Cerita horor percakapan anak indigo
Seperti biasa kalo lebaran adalah saat yang paling di tunggu oleh Nita, karena di hari idul Fitri itulah ia bisa mendapatkan uang banyak dari paman, bibi, uwak maupun tetangganya. Selain itu ia bisa makan kue atau permen yang jadi hidangan sepuasnya nanti.
Seperti siang ini, setelah kemarin silaturahmi kepada para paman maupun neneknya, kali ini Nita ikut bapak ibunya ke rumah pak Tukiman yang letaknya cukup dekat, hanya sepelemparan cawet, cawetnya Thor.
Pak Tukiman itu adalah tetangga sebelah rumahnya, karena itu tiap lebaran pasti main. Ia senang kesana karena di rumahnya banyak sekali kue maupun jajanan kesukaannya. Tapi yang paling utama, di mejanya pasti ada kaleng Khong Guan, sebuah makanan mewah dimana dapat dihitung jari orang di desanya yang menghidangkan.
Setelah sungkem pada pak Tukiman maka Nita yang baru berusia 9 tahun lalu diberi amplop. Tentu saja ia senang sekali, segera dimasukkan kedalam dompet yang memang sudah sudah disediakan nya, ibunya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya.
Setelah itu ia duduk manis sambil mendengarkan percakapan antara tuan rumah dengan orang tuanya. Setelah makan permen fox yang dikiranya dari kaca, ia lalu membuka kaleng Khong Guan dan senang sekali karena wafernya masih ada bahkan masih banyak, sepertinya kalengnya baru dibuka. Ia memang suka sekali wafernya karena renyah dan manis.
Ia ingat tahun lalu rebutan wafer itu dengan Dani sepupunya, karena kebetulan pas orang tuanya bertandang ke pak Tukiman berbarengan dengan orang tuanya Dani yang merupakan bibinya. Tahun lalu ia sampai menangis karena kalah rebutan.
Kira-kira bagaimana perasaan si wafer saat ia jadi rebutan. Pasti senang karena jadi idola. Nita pun mencoba konsentrasi.
Aneh bin ajaib, saat ada ditangannya, wafer choco Khong Guan itu tiba-tiba bisa berbicara pada anak kecil yang memang memiliki kelebihan, maklum Nita merupakan indigo.
"Halo."
"Halo juga, ada apakah kamu membangunkan aku." Kata wafer Khong Guan sambil menggeliat.
"Aku mau tanya, kenapa kok kamu renyah sekali."
"Idih, cuma buat nanya itu doang kamu bangunin aku. Yang namanya wafer ya renyah, kalo batu koral baru keras."
Asem, batin Nita." Bagaimana perasaan mas wafer ketika menjadi idola. Maksudku adalah jadi makanan yang jadi incaran tiap orang yang buka kaleng biskuit."
Mas wafer menunjukkan wajah masygul." Sebenarnya aku senang tapi juga sedih."
"Lho kok bisa?"
"Begini, jadi makanan favorit itu memang menyenangkan, tapi sedihnya itu kadang bikin keluarga jadi terpecah belah."
Anak kecil itu tentu jadi heran." Lha kok bisa."
"Begini, karena jadi makanan kesukaan maka aku jadi rebutan antara sepupu sama sepupu, mereka tidak mau mengalah apalagi kalo aku cuma tinggal satu, padahal dalam kaleng itu masih banyak biskuit lain. Bahkan pernah ada yang bertengkar antar sepupu gara-gara aku. Hari lebaran yang harusnya maaf-maafan tapi malah jadi pertengkaran dan itu semua karena apa, karena aku." Sang wafer menunjukkan wajah sedih.
Barulah Nita mengerti."oohhh, begitu ya."
"Itu masih belum seberapa, ada seorang paman yang masih bujangan bertengkar dengan ponakannya yang masih SD karena rebutan aku, padahal seorang paman seharusnya mengalah bukan."
Anak kecil itu hampir tertawa mendengarnya.
"Itu bukan salahmu mas fer." Ia mencoba menghibur.
Wafer itu mengangguk angguk." Aku tahu sih, tapi sebenarnya bukan itu saja. Yang bikin eneg itu kalo ada orang yang sudah berharap banyak kepadaku akan makan wafer renyah. Eh ternyata aku sudah melempem. Tahu sendirilah, aku ini makanan mahal, jadi di toko kadang lama karena tidak semua orang mampu beli. Pas ada yang beli tentunya berharap banyak memberi kenikmatan, eh ternyata melempem dan mereka kecewa. Entah kenapa aku jadi ikutan sedih."
"Duh, kamu baik banget mas fer, padahal itu bukan salahmu ya."
"Iya, tapi sebenarnya bukan cuma manusia yang bikin sedih, saudara saudaraku satu kaleng juga mengucilkan ku."
"Lho kok bisa."
"Entahlah, butter shortcake saudaraku bilang kalo aku ini anak tiri karena aku ini bukan biskuit seperti saudara lainnya, bahkan marie susu terang-terangan kalo aku ini anak haram dan bukan saudaranya." Wafer choco terisak-isak.
Anak kecil itu jadi simpati." Duh, semoga saja nanti kamu bisa dijual sendirian, tidak campur dengan saudaramu yang jahat."
"Sudah sih, pihak Khong Guan sudah menjual wafer choco khusus yang hanya berisi aku, tapi tetap saja mereka tidak rela jika aku tidak ada dalam kaleng Khong Guan. Sepertinya sudah suratan nasibku harus selalu ada disana dan menjadi sumber masalah."
Nita jadi ikutan bingung juga." Kalo begitu apa harapanmu mas fer."
"Aku ingin reinkarnasi menjadi wafer tango atau wafer nabati."
TAMAT
Yang ingin membaca silahkan melihat Percakapan dengan anak indigo lainnya.
Mas Fer.. wkwkwk.. kocak, kocak banget.. wkwkwk
Nita umur segitu belum kenal duit gus, Tahunya permen sugus doang..🤣🤣🤣
Dan paling takut disosor sama soang, Hingga ia lebih memilih menjadi Pesepeda yang Hobi Free Style, Agar dapat terhidar dari soang.🤣🤣🤣
Jadi meski kala itu masih zaman Fir,aun Nita sudah menjadi Pesepeda handal yang mengusai medan Offroad dan Touring.😆😆🤣🤣🤣🤣
Sama kayak rokok murah, kdg2 pita merahnya itu juga hoax cuma hiasan 😅😅
Aku trauma sama pita merah 🤣🤣
iya si dulu engga semua orang bisa beli
meski sekarang ada yang khusus wafer itu aja tapi sensasi ambil dari toples kong guan original tetaplah seru
Jadi anak indigo itu memang tak enak mas Agus, selain bisa lihat yang tak nampak juga bisa lihat masa depan .ya? Seperti yang terjadi saat mulai bulan mei 2021 hingga saat ini banyak orang meninggal.
nice story ....👍👍👍
Btw, Nita anak indigo tapi keren ya. Bisa ngomongnya sama wafer.. 😅😅🤣🤣 ana2 wae ahh idenya. 🤣
Udah mana wafernya jadi curcol lagi. Wkwk
Tapi emnk sih. Wafer khong guan lebih enak. Tapi lebih suka sama kue khong guan yg ada creamnya 😁
kasian banget sih dia dikatain anak haram..
aku setuju deh kalo dia diadopsi aja sama wafer tango atau nabati :D
Kenapa harus wafer coba kwkwkwk XD
Kenapa bukan Cheetos atau Lays aja yang setelah agustu 2021 ini udah nggak beredar lagi di Indonesiaaaa
yampunnn tadi aku udah mikir,, horor yang gimana nih,percakapan indigo anak anak.
duluuu waktu aku kecil, kalau udah ketemu kaleng khong guan udah pasti yang dicari dulu adalah wafer ada biskuit coklatnya, sampe dibuka yang kertas pembatas dibagian tengahnya, nyari lagi yang dibagian bawahnya, kalau udah berantakan isinya, ga mau ambil lagi hahaha
soalnya yang dicari udah ga ada
Ya ampuuun fer fer.... Jangan mau jadi wafer T*ngo apalagi N*b*ti. Percaya deh, kamu jauh lebih enaaaak daripada mereka itu ;)
Ngomong-ngomong, lagi-lagi baca tulisannya Mas Agus aku jadi ingat pas masih bocah, deh. Dulu emang jarang banget yang bisa menyajikan Khong Guan pas idul fitri. Bahkan kadang ada kejadian buka kaleng Khong Guan di rumah tetangga eh, isinya bukan biskuit melainkan rengginang. 😅
Btw aku juga sama, nih. Paling suka sama wafer Khong Guan dan rela berebut sama adek ataupun sepupu-sepupu supaya bisa dapat Mas Wafer. Tenyata gitu ya, perasaan Mas Wafer. Kan aku jadi ikut sedih. 😭
Malah enak yah kalo gak jd idola kan jd gak d makan, itu artinya bisa hidup selamanya...