Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menemukan uang 50 ribu di jalan

 


"Bapak, minta uang buat jajan pak." Rengek seorang anak kecil berusia 10 tahun pada bapaknya.

"Bapak belum ada duit Jaey, Jualan di pasar lagi sepi, ini bapak mau ke pasar malam, siapa tahu nanti banyak yang beli biar ada uang buat jajan." Jawab bapaknya. Memang akhir akhir ini harga cabe dan sayuran lagi naik sehingga pembeli banyak yang ngirit. Jadi kadang Satria berjualan lagi di pasar malam karena di pasar Cikande kadang sepi banyak saingan, beda dengan di pasar malam, yang jualan sayuran sedikit, lebih banyak yang jualan baju dan mainan.

Anak kecil itu manyun. Ia lalu minta duit pada ibunya, tapi jawabannya pun sama.

"Udah, main saja sana sama Agus dan Herman, siapa tahu nanti pulang bapakmu sudah bawa duit banyak." 

Terpaksa anak kecil itu menurut, mau nangis sampai guling guling juga tidak bakal dikasih duit, yang ada nanti malah pahanya habis dicubit.

Jaenudin lalu pergi keluar ke rumah temannya. Herman lalu mengajak Jaenudin ke danau yang ada di sebelah desa, sedangkan Agus entah kemana. Paling teman sekelasnya itu main layangan di sawah, sedangkan ia dan Herman kurang suka main layangan, soalnya sering kalah kalo di adu.

Mereka lalu berenang di danau kecil itu. Danaunya agak sepi, hanya tampak tiga orang saja yang sedang mancing.

Setelah puas bermain di danau kecil itu maka mereka berdua lalu memanjat pohon kersen yang tumbuh lebat di pinggir danau. Kebetulan buahnya banyak yang sudah berwarna merah.

Saat sedang asik makan buah kersen diatas pohon itulah anak kecil itu melihat ada sesuatu berwarna biru di bawah pohon. Ia segera kebawah lalu mengambilnya dan memasukkan ke kantong celana.

"Ada apa Jaey?" Tanya Herman dari atas.

"Ah enggak, tadi buahku jatuh jadi aku ambil."

Oh, hanya itu jawaban temannya biarpun Herman cukup heran, bukannya diatas masih banyak buah kersen merah, ngapain turun ke bawah.

Setelah puas makan maka mereka lalu pulang dan berpisah.

Setelah temannya pergi maka bocah 10 tahun itu lalu memasukkan tangannya ke kantongnya. Matanya berbinar-binar ketika ia melihat yang 50 ribu di tangannya. Iya, ia tadi melihat uang jatuh di bawah pohon. Ia coba kucek-kucek matanya tapi yang itu beneran ada.

Asyik, aku bisa beli mobil mobilan kesukaan ku katanya kegirangan.

Kembalikan uang itu nak.

Tiba-tiba ada suara di telinganya, suaranya seperti kakek-kakek. Bocah itu menengok ke kiri dan kanan tapi tidak ada seorangpun.

Aneh, siapa tadi yang ngomong ya batinnya, tapi ia cepat melupakan lalu segera pulang dengan hati senang, apalagi dilihatnya matahari sudah mulai terbenam di barat.

* * *

Malam itu Satria pulang dengan gembira. Dagangannya di pasar malam cukup laku, biarpun tidak habis semua tapi lumayan banyak yang beli. 

Jam 8 malam ia putuskan untuk pulang dulu biarpun pasar malam itu bubarnya tengah malam. Setelah membeli beberapa jajanan kesukaan anaknya seperti kue pukis pandan, juga risoles dan lumpia goreng untuk rohaya istrinya maka iapun pulang.

Setelah memasukkan barang dagangannya ke dalam keranjang di jok belakang maka lelaki berusia 40 tahun ini menstarter motor Honda Supra nya. Bunyi suara glodak glodak tidak ia pusingkan karena memang jalannya jelek. Sebenarnya dulu sudah di aspal tapi sayangnya sudah rusak kembali.

Sepanjang jalan ia gembira karena bisa membelikan jajanan dan makanan untuk orang yang disayanginya. Setelah setengah jam akhirnya ia sampai di rumah.

Tapi sayangnya kegembiraan nya langsung lenyap ketika Rohaya istrinya keluar sambil menangis." Pah, anak kita pah."

"Memangnya kenapa dengan Jaey mah. Ia jatuh?" Katanya bingung apalagi istrinya menangis sambil mencucurkan air mata.

Wanita itu menggeleng." Cepat lihat pah."

Lelaki itu langsung masuk kedalam. Dilihatnya anaknya sudah ada di ranjang, Tapi sayangnya ia bukan tidur tapi berguling-guling di kasur seperti meronta-ronta, anehnya mulutnya diam saja, hanya matanya yang melotot melihat ke kiri dan kanan. Ranjang kayu itu agak berbunyi dan goyang-goyang karena gerakannya.

"Jaey, kamu kenapa Jaey." Teriaknya khawatir, tapi sayangnya anaknya tetap berguling-guling. Ia mencoba memegangnya dan kaget badannya panas.

"Kenapa Jaey bisa begini mah?"

"Entahlah pah, aku juga tidak tahu. Tadinya ia biasa saja nonton TV, lalu bilang ia ngantuk padahal baru Maghrib, tapi aku biarkan saja masuk kamar. Ketika aku menengoknya ia sudah begini." Jawab istrinya sambil menangis.

"Jaey, nyebut nama Allah Jaey." Kata bapaknya sambil mengelus-elus anaknya.

Tapi sayangnya bukan ucapan asma Allah yang ia dengar darinya tapi sebuah tindakan tak terduga.

Buukkk! Sebuah tendangan dengan keras menghantam dadanya sehingga laki laki itu terjengkang dan jatuh dari ranjang. Rohaya tentu saja berteriak histeris, bagaimana mungkin anaknya yang masih kecil bisa memiliki tenaga sekuat itu. Lagipula ia tahu anaknya tidak mungkin berani pada bapaknya.

Astaghfirullah, Satria segara bangun. Ia tiba-tiba teringat dengan cerita langganannya yang beli sayuran di lapaknya bahwa ada seorang bujangan di desanya yang mati dengan tidak wajar. Bujangan itu sebelum mati katanya seperti kesurupan, menendang siapapun yang coba mendekatinya. Kata orang-orang sih ia jadi tumbal.

"Bu, jagain anak kita ya, aku mau ke kyai Dahlan." Katanya lalu tanpa banyak cakap langsung keluar. Setelah menaruh barang dagangannya dengan buru-buru ia langsung tancap gas. Tanpa perduli jalan yang berbatu ia kebut motor tuanya itu sehingga menimbulkan bunyi glodak-glodak. Lima menit kemudian ia sampai di rumahnya. Ia cukup sering kesini karena kyai Dahlan kadang membeli dagangannya.

Setelah mengucapkan salam yang dijawab oleh anaknya kyai Dahlan, lelaki itu lalu mengutarakan maksudnya untuk bertemu, beruntung orang tua itu ada di tempat.

"Pak kyai, cepat tolong anak saya pak kyai." Ujar Satria dengan nafas ngos-ngosan, maklum kalo telat nyawa anaknya bisa melayang.

Ulama itu lalu manggut-manggut setelah pria di depannya cerita." Memang anak kamu habis dari mana Sat?"

"Kurang tahu pak kyai, aku sedang jualan, pulang dari pasar malam tahu-tahu jaey begitu. Cepat ke rumah ya kyai."

"Baiklah, hayo segera kesana."

Begitu mereka sampai ke rumah, Satria agak kaget karena tempat tinggalnya kini agak ramai, beberapa tetangga rupanya datang.

"Tolong keluar, jangan bikin sesak disini." Pinta orang tua itu ketika melihat banyak orang di kamar, yang segera dituruti oleh warga desa.

Kyai Dahlan lalu melihat anak kecil itu dan geleng-geleng kepala ketika melihat makhluk halus berkulit hitam dengan wajah menakutkan dengan mata merah menyala sedang berusaha mencekik dan menyeret roh bocah tersebut, hal inilah yang menyebabkan Jaenudin guling guling kesana-kemari.

"Kyai, bagaimana ini." Tanya Satria kebingungan ketika melihat orang tua yang rambutnya sudah putih semua itu hanya melihat-lihat saja dari tadi.

Ulama desa itu menghembuskan nafas dari hidungnya pertanda agak prihatin." Anakmu itu mau dijadikan wadal, jadi tumbal oleh seseorang." 

Tentu saja Satria dan Rohaya terkejut bukan main." Masa kyai menuduh kami melakukan pesugihan."

"Yang menuduh kalian itu siapa." Sahutnya cepat." Aku melihat ada makhluk gaib yang ingin menyeret anakmu ke alam mereka, katanya ia sudah dijadikan tumbal, jadinya anakmu itu tersiksa begini."

"Ya Allah ya Rabbi, siapa yang tega melakukan hal begini. Aku cari nafkah dengan halal kyai. Aku rasa kyai tahu sendiri."

"Aku tahu Sat, tapi yang pasti, anakmu ini membawa sesuatu yang berhubungan dengan makhluk jahat itu. Mungkin kamu tahu sesuatu?"

Rohaya langsung berkata." Aku tahu kyai, tadi sebelum Maghrib anak saya pulang dengan senang, katanya menemukan duit 50 ribu di jalan, buat beli mobil-mobilan katanya besok."

"Pasti itu, ada orang yang nyari tumbal dengan cara buang duit, siapa yang mengambil apalagi memakannya langsung jadi tumbal. Kamu tahu dimana uang itu?" Tanya kyai Dahlan cepat.

"Mungkin masih di sakunya kyai."

Satria langsung bergerak cepat, ia merogoh saku anaknya, tapi sudah dicari semuanya sayangnya tidak ketemu.

"Kamu tahu mungkin dimana jaey menyimpan uang itu Rohaya?" Kata Satria pada istrinya, yang dijawab dengan menggeleng.

"Biar aku saja Sat." Tanpa menunggu persetujuan tuan rumah, kyai Dahlan lalu segera merogoh kantong kiri bocah itu. Mulutnya tampak komat-kamit dan ketika ia menarik tangannya, sebuah uang kertas 50 ribu sudah ada ditangannya.

Satria tentu saja melongo karena ia tadi sudah bolak-balik memeriksa tapi tidak menemukan uang disana.

Ulama itu segera membungkus uang tersebut dengan kain putih yang ada di kamar." Satria, cepat kamu buang duit ini di kali Jayanti, biar uang ini kembali kepada pemiliknya."

"Baik pak kyai." Ia segera menerima kain putih itu." Siapa yang begini jahat pada anak saya kyai."

Orang tua yang sudah ubanan itu tersenyum." Tak bisa aku kasih tahu namanya, tapi besok kamu pasti tahu. Jangan lupa, baca surah An-Nas sepanjang jalan  kesana ya. Cepat buruan sebelum terlambat."

Lelaki itu segera menstarter motor Honda Supra nya dan langsung tarik gas tanpa peduli beberapa pertanyaan dari tetangga. Sepanjang jalan ia tidak lupa membaca ayat Alquran.

Baru keluar dari desanya motor tiba-tiba berulah, mesinnya batuk-batuk lalu tiba-tiba mati begitu saja.

Panik lah Satria, ia segera mengengkol kendaraan roda duanya sekuat tenaga, tapi sampai keluar keringat dan kakinya sakit motor tersebut tidak mau hidup. 

Keringat dingin keluar dari tubuhnya, apakah setan yang hendak menjadikan anaknya tumbal menghalanginya, ia melihat sekeliling dan keadaan gelap gulita, maklum sudah mau tengah malam dan motornya mogok di tengah kebun.

Tiba-tiba muncul cahaya dari kejauhan membuatnya kaget. Ia menarik nafas lega karena ternyata itu cahaya lampu motor yang dinaiki oleh Herman tetangganya. Ia baru pulang dari pasar malam.

" Kenapa kang?" Tanyanya ketika melihat motor

"Ini Man, motorku mogok, aku takut..." Ia urung melanjutkan ucapannya, takut barang kali dedemit pesugihan mendatanginya.

"Coba lihat bensinnya."

Satria terkejut dan langsung membuka jok motornya karena jarum bensinnya sudah lama mati. Ia hanya bisa tepok jidat ketika melihat memang motornya mogok karena kehabisan bahan bakar. Baru ia ingat, sudah beberapa hari tidak isi bensin.

"Herman, cepat antar aku ke kali Jayanti ya." Pintanya pada tetangganya itu.

"Waduh, aku baru mau istirahat kang."

"Sekarang Man, nanti di jalan aku ceritakan sebabnya." Ujar Satria dengan keras. Herman langsung menurut, pasti ada hal penting makanya tetangganya itu seperti kerasukan, sementara motor Satria ditinggal begitu saja.

Beruntung tak ada halangan di jalan. Setelah 15 menit akhirnya mereka sampai di sisi kiri sungai lebar yang menjadi batas kotanya dengan kota tetangga. Agak ngeri juga melihat sungai malam hari, segera ia lemparkan dan berdoa kepada Allah, semoga anaknya sembuh.

25 menit kemudian mereka sampai rumah. Lelaki itu menghela nafas lega ketika melihat Jaenudin sedang tidur pulas. Para tetangga hanya tinggal satu dua saja yang masih betah dirumahnya.

Ia segera mencium tangan kyai Dahlan." Makasih banyak atas pertolongan pak kyai." Katanya dengan suara berat karena terharu.

Orang tua itu hanya tersenyum." Berterima kasihlah kepada Allah Sat, ia yang Maha Penolong, aku hanya perantara saja."

Setelah ulama desa itu bilang kalo semuanya baik-baik saja maka iapun pamit. Sudah ada anaknya yang menunggu di luar rumah.

"Ini buat pak kyai." Kata Satria sambil memberikan dua kilo kentang, setengah kilo cabe merah dan beberapa ikat sayuran yang sudah dibungkus kantong plastik hitam.

"Ah tidak usah Satria, aku ikhlas menolong." Tolaknya dengan halus.

"Ah, tidak apa-apa pak kyai, tolong jangan ditolak."

"Kalau begitu..." Orang tua itu menghentikan ucapannya.

Melihat orang yang sudah menolongnya itu seperti sungkan maka Satria cepat-cepat bicara." Pak kyai mau ngomong apa, silahkan saja tidak usah sungkan."

Akhirnya ia bicara." Begini Sat, aku sedang tidak punya uang, apa bisa hutangku dianggap lunas saja?" Katanya sambil tertawa.

Satria jadi tertawa juga." Tidak apa-apa, aku anggap lunas utang pak kyai." Jawabnya walaupun dalam hati agak cemberut juga sebab jumlah utangnya hampir lima kali lipat dari sayuran yang hendak ia kasih.

Akhirnya setelah mengambil sayuran yang ada di kantong plastik hitam kyai itupun pulang. Satria hanya geleng-geleng kepala saja, tidak apa-apa lah, yang penting anaknya selamat.

Dan esok harinya warga desa geger ketika pak Leman juragan beras di desa itu mati dengan mata melotot.

TAMAT


Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

57 komentar untuk "Menemukan uang 50 ribu di jalan"

  1. Weh jadi takut nemu uang di jalan .. sereeem jangan jangan itu penarik untuk jadi tumbal juragan minyak goreng desa sebelah. Hii
    Berarti orang orang tua di desa saya itu bener banget ya nasehatnya. Kalau nemu duit yang tidak jelas jangan buru buru hepi untuk kesenangan kita sendiri. Mending jangan diambil. Ada juga yg bilang, kalaupun tetep mau diambil mending dimasukin kotak amal mesjid. Biarpun yang ditemu cuma receh sekalipun.
    Btw, itu mas satria memang aslinya jualan juga kah di dunia nyatanya? Kayaknya sangat menghayati peran banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini hanya cerpen saja Bu guru, tapi memang kalo nemu duit di jalan sebaiknya masukkan kotak amal saja sih, kecuali kalo tanggal tua.😅

      Iya, kang Satria aslinya jualan Bu, jual beli mobil 😄

      Hapus
    2. Gerobak sayur tiap pagi keliling kampung ya kang.😄

      Hapus
  2. Aku emang dari kecil ga pernah mau ngambil kalau nemu uang dijalan mas, takut kenapa2, minimal banget takut malah kehilangan uang yg jumlahnya lebih gede gara2 cuma perkara uang ga seberapa yg diambil di jalan hihi

    Ngeri juga ya kalau ada yg buang tumbal dengan cara buang uang kaya gitu, mreka yg pesugihan knp hrs menumbalkan orang lain yg bahkan ga mreka kenal sih, nyebelin bgt beneran, kalau di tipi2 kn numbalin keluarganya hahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, kalo aku ada uang dijalan mah embat saja mbak Meta.🤣

      Kabarnya sih begitu, pertama keluarga yang jadi tumbal, kalo keluarga nya sudah habis nyari sembarang orang yang nemu duit.😱

      Hapus
    2. kemaren saya nemu duit US$200 lebih waktu jalan pagi... apa akan jadi tumbal?
      😁🤣

      Hapus
    3. Hati-hati pak, siapa tahu nanti jadi tumbal. Duit itu punya seorang rongdo, jika yang menemukan laki-laki maka harus ngawinin.🤣

      Hapus
  3. Baru saja saya melihat konten YouTube seputar menemukan uang di jalan, ternyata memang ada uang yang sengaja dijatuhkan untuk dijadikan tumbal, tapi ada juga yang tidak sengaja dijatuhkan karena kelalaian pemiliknya. Ditambah lagi ada artikel ini. Amannya sih segera ambil untuk disedekahkan, sambil mendoakan pemiliknya juga, toh kalau pemiliknya berbuat buruk akan berbalik buruk juga kepada pemiliknya hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini hanya cerpen saja pak Vicky, sebenarnya soal uang buat tumbal sering aku dengar waktu kecil sih, tapi namanya juga cerita seperti itu susah ditelusuri kebenaran nya.😄

      Hapus

  4. Kalau nemu duit dijalan selama kita yakin itu memang duit orang yang tanpa sengaja jatuh yaa ambil saja. Berarti itu memang rezeki kita.😁😁


    Yang repot tuh kalau nemu perempuan dijalan.???🤣🤣🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apalagi kalo cewek nya punggungnya bolong ya kang, lebih repot lagi 🤣

      Hapus
  5. Wah kok bisa panas demam? apa nda diminumkan bodrexin mas agus? 😱😳

    pohon karsen...bisa dipenek tah? licin kayaknya ya kayunya hehehe

    mbul sih udah firasat kok motornya bunyinya glodag glodag...tetnyata blom diisi bengsin 😂😌

    jadi pengen kue pukis and risol
    bagi dong mas? wkwkkwkwk...
    jadi ngebayangin sungai jayanti di malam hari, arusnya deras ga ya #sambil buka peta

    kalau nemu uang di jalan memang dilematis ya. Tapi aku jarang nemu duit di jalan kalau jumlahnya gede sih wkwkwk...seringnya gopekan wkwkkwk..uang logam hahahhahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kemungkinan jaey habis makan mie pedas seblak hot jeletot makanya kepedesan sampai demam mbul.😱

      Bisa dong, kan banyak cabangnya itu, ada cabang di Jakarta, di Depok, di Kalimantan dll.😁

      Udah biasa baca cerpen disini jadinya bisa nebak kalo bensinnya habis karena dipakai janda sebelah dulu katanya.😂

      Kalo nemu uang di jalan 100 ribu aku malah pernah mbul, dipinggir kuburan lagi, tapi aku embat saja karena tanggal tua, Alhamdulillah sampai sekarang tidak apa-apa.😄

      Hapus
    2. wkwkwkwk....bukannya yang masak mie pedes itu si mbul ya hahahah

      wah balik ke sini lagie, ternyata yang komen pada serius dan berbobot mua ya mas, sungkem mas,🙏😁 soalnya kalau mbul komennya cuma bisa banyakan bercanda dan haha hihinya hu

      wah nemu uang warna merah dekat kuburan? Apa uangnya pejiarah yang jatuh mereun ya mas 🙄🤔

      kabooor ah sebelum dilempar sendal 三三ᕕ( ᐛ )ᕗ

      Hapus
    3. Nah itulah anehnya, yang makan mie hot hot mbul tapi kok yang demam Jaey ya 😂

      Kurang tahu juga itu duit peziarah atau orang lewat, soalnya nemu nya di jalan rayanya yang ramai pinggir kuburan, bukan di tengah kuburan 😀

      Mungkin tanggal tua, jadinya komen pada serius soalnya belum gajian, kalo mbul selalu hahaha hihihi soalnya banyak duitnya.🤣

      Hapus
  6. Kisah begini bisa jadi ada kejadian nyata kalau di perkampungan. Makanya dari kecil saya diajari orang tua jika menemukan uang atau benda berharga, jangan "sok kemilikan" alias jangan merasa berhak memiliki. Jika benar2 harus mengambilnya, masukkan ke dalam kotak amal jariyah di masjid2 yang penggunaannya maslahat untuk ummat.

    Saya juga pengin kaya seperti juragan-juragan itu, tapi mudah2an nggak dengan cara hitam begitu. Kerja keras bagai kuda nggak masalah, asal halal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget mbak, orang tua saya juga kadang wanti-wanti begitu, tapi kalo kepepet tanggal tua uangnya aku ambil juga.🤣

      Hapus
  7. Balasan
    1. Cerita yang beredar di masyarakat pak, kadang di warung kopi sering ada yang cerita kayak gini.😄

      Hapus
    2. oh, masih seperti dulu kala ya?
      😁😁😁

      Hapus
    3. Masih pak, tapi itu di kampung sih, kalo di kota sepertinya nongki di mall ngga ada yang cerita masalah pesugihan tapi ngomongin binomo.😂

      Hapus
  8. Wogh, nyari tumbal tuh bisa dengan buang duit gitu yaakk... ceritanya seru!! Untungnya Jaey selamaatt dan uang dibungkus kain putih bisa dibuang dengan aman tanpa ada yang ganggu...

    Pak kyai Dahlan ngutangnya banyak ugaa yak mas Agus 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah, namanya juga cerpen mbak, ngga tahu beneran bisa buat tumbal apa enggak.😂

      Ya enggak banyak juga sih mbak seperti hutang negara, hanya utang 200 ribuan.😅

      Hapus
    2. waduh.. jangan samain kaya utang negara mas Agus. Itu sih kegedeaaan wkwkwk

      Hapus
  9. Memang beda kalo jagoan bikin cerita horor beraksi 😄👍👍. Baguuus mas. Serem2 nya dapet pas di awal cerita sampe satria harus buang duitnya ke kali.

    Tapi ngakak juga denger si kyai minta lunasi utang hahahahhaa. Ngutang juga nih pak kyai 😄..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang ada kyai yang uangnya banyak dapat honor ceramah, ada juga yang pas pasan sehingga hutang mbak.😄

      Kalo dapat duit dari Tahlilan baru bayar.😅

      Hapus
  10. Wahh aku sering banget tuh nemu uang dijalan pas waktu kecil, kalau aku nyebutnya uang sial bagi pemilik uangnya tapi uang berkah bagi yang nemu haha. Tapi gak kepikiran kalau sampai kejadiannya seperti ini ya, serem jugaa..

    BalasHapus
  11. Tadinya saya pikir ini post lama yang di-repost tapi pas lihat komentarnya kok masih baru, jadi Herman saya..hihihi

    Banyak yang bilang kalau nemu duit di jalanan atau mana saja jangan diambil katanya itu duit sial padahal yang sial tuh yang kehilangan duitnya.. wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ada kisah yg mirip mgkn sama cerpen mas agus yg lain tentang jaey kecil dan duit juga 🤣

      Hapus
    2. Tapi kalo duit 1000 atau 2000 katanya itu duit sial sih, misalnya habis nabrak kucing maka biar tidak sial buang duit 1000 atau 2000. Entah benar atau enggak kurang tahu soalnya aku belum pernah nabrak kucing, tapi kalo nabrak rongdo mah.😂

      Hapus
    3. Bukan mirip tapi persis, kang..wkwkwk

      Habis nabrak kucing buang sialnya pakai duit 1000 atau 2000, kalau habis nabrak orang pakai buang sial apa ngga, mas?

      Hapus
    4. Iya persis2 mirip 🤣

      Sepertinya aku dpt ide nih mau nulis pos ttg nabrak kucing.. tapi mls ah 🤣

      Hapus
    5. Mirip apa persis mas Herman.😂

      Kalo habis nabrak rongdo itu buang duit banyak karena harus ngawinin mas.😅

      Hapus
    6. Aku juga akhir-akhir ini agak malas nulis, padahal rencananya mau nulis cerita horor lagi, tapi malas

      Hapus
    7. sebenernya ini cerpen pernah dipublish, terus sama mas adminnya didraft lagi, trus abis itu dipublish lagi tapi dah diedit ya kaaaan...soalnya waktu itu sempet baca di bloglist atau daftar bacaan blog 🤭 pas awal awal tapi pas diklik 404 found xixixi

      Hapus
    8. Oh ternyata waktu itu sudah ada yang baca ya.😂

      Hapus
  12. Wkwk ada posting baru rupanya, sepertinya daftar "bacaan bloger" di blogku error lagi, posting baru dari yg di follow ga muncul 🤣

    Aku baru tau ada kisah rakyat yg begitu, jadi begidik juga bacanya setelah tau dari baca itu. Aku pernah gk ya nemu duit, kyknya sering, seribuan dan langsung buat beli kelereng 🤣

    Jika dikaitkan dgn sisi agama, menemukan duit/harta ini juga ada aturannya, boleh diambil/disimpan tapi tak boleh dipakai, harus diumumkan terlebih dulu, jika tak ada yg mengaku dan setelah waktu tertentu disimpan dan tak ada pemiliknya yg mengambil baru deh sah jadi milik kita. Jadi jika kita mengikuti aturan agama insyaAllah terbebas dari tumbal itu 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masalahnya kalau dijadikan pengumuman banyak yang ngaku2 Huu....Mending diam saja, Sebulan nggak ada masalah baru deh pake tuh duit.🤣🤣🤣 Eehh kemarin minggu selagi goes gue nemu uang 50 ribu....karena haus yaa uang itu gue pake buat beli es kelapa muda..🤣🤣🤣

      Hapus
    2. Iya banyak yg bakal ngaku2, aturan diatas mgkn cocoknya utk hal2 besar saja mgkn, misal nemu rumah hanyut 🤣

      Btw, klo jaman skrg nemu duit bisa jadi itu ulang tukang prank kang, dia diam2 menyuting pke kamera tersumbinyi 🤣

      Hapus
    3. Tapi kalo nemu duitnya banyak kayak binomo itu prank apa bukan kang.😂

      Hapus
    4. Hihi aku gatau mas binomo itu apa 😅😅

      Hapus
    5. Binomo itu pacarnya Amanda Huu...😁😁

      Hapus
    6. Binomo itu salah satu merk minyak goreng yang lagi langka kang jaey.🤣

      Hapus
    7. Jangan sebut merk mbul, ntar dikira lagi endorse.😂

      Hapus
  13. Waduhhh, jadi memang ya, kalau bukan hak milik itu, mending jangan diambil, kalaupun uang, mending taruh di tempat yang tepat, kayak di masjid :D

    Btw ini baru loh saya tau cerita, di mana ternyata tumbal bisa dialihkan gitu.
    Untung aja bisa diselamatkan ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya kurang tahu juga apakah beneran ada tumbal bisa dialihkan atau tidak, soalnya ini hanya obrolan orang di warung kopi.🤣

      Hapus
  14. iya si ngeri kalau nemu uang di jalan tar jadinya sawanen
    yang ngeri jadi sakir keras
    mending dikasih ke kotak amal aja atau diumumin
    tapi klo nmeu uang di celana si malah berkah hahahhaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Paling enak emang nemu uang di celana ya mas.🤣

      Hapus
  15. Hay mas agus... 😁
    Waduh kok serem ya ceritanya jadi takut kalo nemu duit atau barang berharga di jalan. Jangan-jangan nanti kayak si jaey...
    Tapi sejauh ini saya belom pernah nemu begituan di jalan, kalau di dompet sendiri sih pernah, paling 5000 an... 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya ini hanya cerita saja mbak, entah benar atau tidak, hanya obrolan orang di warung 😄

      Hapus
  16. Pasar Cikande... aku tau daerah ini. Tidak jauh dari tempat tinggalku skrng 😁

    Ceritanya kocak dan menghibur. Tulisan Om Agus selama 2 tahun aku maen ke blog ini selalu keren.. kocak dan absurd hahahaa 😍😍

    Bagian yg menurutku paling merinding; ketika seorang ayah pulang bekerja (dalam hal ini berjualan di pasar malam), membelikan oleh oleh berupa makanan dan jajaban buat anak dan istrinya. Seorang ayah yang berjalan pulang dengan hati yang sangat senang sekali, padahal pasti ia lelah sekali.
    Duh duh.
    Sehat2 buat seluruh ayah di dunia yang selalu semangat mencari nafkah yg halal buat anak istrinya 😍

    BalasHapus
  17. Mengerikan juga kalau hal seperti ini benar-benar terjadi di dunia nyata. Denger-denger hal kayak gini terjadi sih...tapi entahlah, aku belum pernah liat secara langsung. Jadi mikir² kalau nemu duit di jalan...kalau via transfer masih oengaruh ga yaa tumbalnya..? 😂🤣

    BalasHapus
  18. Horonya dapat, lucunya dapat, maknanya dapat. Memang keren Bang Agus. Siapa sangka di akhir Pak Kyai minta dilunasi hutangnya wkwkwk.

    Tapi nggak apalah, yang penting Jaey selamat ya Bang.

    BalasHapus