ada seorang wanita berbaju merah yang hendak menyeberang jalan, tiba-tiba ada sebuah truk berkecepatan datang dan tanpa ampun menabraknya.

Hiii, tentu saja ia menjerit karena ngeri dan langsung menutup matanya, tanpa sadar beberapa orang melihatnya.

"Ada apa Eni?" Tanya Astri yang buru-buru datang melihat jeritan temannya.

"Ada orang tertabrak truk tadi disana." Katanya sambil menunjuk ke jalan raya. Tapi dilihatnya tak ada sesuatu pun yang aneh disana. Mobil dan motor masih biasa saja lalu lalang, dan tak ada seorang pun yang tertabrak.

"Kau melihat penglihatan lagi ya?"

Akhirnya setelah meminta maaf pada pemilik warung dan pengunjung karena tadi sempat ditonton, Astri dan Heni memutuskan untuk menuju tempat terjadinya peristiwa itu untuk mencegahnya. Ia memang tidak bisa acuh tak acuh saja, apalagi ini menyangkut nyawa.

Sudah sejam lebih mereka berdua menunggu di pinggir jalan tapi tak ada wanita berbaju merah lewat. Ia sendiri sempat melihat baju Astri yang warnanya biru, takut temannya yang kena, sedangkan ia sendiri hanya memakai baju putih.

"Kita pulang saja yuk. Sepertinya tidak akan ada tabrakan disini. Aku punya banyak kerjaan di rumah." Bujuk Astri, selain bosan juga karena ia memang punya banyak pekerjaan.

"Ayolah."

Saat pulang itulah mereka berpapasan dengan Indri, teman sekolah mereka. Tiba-tiba Astri berbisik." Eni, mungkin saja penglihatan yang kamu lihat itu ada hubungannya dengan dia. Kudengar Indri kemarin diputuskan pacarnya dan dia shock. Jangan-jangan dia hendak bunuh diri."

Heni tentu saja terkejut. Ia dan Astri segera saja mengikuti Indri. Benar saja, di perempatan jalan itu ia hendak menyeberang begitu saja. Tentu saja mereka berdua segera memegangi tangannya.

"Apa-apaan kalian ini?" Teriaknya kaget.

"Indri, sadar dong. "

" Hei, Astri dan Heni, kalian berdua sedang ngapain sih, aku mau belanja kok malah kalian cegah."

Akhirnya karena tidak ingin salah paham, Heni lantas menjelaskan tentang penglihatannya, Indri malah tertawa.

"Dasar loe gadis aneh, aku ini masih waras, ngapain aku mikirin Fredi dan mau bunuh diri, masih banyak cowok lain tahu. Loe udah sinting ya. Kalo kalian tak percaya, silahkan saja ikuti aku belanja deh." Ujarnya sinis.

Karena tak ingin ada hal gawat, maka akhirnya diputuskan Astri yang akan mengikuti saja karena Indri dengan Heni tidak terlalu akur. Indri dilihatnya sudah di seberang jalan, Astri lantas menyeberang.

Heni termangu di pinggir jalan, ia akhirnya putuskan untuk pulang saja ke kontrakan agar saat Astri pulang nanti sudah beres masakannya. Saat itulah ia baru ingat kalo kuncinya masih dipegang temannya.

Dasar pikun, akhirnya Heni buru-buru menyeberang untuk mengejar Astri, saat itulah sebuah truk datang dengan kecepatan tinggi.

Supir truk itu tentu saja kaget, ia buru-buru mengerem tapi sudah terlambat.

Brakkk!, Tubuh Heni terhempas keras sekali ke jalanan beraspal. Sebelum kesadarannya hilang, baru ia sadari kalo baju warna merah itu adalah darahnya.

TAMAT
Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

100 komentar untuk "Derita anak indigo dengan kelebihan"

  1. Plotnya menarik, Mas Agus. :D

    Seru banget kalau naik gunung sama kawan yang indigo. Bikin bulu kuduk sering merinding. Tapi biasanya saya cuek aja jalan di belakang sambil siul-siul. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Katanya kalo bersiul-siul di gunung itu malah mengundang hantu lho mas.😱

      Hapus
  2. Yang dilihatnya ternyata dirinya sendiri tapi kenapa kok si Heni ngga lihat wajah perempuan yang menyeberang itu yang akhirnya tertabrak truk?

    Kok ngga ada gambar seremnya padahal pas banget nih malamnya?

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah bacanya di Jumat pagi. Dan tidak ada gambar seremnya. Yeay.

    Kasihan banget si Heni. Gak nyangka kalau yang dilihat dirinya sendiri. Ini semua gara-gara penjual warteg yang kasih harga makanannya mahal sih. Apalagi kalau utang pake sistem bunga, jadi tambah lama ngutangnya tambah mahal. Kalau harganya murah pasti Heni beli makan di warteg aja dan kejadian itu gak terjadi.😔

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tuh kan tukang warteg lagi yang disalahin.😬

      Habis mau gimana lagi, utang 300 bayarnya cuma 200.😂

      Hapus
    2. Eh mbak Rey, itu mbak Roem komentar apa sih, kok ngga keliatan, agak ngeblur gitu...🙈

      Hapus
    3. Makanya jangan pakai mode gratis mas jadi ngga keliatan.. wkwkwk

      Hapus
    4. Pake mode apa Hu...Mode Rongdo ngengkang yaa..😊🤣🤣

      Hapus
    5. Atas saya sepertinya habis baca Eny Arrow nih.🙄

      Hapus
    6. Ya ampuunn, di kata ini pesbuk pakai mode gratis segala, makanya pakai kaca spion dong biar jelas *eh :D

      Hapus
    7. Yaampun, gak kepikiran aku kalau mode gratis yang dimaksud yang ada di FB.😂

      Hapus
    8. Sama, saya juga gak kepikiran ke FB. Emang aneh banget tuh orang sangat-sangat menghermankan..

      Hapus
    9. Benar, orangnya benar benar meng Kal El kan ya.😂

      Hapus
    10. Hahaha..(ketawa sampai guling-guling)

      Hapus
  4. Indigo bukan ingin di goyang rongdo kang...Haahaaa Suuueee..😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan kang, indigo itu Ingin Digoda Satrio...😁

      Makanya jangan kebanyakan mangkal kang.😂

      Hapus

    2. Walah? Yang di cerpen kemarin ternyata mas Agus bohong tha, katanya beneran naik mobil barunya om satria ternyata cuma cerpen. Hadeh? Tertipu deh gue?

      Hapus

  5. Si Heni, bagaimana sih kok sampai tidak fokus begitu? Sampai tertabrak truk hingga membuat dia kehilangan nyawanya. Anda si Heni tak mengejar Astri mungkin hal itu tak akan terjadi.



    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin karena waktu mau nyebrang ada udha satria lagi mangkal di lampu merah mbak, jadinya dia ngga fokus.😁

      Hapus
  6. .dih serem juga ya yang indigo mah orang bisa liat nganu ya kak.. serem juga.. mending kaga jadi dah kalau saya hehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi katanya indigo juga bisa lihat nomor togel mbak yang akan keluar besok.😂

      Hapus
    2. Berarti indigo punya modal buat jadi raja togel ya, Mas?😂

      Hapus
    3. Ada kah yang indigo di sini, mau nanya nomor togel buat besok.. wkwkwk

      Hapus
    4. Bisa lihat mbak, tapi 99,99% ngga akurat, sebab yang dilihatnya itu plat nomor motor.😁

      Hapus
  7. alaaa kesiannya Heni.... kenapa buat watak dia sebegitu???

    BalasHapus
  8. Tumben bukan cerita serem Mas, tapi sedih. Kasihan si heni ternyata dia dapat penglihatannya sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kasihan kang, ntar dia jadi hantu kayak cesper ngga ya? 😱

      Hapus
  9. Sebal, padahal saya bacanya di siang bolong loh, ada suara ngaji sayup-sayup dari masjid, mengapa saya merinding juga ya? :D

    Eh betewe udah gabung grup KBM nggak di facebook?
    Coba gabung deh, terus tulis cerpen kayak gini di sana, tapi gantungin end nya, arahkan ke blog ini, pasti banyak tuh yang meluncur ke sini.

    Di sana gudangnya cerpen soalnya, dan yang bagus-bagus gini masih jarang, terus kalau ada cerpen bagus gini pembacanya selalu banyak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh, saya pemula mbak, kalo gabung disana bisa bisa nanti kena bully. Cerpen jelek kok masuk grup KBM.😂

      Anu, mungkin mbak Rey masuk angin mbak, makanya merinding dompetnya.😁

      Hapus
    2. Jangan diajak kesana Mbak. Ntar Mas Agus jadi terkenal, banyak penggemarnya. Komen kita2 ntar dicuekin dah :D

      Hapus
    3. Hihiii....Gw anak KBM nih..🤣🤣🤣

      Tapi pasif sekarang...Di KBM juga cerita yang kita share kadang di ko pas orang buat share di blog atau group WA...Sama saja menurut gw.🤣🤣

      Hapus
    4. Oh ternyata suhu satria itu mastah KBM ya hu, sungkem hu.🙏

      @Greatnesia, makanya buruan minta tanda tangan kang, mumpung gratis.😂

      Becanda kang, insya Allah ngga lah.😊

      Hapus
    5. Enakan di Whatpad sih kalau gw bilang...Cuma kritikannya pedes2...Malah kemarin gw lihat cerita nganu2 paling banyak pembacanya.

      Ketimbang cerpen cinta dan horor...🤣🤣

      Hapus
    6. Cerita nganu itu cerita apa sih?

      Hapus
    7. Tanya mas Agus Suhu. Dia ahlinya...😊

      Sungkem suhu..🙏🙏

      Hapus
    8. Eh udah gabung KBM nih cieeehhhh...cieeehhh :D

      Btw kalau mau nulis, jangan lupa kasih judul dan hashtag Mas, terus pengantarnya tulis :"mohon krisan" aka kritik saran.

      Dan usahakan agak panjang.

      Kalau enggak bisa ditendang

      ama adminnya hahaha

      Ayo nulis terus, kalau bisa temanya horor mix ama pelakor atau poligami, dijamin ramai komentar, TAPIIIII harus tahan dibully wakakakakakakak

      Hapus
    9. Belum berani mbak, anak baru kok nulis hal sensitif, bisa dibully habis-habisan dan akhirnya kalo parah ditendang.😱

      Mungkin itu khusus kang satria saja yang udah jago bikin cerpen.😄

      Hapus
    10. Sini sini mutualan di Wattpad sama saya lah. Dijamin nganu. Eh

      Hapus
    11. Waduh, katanya kalo di Wattpad lebih keras daripada di KBM mbak.😱

      Hapus
  10. Balasan
    1. Ingin digoyang Satrio maksudnya??..😱

      Hapus
    2. Ingin Digoda Satrio maksudnya kang? 😂

      Hapus
    3. Anu, mas, bisa nebak nomor togel yang akan keluar besok gak, mas? Mas Agus mau tanya tuh. Hehehe. *Kaboooor*🏃🏃🏃🏃

      Hapus
    4. Tuh kan, bandar togelnya malah kabur duluan.

      Eh, emang ada razia ya, ikutan kabur ah.🏃🏃🏃

      Hapus
    5. Mana? Mana si bandar togelnya?? Biar saya kejar. Ayo polisi, saya bantu tangkap bandar togelnya. 🏃🏃🏃🏃

      Hapus
    6. Itu mau nangkap apa ikutan kabur sih mbak.🙄

      Hapus
  11. Kasian ya si Heni.:D... Moga" cmn namanya aja yg sama tpi enggak nasibnya... Sereeeem 🙀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tumben bilang serem mbak.😱

      Hapus
    2. Soalnya si heni awarahum 😮

      Hapus
    3. Kan cuma ketabrak doang, ngga ada kata awarahum...😱

      Hapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba baca komentarnya baik baik apakah ada kata kata yang memarahi..

      Palingan komentarnya yang ini dihapus lagi..hihihi

      Hapus
  14. Dulu aku juga pernah naik bukit sm temen yg indigo, sepanjang jalan dia ribut mulu. Kasih kode kl liat sesuatu, aku bukannya menikmati perjalannan yg ada malah takuuuttt :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenapa....Gampang kok Neng Ella Kalau takut ngebayangin wajahku saja pasti takutmu akan hilang.😊😊😂😂😂

      Hapus
    2. Iya, ngebayangin wajah kang satria bikin takut ilang, tapi jadi parno.😂😂😂

      Hapus
    3. Jadi parno, malah jadi tambah parah dong...wkwkwk

      Hapus
  15. ironis banget, mau nolongin tapi dia sendiri yang kena, harusnya kita gak usah ikut campur masalah orang lain, karna hidup dan mati adalah yang di atas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hanya cerpen saja kang khanif. Menurutku tergantung sih, kalo orang lain butuh pertolongan seperti mau hajatan maka bolehlah saling bantu membantu.😃

      Hapus
  16. Aku juga Indigo lo Om...

    Om lagi make baju biru Kan.

    🤣

    BalasHapus
  17. Boleh juga alur ceritanya, membuat penasaran. Tapi kenapa perlu pakai istilah indigo, ya? Kalau cukup ditulis punya kemampuan lebih gitu gimana? Nggak semua Indigo bisa melihat masa depan dan melihat mahkluk halus lho. Ada yang hanya lebih peka pada perasaan orang lain atau bisa tahu pikiran orang lain. Nggak elok kalau membuat generalisasi orang Indigo.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf mbak, bukan maksudnya membuat generalisasi, semua manusia juga sama termasuk indigo. Malah menurutku indigo itu manusia yang istimewa karena punya kelebihan dibandingkan manusia biasa.😊

      Hapus
  18. Saya punya keponakan yang bisa "melihat" begitu. Waktu kulian di Bandung, dia merasa menderita karena melihat tubuh yang seram-seram, serba hitam. Lama-lama hal ini mengganggu konsentrasi belajarnya.
    Akhirnya diadakan upaya untuk mengobatinya. Setelah beberapa kali "berobat" akhirnya ia sembuh dan tidak lagi sering melihat. Walau dia masih mempunyai kemampuan itu, tapi kini relatif bisa dikendalikan.

    Salam dari saya di Sukabumi,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang hal ini bisa juga mengganggu pak, apalagi pelajar yang memang butuh konsentrasi untuk belajar. Alhamdulillah kalo sekarang sudah bisa dikendalikan ya pak.

      Salam dari Tegal juga pak.😊

      Hapus
  19. Balasan
    1. Belum mbak, kemarin buat cerpen tapi di share di Facebook, tapi yang komentar dikit karena jelek katanya.😂

      Apa posting aja disini ya?

      Hapus
  20. Mohon maaf, ini cerita sedih tapi saya ngakak pas baca paragraf pertama gegara ada nama saya😂
    Lalu saya was-was, jangan-jangan ini nanti nama saya yang jadi korbannya...
    Lalu saya sedih, kenapa heni?
    Lalu..lalu... saya scroll ke bawah. Bikin komentar aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenapa Heni ya, apa perlu aku edit saja biar korbannya Astria.😱

      Hapus
  21. ommo! Seru bangeett..endingnya plot twist...dan pada akhirnya si anak indigo menderita hingga akhir hayatnya yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngenes banget ya, mbak, kalau jadi indigo 😭

      Hapus
    2. Emang mbak Roem indigo? 😱

      Hapus
    3. iyaa ngeneess tapi ya bisa ada manfaatnya juga siiihh...aku pernah diceritain temenku yang pake jasa orang indigo gitu...jadi bisa nanya2 ke orang indigo pertanyaan apa aja seputar hidup...terus setiap pertanyaan dikenakan tarif ratusan ribu...hihihi bisa aja ya jadi jasa membaca masa depan

      Hapus
    4. Masa beneran ada mbak Frisca, padahal ini cuma cerpen, asal ngarang saja.😱

      Hapus
  22. Saya ada satu teman yang bisa melihat sesuatu, haduuuh kalau jalan sama dia bawaannya stres. Serasa ke sana salah ke sini salah, sedikit sedikit berbisik sambil bilang, "Tadi gue lihat ini..." -,-

    By the way cerita yang kali ini saya sukaaa mas hahaha, seenggaknya nggak sehoror yang biasa saya skip dan twistnya lebih dapat :P keep writing ya, semoga one day bisa jadi bukuuuu dan dijual di pasaran :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah akhirnya ada juga cerpen yang mbak Eno suka, semoga saja nanti ada yang berminat jadikan buku, amiiin.

      Hapus
  23. Dulu sempet berharap aku bisa melihat makhluk halus, saking penasarannya mas. Tp dipikir2 kayaknya mending ga usah hahahaha. Takut jantungan pulak, ato malah stress kali tiap jalan selalu liat mereka :D.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi bisa lihat makhluk halus bisa jadi bisnis lho mbak, lihat saja tuh Roy Kiyoshi.😁

      Hapus