Bertemu dengan kuntilanak saat pulang malam
Seperti banyak pemuda lainnya maka mumpung masih muda aku suka bersenang-senang. Salah satu kesenangan yang aku lakukan adalah dengan minum minuman, entah minum kopi, minum susu, atau minuman keras. Eh minuman keras itu bukan minum batu atau semen yang sudah keras ya, nanti lama-lama bisa jadi arca dong.
Untuk hobi yang terakhir biasanya suka aku lakukan dengan dua teman karibnya yaitu Herman dan Satria, waktu mabuk biasanya malam minggu atau yang ada waktu senggang lah pokoknya.
Biasanya mereka gantian yang traktir, tergantung siapa yang punya duit lebih, tapi seringnya sih Satria karena ia yang punya uang lebih. Maklum bapaknya yang namanya Dahlan orang kaya punya toko sembako dan ia juga sudah kerja di kota sehingga punya uang
Seperti malam ini, begitu ngambil uang di ATM maka ia langsung telpon aku dan Herman untuk mabok. Aku langsung mengiyakan, dari pada di rumah terus bosan main hape, tidak betah juga di rumah karena kedua orangtuanya suka bertengkar.
Jam 10 malam akhirnya aku sampai ke tempat biasa kami ngumpul yaitu sebuah pos ronda yang ada di pojok desa. Tempat ini awalnya memang dibuat untuk ronda ketika banyak maling tapi akhirnya dibiarkan terbengkalai sekian tahun setelah tidak ada kegiatan ronda lagi. Kadang digunakan orang lewat untuk istirahat, tapi seringnya ya buat mabuk seperti malam ini. Kami memang sengaja memilih tempat ini karena cukup jauh dari rumah penduduk sehingga tidak mengganggu. Mabok boleh rese jangan begitu moto kami.
Satria sudah datang membawa satu kantong plastik berisi beberapa botol minuman Amer.
"Woi, mana Herman, kok tidak kelihatan." Kataku ketika melihat hanya ia sendirian, berdua dengan motor Jupiter Z yang nangkring dibawah pohon waru.
"Paling sebentar lagi ia datang." Jawabnya sambil membuka bungkusan plastik berisi botol minuman Amer.
Benar juga, tak lama kemudian Herman datang sambil membawa plastik juga. Wah, sepertinya bakal pesta nih.
"Tumben lu banyak duit buat beli bir Man."
"Bir gundulmu Gus, ini gorengan. Dari pada jualan gorengan tidak laku ya mendingan aku bawa kesini." Jawabnya sambil membuka kantong plastik hitam itu. Ia memang jualan gorengan seperti bakwan, tempe goreng dan lainnya.
Ditemani dengan cemilan gorengan maka kami bertiga pun mulai minum Amer. Sambil minum kami pun ngobrol sana sini, mulai dari obrolan Nita anak tetangga yang ditaksir Herman tapi tidak mau sampai ngomongin Andin dan Aldebaran. Mereka berdua tetangga kami, bukan lah tapi di sinetron ikatan cinta.
Satu dua orang lewat memperhatikan kami tapi hanya sambil lalu. Maklum lah sudah malam jarang orang lewat karena ini kampung. Mereka cuek, kamipun sama.
Cukup lama juga kami melakukan kegiatan unfaedah ini. Kulihat dua temanku sudah pada teler, begitu juga aku ikutan mabok biarpun tidak terlalu parah.
Jam satu malam akhirnya aku putuskan cabut, meninggalkan dua temanku yang pada teler di pos ronda bahkan satria tampak sudah tidur.
Dengan sempoyongan aku lalu menelusuri jalan kampung. Di bawah pohon waru yang agak doyong aku melihat seorang gadis berpakaian putih.
Ketika lihat cewek sendirian jam satu malam, mana dibawah pohon waru yang gelap lagi, aku cuma heran. Kenapa nih cewek malam malam kok kelayaban, apa mungkin tukang ronda ya. Lho kok cewek tukang ronda? Ya namanya juga pikiran orang lagi mabok.
Ketika aku lewat disampingnya, ternyata mukanya tidak kelihatan karena tertutupi rambutnya yang panjang, mana dia menunduk lagi. Apa mungkin lagi nyari duit jatuh ya pikirku ngaco, maklum lagi fly.
Aku cuek saja lewat tapi baru beberapa langkah tiba-tiba terdengar suara sesenggukan. Siapa lagi yang menangis kalo bukan cewek berbaju putih agak kumal itu.
"Hik.. hik..hik."
Mendengar suara cewek menangis maka aku langsung balik lagi ke arahnya, siapa tahu dia butuh pertolongan ya kan.
"Mbak, kenapa nangis."
Cewek itu diam saja biarpun aku tanya berkali-kali.
Ada dua pikiran yang terlintas di kepalaku mengapa cewek ini nangis. Pertama, mungkin saja ia ada masalah dengan pacarnya atau keluarganya. Kedua mungkin saja ia iseng dan ketiga bisa jadi ia orang gila. Lho, ada tiga ya, berarti aku masih teler nih.
"Mbak, kalo lagi ada masalah cerita saja sama mas, tidak baik lho dipendam sendiri nanti jadi penyakit. Kalo ngga enak disini, ayok kita cerita di kamarku saja." Bujuk ku.
Wah, sepertinya aura buaya mulai keluar nih.
Tapi sayangnya biarpun sudah dibujuk begitu ia tetap diam, palingan nangis, dan wajahnya masih tetap menunduk seperti biasa.
"Waduh mbak, kok diem saja sih, sariawan ya."
"Hiks..." Cuma itu jawabannya.
"Ya udahlah, aku mau pulang mbak. Mau tak bantu tapi kok jawabannya haks hiks melulu." Kataku sedikit sewot. Rasa kasihan udah hilang.
Aku lalu pulang kembali menelusuri jalan dengan badan sempoyongan. Baru beberapa langkah di depan, kok rasanya ada yang ngikutin. Pas tak lihat ke belakang, benar saja, cewek itu ngikutin aku dan anehnya jalannya ikutan sempoyongan.
"Wah, kamu mabok juga ya." Kataku sambil menghampiri. Anehnya ia malah mundur.
Aku akhirnya putuskan untuk cabut meninggalkan cewek tidak jelas itu. Anehnya ia kembali mengikuti gerakan ku, aku lari ia lari, aku berhenti iapun mandeg jalannya, aku joget iapun ikut bergoyang. Haduh, udah kayak adegan opening kontes dangdut saja. Cuma ya itu, wajahnya tetap menunduk terus.
Sebenarnya rumahku sudah kelihatan pagarnya tapi entah kenapa rasanya kok jauh dan kaki juga berat melangkah, tapi karena lagi mabok ya santai saja.
Ketika akhirnya aku sampai di pagar rumah dan berniat masuk tiba-tiba ada suara memanggilku dari atas.
"Mas.. Mas.. hihihi..."
Otomatis aku menengok keatas dan kulihat ia sedang nangkring di pohon melinjo dekat pagar sebelah kanan. Wajahnya kini dapat kulihat dan ternyata pucat dan juga seram karena seperti Mak Lampir.
Yakin deh, kalo aku sedang sadar, melihat penampakan kuntilanak seperti itu maka langsung ketakutan, bisa pingsan atau minimal lari, tapi karena sedang mabuk maka aku cuma heran.
Heran, bukannya tadi dibelakang kok tahu-tahu sudah naik keatas batinku.
"Hi...hi...hi..." Suara perempuan itu terdengar sangat kencang membuat bulu kuduk merinding, tapi dasarnya aku lagi mabok malah ngoceh tak karuan.
"Apaan sih, tadi haks hiks nangis melulu, sekarang malah ketawa. Dasar cewek ngga jelas."
Perempuan itu masih ketawa tapi seperti nangis juga tapi suaranya kini kecil. Ia melayang entah pergi kemana, aku juga tidak urus.
Begitu masuk rumah lewat pintu belakang yang memang sudah biasa disiapkan ibuku, aku langsung ke kasur dan tidur nyenyak sampai pagi.
Tapi anehnya sejak kejadian itu badanku panas dingin tidak karuan. Sudah diberi obat tapi masih belum sembuh juga. Oleh ibuku akhirnya dipanggil Orang Pintar untuk mengobatiku. Menurut penerawangan nya, sakitku disebabkan oleh kuntilanak penunggu pohon waru yang marah kepadaku. Akhirnya setelah diberi ramuan seminggu kemudian akupun sembuh.
Yah, dasar kuntilanak baper, dicuekin saja ngambek.
TAMAT
Mantul ceritanya .... 👍👍
sini...curhatnya di kamarku saja..." waduh....mabuk ciu...eh amer, asiiig! kirain anggur cap orang tua atau sopi mas hihi
mas...kok bisa ya dia penekan di pohon melinjo? apa mau bikin sayur asem?
pas badannya mas aku panas apa dia kemasukan mba kun itu ya...lalu dipijit bawang merah dan minyak kelapa ga mempan...mempannya dikasih obat apa sama mbah mija...eh orang pintar?
mas...ngliat dua link di atas aku jadi keinget cerpen mas yang serem tapi kocak mas yang jaga toko sembako ama mas her yang bisnis gorengan..
oh nita kok tidak mau ya? maunya dia ama siapa emang tuh haha #nyempil dikit lumayan ah...dapat honor hihihi
#lo kok ketawaku jadi hihihi ya 🤭
Aih,... serem bener liat gambar di atas..😱
Untung gak ngliatin mukanyaaaa...
Aku ragu2 mo baca apa gak ya..
Ini beneran serem....tapi penasaran...
Dan, ternyata dia naksir sama Agus
Tanpa sadar ngintilin si Agus pulang
🤣🤣
Buktinya
"ia kembali mengikuti gerakan ku, aku lari ia lari, aku berhenti iapun mandeg jalannya." (Mbaca ini aku jadi inget judul pilem kejarlah daku kau ku tangkap). Jadi sambil lari2an, kejar2an😂😂
Mas, memang si kuntil itu bisa diajak ngobrol ya?
untung bacanya sore sore ini hehehe
mungkin dia mau ikut miss supranatural bang jadi ngikutin mulu
Kalo nyata sih serem juga yh ketemu kunti ditemenin lg sampe k rumah. Atau mungkin karena efek mabok jd berhalusinasi kan
Gak taunya setelah baca kok gak ada serem-seremnya. Bikin ngakak malah 😂. Yaampun, ini setan kayaknya gak ada wibawa-wibawanya di sini, mas. Kayaknya dari awal nangis-nangis gitu buat nakut-nakutin si Mas Agus. Tapi sayangnya Mas Agus nya gak takut (gara-gara mabuk mungkin, ya 😅).
Gak berhasil nakut-nakutin dengan cara nangis, si Mbak Kunti pakai cara lain. Dengan car mengikuti tingkah polah Mas Agus. Ternyata gak ngefek juga. Cara terakhir, dengan manjat pohon melinjo sambil ketawa-ketawa, ternyata gak berhasil juga. Kasihan banget si Mbaaaaak. Gak heran deh, kalau doi ngambek, mas. 😂😂😂
eh, ternyata masnya pemberani ya, gak takut.. haha.. *efek minum amer :D
lagian sih ditinggal pergi ya, mbak kunti jadi marah deh.. huhu..
Eeh tapi Mas Agus nyeritainnya asik, ketimbang serem malah kocak
Tapi penasaran juga, ada loh yang mabok, tapi pas liat hantu jadi kabur, seketika maboknya ilang :D
kayaknya ini salah penampakan deh, coba yang muncul buto ijo atau pocong, mungkin yang mabok minta foto bareng *lah :D
https://www.alfanismail.my.id/2019/11/50-ribu-semalam-di-pontianak-back.html
emang serem dah
semoga sehat selalu
Semangat terus Bang.
wahhh tumben tumbenan ya ada kuntilanak ngambek, coba diajak main kartu remi bareng, ga jadi ngambek kayaknya :D