Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berlibur di desa



Sebentar lagi akan liburan kampus. Beberapa temanku sudah merancang tujuan untuk mengisi liburan, salah satunya teman sekelas ku Herman yang ingin liburan ke Bali. Tapi Satria tidak setuju karena ia tidak punya uang banyak untuk membeli tiket pesawat maupun biaya sewa hotel. Ia malah mengajakku untuk menginap di rumah neneknya di Magelang.

"Gus, ikut ke rumah nenekku saja. Aku sudah lama tidak menengoknya. Waktu kecil aku disana, sekalian rekreasi ke candi Borobudur. Kesana kita nanti naik motor."

Alasan ke candi Borobudur itulah yang membuat aku tertarik, kalo Herman sebenarnya ogah karena ia sudah beberapa kali kesana, baik sendirian maupun bersama orangtuanya, tapi setelah aku kasih nomor WhatsApp Lia, teman kuliahku ia setuju.

Akhirnya liburan kali ini kami putuskan ke rumah neneknya Satria di Magelang. Aku dan Satria berboncengan naik motor Vario bergantian, sedangkan Herman seorang diri naik Ninja. Kami berangkat dari Jakarta habis subuh. Sebelum zhuhur kami sampai di Cirebon dan memutuskan untuk istirahat dulu karena terjebak macet lama di daerah Cikampek. Selain untuk makan juga untuk cukuran karena wajah kami bertiga yang tadinya klimis jadi brewokan. Akhirnya kami sampai di rumah neneknya Satria di Magelang sehabis isya.

Jujur aku takjub juga dengan rumah neneknya. Modelnya masih model lama seperti rumah peninggalan Belanda dan sudah tua tapi masih terawat. Rumahnya sendiri sangat besar dengan halaman yang luas. Oh ya, kiri kanan masih banyak pohon bambu sehingga jadi adem, sangat cocok untuk liburan dari Jakarta yang selalu panas. Cuma sayangnya rumahnya agak jauh dari Tetangga, tapi tidak masalah sih menurutku.

Di rumah tersebut neneknya satria tinggal bertiga, ditemani oleh Himawan cucunya yang seumuran dengan satria dan mas khanif yang berumur sekitar 30 tahunan untuk bantu mengurus rumah karena kadang Himawan suka jalan-jalan menelusuri candi.

Ternyata Himawan orangnya akrab, bukan cuma dengan satria tapi juga denganku dan juga Herman. Makanan sudah disiapkan banyak olehnya begitu sepupunya itu telepon ia akan datang dengan kedua temannya.

Tak terasa sudah pukul 11 malam kami ngobrol dan karena sudah ngantuk plus capek perjalanan jauh akhirnya aku dan Herman pamit masuk ke kamar, sedangkan satria dan Himawan masih ngobrol saja, mungkin membahas rencana besok mau ke candi Borobudur.

Aku langsung terlelap, mungkin karena capek di perjalanan plus hawa disini dingin sehingga bikin mata cepat tertidur.

Pukul dua lewat aku terbangun karena ingin buang air. Dengan setengah mengantuk aku lalu bangun dan menuju ke kamar kecil.

Oh ya, kamar kecil di rumah tersebut hanya ada di luar, persis dibawah pohon bambu yang rindang, udah gitu jaraknya cukup jauh dan cuma ada lampu lima watt yang sudah redup, bagus.

Dengan mata setengah mengantuk aku lalu menuju ke dapur di belakang untuk keluar ke kamar mandi. Dapur ini sendiri hanya diterangi, lagi lagi oleh lampu lima watt. Duh, kenapa ngga sekalian pakai lilin saja sih batinku.

Saat masuk dapur itulah, tanpa sengaja mataku melihat sesuatu. Ada anak kecil berumur sekitar lima atau enam tahun. Jika saja dia kepalanya botak dan cuma pakai sempak terus sambil goyang goyang perutnya pasti aku sangka tuyul. Tapi ia berambut hitam agak panjang dan pandangan matanya itu sungguh tak enak dipandang. Duh, masa jam segini ada anak tetangga main kesini sih batinku.

Sepertinya anak itu tahu dan agak terganggu dengan kehadiranku, buktinya ia menatapku. Aku yang masih setengah mengantuk langsung hilang rasa kantukku. Kucoba mengucek mata, ia tidak ada disana. Fiks, ini hanya bayanganku.

Kucoba membuka pintu belakang, sunyi sepi mana dingin lagi. Akhirnya karena sikecil meronta-ronta aku pun buru-buru ke kamar kecil. Sambil sedikit bersiul kecil sekedar menghilangkan suasana yang mencekam aku lalu buang air. 

Tiba-tiba aku menghentikan siulan ku karena kudengar ada suara siulan di luar juga. Langsung saja aku merinding, tengah malam di luar rumah begini siapa sih yang bersiul.

"Herman, kamu ya yang bersiul?" Teriakku agak serak, jujur aku agak takut juga.

"Satria, jangan menakuti ku dong." Teriakku lagi. Awas ya, kalo mereka menakut-nakuti besoknya aku akan langsung pulang, mendingan liburan bareng pacarku saja.

Suara siulan itu tiba-tiba berhenti.

Aku menunggu jawaban tapi hanya suara angin yang terdengar diluar plus suara daun bambu bergesekan.

Tambah merinding, segera saja aku tuntaskan hajat lalu buru-buru keluar. Karena terburu-buru itulah aku terpeleset, maklum licin karena tanahnya agak becek sedikit, mungkin mas khanif waktu mengambil air agak tumpah.

Asem batin ku. Aku lalu berusaha bangun. Saat hendak bangun itulah kulihat di bawah pohon bambu itu ada sepasang mata yang melihatku. Tubuhnya dibungkus kain berwarna putih, kepalanya juga masih diikat dengan tali.

Po.. pocong batinku gemetaran.

Segera saja bangun lalu lari sekencang-kencangnya. Nafasku masih ngos-ngosan ketika masuk kamar, dan bedebahnya baik Satria maupun Himawan masih tidur nyenyak, mana ngorok lagi.

Segera saja aku mengambil selimut lalu tidur biarpun susah juga karena masih terbayang dengan penampakan diluar dan di dapur tadi.

Esok paginya aku lalu cerita pada Himawan tentang kejadian semalam. Ia hanya senyum saja sedangkan Satria malah ketawa. Neneknya Satria sedang pergi dengan mas khanif katanya, entah kemana.

"Tidak apa-apa mas, semalam penghuni rumah ini cuma mengajak berkenalan. Biasa, jika ada tamu baru mereka suka menampakkan diri, biar akrab gitu."

Kampret batin ku, sementara satria hanya tertawa. Hmmm, pasti inilah alasannya ia mengajakku.

"Mbok kalo ngajak kenalan itu malih rupa jadi cewek cantik, kan nantinya bisa jadi akrab." Jawabku tidak mau kalah. Mereka berdua pun ikutan tertawa.

"Ngomong ngomong Herman kemana ya, kok ngga keliatan. Apa masih tidur." Tanyaku. Satria dan Himawan baru sadar. Himawan sebagai tuan rumah lalu segera bangun. 

Aku dan Satria juga ikutan bangun ketika ia bilang Herman tidak ada di kamarnya. Waduh, kemana dia sih, apa mungkin kelayaban keluar rumah pagi-pagi.

Tiba-tiba terdengar suara dari arah kamar." Woi, siapa nih yang iseng mindahin aku kesini."

Aku lega dan juga ketawa karena Herman keluar dari kamar yang sudah dijadikan gudang. Banyak debu yang menempel di tubuhnya. Mukanya agak pucat, mungkin kaget karena tak menyangka ia tidur dalam gudang, padahal semalam dikamar bertiga.

Jam tiga pagi aku lagi-lagi terbangun karena ingin kencing. Tidur ku sendiri malam ini nyenyak, mungkin karena capek habis jalan-jalan seharian di candi Borobudur. Kalo bukan karena kebelet buang air ingin rasanya ia terus tidur.

Dengan agak takut-takut aku lalu ke dapur. Alhamdulillah tidak ada penampakan anak kecil seperti kemarin. Begitu juga pas di kamar toilet aman saja, tidak ada gangguan apapun. Aku pun lega, benar juga kata Himawan, mungkin mereka hanya ingin berkenalan.

Saat hendak masuk dalam rumah aku iseng menengok sumur timba yang tadi sore buat mandi. Aku tercekat karena ada seorang Gadis cantik berambut panjang sedang berdiri dekat kerekan sumur. Pakaian putihnya tampak sedikit bergoyang terkena angin malam yang agak kencang.

"Mas Agus, mas Agus..." Ia memanggil sambil melambaikan tangan.

Hiii ogah.

TAMAT

Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

107 komentar untuk "Berlibur di desa"

  1. Saya pertamax...🤣🤣

    Jakarta magelang bikin berewokan buset itu kendaraan kaya apa kencengnya...Harley aja kalah..🤣🤣🤣

    Herman dipindahin digudang ingin jadi peneliti barang bekas..🤣😋

    Siapa kira2 gadis berbaju putih yang diSumur itu Gus, Apakah mas Hino sedang ingin bergaya ala Melanda di..🤣😋😋

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ups Typo Menlindaru maksudku...Haahaaa Suuueee..🤣🤣

      Hapus
    2. Mungkin pakainya motornya si Komeng dulu itu kang, yang kalo lewat bajunya sampai pada sobek saking cepetnya.😆

      Kayaknya sih Herman berjalan dalam tidur terus ke gudang karena diajak gadis bergaun putih yang manggil-manggil Agus itu.🤣

      Oh, jadi gadis bergaun putih itu jelmaan mas Himawan? Masa sih? Kita tunggu konfirmasi dari orangnya saja deh.😁

      Hapus
    3. @ Satria :

      Hahahaa .. suuu ...eeekkk

      ᕙ[・۝・]ᕗ

      Nanggung akh masak pakai gaun putih panjang kayak Milendaru ..
      Yang lebih hot, dong ... pake bhwe ~ haa doang getoh

      Hapus
    4. Lebih hot lagi kalau pakai koteka mas.🤣

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada mbak mbul kok, masa ngga keliatan.🤔

      Mbak mbul itu dapat peran sebagai?

      Yang melambai-lambai itu.😂

      Hapus
    2. hii masa mbak mbul jadi hantu.. tega kau mas agus hahaha

      tapi kalo hantu nya cakep masih oke ya hoho

      Hapus
    3. Tenang, nanti aku ganti yang melambai-lambai itu mas khanif dekat sumur lagi ambil air.😂

      Hapus
    4. *Membayangkan si Mbul dengan tatapan matanya yang tajam, dan alis ulat bulunya hahahaha

      Hapus
    5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    6. Mas khanif kan fans mbak mbul.😁

      Hapus
  3. Ah ga ada namaku, vakum lagi ah 😆
    Mungkin neneknya yg dalam sumur sama khanif jadi tuyul 😆

    Herman diperkosa hantu ya di gudang 🤣🏃‍♂️🏃‍♂️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haahaaa....Kata Hantu ke GR amat luh..🤣🤣

      Hapus
    2. Hantunya lagi iseng, kang..wkwkwk

      Hapus
    3. Nah, terus kenapa Herman bisa tidur dalam gudang ya, apa habis di grepe grepe hantu.😂

      Hapus
    4. Sepertinya cuma diajak bercanda.. wkwkwk

      Hapus
    5. Apanya yang dibecandain Huu..Anunya yaa..🤣🤣🤣

      Hapus
    6. Kurang lebih seperti itulah..hihihi

      Hapus
    7. anjriiittts ngakak dibencandain anunya 🤣

      Hapus
    8. Wah, pakarnya anu datang nih.🤣

      Hapus
    9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus

  4. Ih??? Cerpenya malah hantu, udah malam pula??? Bikin cerpen cinta atuh ??? Yang romantis . 😂😆😅😹😸.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke, insya Allah nanti aku bikin cerpen romantis, tapi kalo jelek jangan protes ya.😂

      Hapus
  5. itu gw dapet peran apa sih, kok rada-rada gajelas gitu peranya hahahah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Protes saja sama sutradara nya mas, aku cuma bagian penulis skenario 😂

      Hapus
    2. Gakpapa jadi tokoh gak jelas, Mas Khanif. Yang penting kan tetep dapet fee dari mas Agus kan ya? 🙈🤣

      Hapus
    3. Dapat mbak Roem, fee nya yaitu ucapan terima kasih banyak.😆

      Hapus
    4. Wah, kasian mas Khanif dong, mas. Padahal aku mau minta traktir pulsa, biar rejekinya tambah lancar gituuuu.😂😂😂

      Hapus
  6. Berarti satria sama Himawan sepupuan ya atau jangan-jangan kembar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Entahlah, kita tunggu konfirmasi dari mas Hino saja, apakah kembar atau cuma saudara.😄

      Hapus
    2. Seumur-umur sering main ke rumah teman di kampung belum pernah sekalipun di gangguin sama makhluk halus cuma sekali pas karya wisata ke Yogyakarta digangguin sama makhluk halus yang mainin air di kamar mandi.

      Hapus
    3. Berarti kalo main di kampung itu biasanya diganggu sama rongdo rongdo ya mas.,😆

      Hapus
    4. Nah kalau itu sering.. wkwkwk

      Hapus
    5. Naahh itu yang penting nggak bolong yaa Huu....Kecuali anunya..🤣🤣🤣

      Hapus
    6. Wah sering diajak mantap mantap ngga mas sama rongdo disana.😆

      Hapus
    7. @ Kal El :

      Kami kembar, mas ;)

      Yang satu berwajah kearab-araban.
      Yang satunya lagi bertampang kechina-chinaan.

      Maklum, nenek kami berasal dari Zimbawe *lol :D

      Hapus
    8. Kirain dari wakanda.. wkwkwk

      Hapus
    9. Nah, ini orang wakanda nya datang.😄

      Hapus
  7. anjay horror sekali

    tamunya diajak kenalan sama ghost, haha

    salam kenal katanya wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masa horor mas, yang lebih horor itu kalo tanggal tua kehabisan kuota, mau ngutang ngga boleh.😂

      Hapus
    2. emang ada yang mau ngutangin kuota wkwkwk belum pernah coba sih

      Hapus
    3. Kalo sudah langganan sepertinya bisa ngutang kalo pas kurang duit.😂

      Hapus
  8. Tadi katanya kalau yang ngajak kenalan cewek cantik mau, mas. Lha itu ada cewek cantik yang ngajak kenalan beneran kok malah ogah? Hehehe.🤭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ogah mbak, soalnya punggungnya bolong mbak.😂

      Hapus
    2. Ditambal dong, mas. Biar gak bolong lagi 🤣🤣🤣

      Hapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukannya udah lupa tapi untuk sementara dibuat lupa dulu..hihihi

      Hapus
    2. Entahlah, si kecil itu apa mbak, mungkin bisa tanya mas Herman langsung.😂

      Khanif sama neneknya pergi ke pasar buat jampi jampi Herman biar mau sama gadis yang manggil manggil Agus.🤣

      Awas, ada yang datangin mbak mbul lho nanti kalo ke belakang pipis.😂

      Hapus
  10. Kisahnya keren banget, sampai aku jadi berhalusinasi kita semua betulan ketemu lalu jalan-jalan bareng ke candi ...

    Moga kapan terlaksana beneran ya :).

    Ntar pipisnya bareng-bareng aja daripada ketemu penampakan salam perkenalan dari lelembut, hahahah ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga saja suatu saat nanti kita bisa ngumpul beneran ya, mungkin kalo mas Hino ke Jakarta.😄

      Waduh, kalo pipis barengan nanti dikira mau mangkal mas.🤣

      Hapus
    2. Gw nggak ikutan...Takut diajak mangkal di lampu merah lagi ntar..🏃🏃🏃🏃💨

      Hapus
    3. Ngumpul terus lihat Monas dong ya kalo acaranya di Jekardah, ngga lihat candi 😁

      Wwkkk .. memang kalau kegiatan mangkal mas Agus tuch pakai acara pipis di lokasi ... ?

      Hapus
    4. Kalo ngumpul di Jakarta paling acaranya naik gunung mas, naik gunung Sahari saja yang tidak bikin capek.😄

      Oh bukan saya mas tapi kang Satria yang hobinya pipis kalo mangkal.🤣

      Hapus
  11. Ehehe seru tuh klo pemeran aslinya beneran pada piknik bareng ke candi Borobudur.
    😄😄

    Bagian akhirnya udah sesuai request padahal itu, berubah jd cewek cantik. Tp tetep ga mau haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nanti aku bikin ceritanya lanjutannya empat sekawan ini jalan jalan mbak anggun, tunggu saja ya.

      Ngga mau soalnya punggungnya bolong mbak.😂

      Hapus
    2. @Anggun....Iyaa betul ....Tapi lebih seru lagi kalau Neng Anggun ikut juga..Hooohooo!!..🤣🤣

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    4. Berarti ke depannya ada mbak anggun sama mbak mbul juga ya.😀

      Ayo bikin cerpen nya mbak.😆

      Hapus
    5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    6. Ngga apa-apa mbak, biar ada variasinya gitu. Kalo ceweknya cuma satu kan kurang seru.😂

      Hapus
    7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  12. nitip sendal dulu, esok mau baru dibaca...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nitip sandal bayar lho mas. Sejam 50k.😂

      Hapus
    2. Baru selesai baca... Kenapa yaa Mas Agus dipanggil ke sumur?
      Coba dideketin, siapa tau tokoh mas agusnya jadi hantu sumur angkatan kedua hahahaaa

      Hapus
  13. Seru banget ini ada nama-nama temen blogger lain wkwkw :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang kalo disini cerpennya pakai nama teman blogger biar akrab mas

      Hapus
  14. Tiwas malem malem nekat takbaca, karena kukira mau cerita liputan jalan jalan ke candi sama mas himawant.. Tibake yg keluar melambai lambaii 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tadinya sih rencananya begitu Bu guru, cuma nanti saingan sama artikel mas Himawan yang bahas candi, jadinya yang melambai-lambai sajalah.🤣

      Hapus
  15. Wuaaa sereeeemmm 😆😆 Aku merinding. Huhu. Tadinya mau baca pas siang2 aja, tp udah lama ga mampir jd penasaran udah lama ga baca cerita Mas Agus. Hehehe..

    Aku klo jd Agus kayakny bela2in ga minum biar malem ga kebelet deh. Syereeem, walau udah berwujud cwek cantik sesuai request ttp aja syereeem

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh, harusnya sih minum saja terus kalo mau tidur pakai Pampers mbak Ica.🤣

      Hapus
  16. Wkwkwkw horor banget! Mau gadis cantik atau cowok ganteng, kalau nongkrongnya pinggir sumur jam 3 malam sih, aku juga ogah dan langsung ngibrit 🤣🤣
    Untung pas baca tulisan ini masih malam Kamis fiuhh~~~ takut aku!! Wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang beda ya bacanya kalo malam Kamis sama malam Jumat kak Lia? 😂

      Hapus
    2. Makin horor kalau dibaca malam Jumat 😂😂😂

      Hapus
    3. Tapi kan sekarang sudah malam Sabtu kak.🤣

      Hapus
  17. Jadi ingat rumah di mana ya? di Pare Kediri kayaknya.
    Dulu sewaktu masih pacaran, saya pernah nggak mudik pas lebaran, dan jadinya diajak ke desanya keluarganya si pacar.

    Rumahnya ya mirip gambar di atas itu, luas, tapi kamar mandinya jauh banget.

    Dan kenapa pula harus di bawah pohon bambu ya, kan konon pohon bambu itu tempatnya si hahan aka hantu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh, itu pacar yang dulu apa pacaran sama pak suami mbak Rey? 😂

      Memang kalo di pedesaan, wajar kalo kamar mandi di luar karena tanah masih luas mbak, bahkan WC umum juga ada di pinggir kali.🤣

      Hapus
    2. Iya Mas, saya mah pacaran dan menikah ya sama aja orangnya :D
      Nah iya, di tanah milik mertua juga gitu, ada sungainya, biasa ada yang jadiin jamban hahaha

      Hapus
  18. Mungkin mbk kun mau minta nomer wa mas supaya bisa kenalan lebih lanjut😂.
    Eh mas agus udah ogak duluan, pasti mbak kun potek hatinya...
    Rumah di bawah pohon bambu, serem ya, kalau malam pasti bunyi pohon bambunya rame banget ditiup angin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kalo rumah dekat pohon bambu memang rame apalagi pas banyak angin mbak.😂

      Hapus
    2. Nah iya ya, bahkan nggak ada apa-apa aja, suaranya udah bikin merinding :D

      Hapus
  19. Lho lho lho!! Ini cerita dan settingnya kok sama kayak rumah nenekku 😱. Rumah belanda lengkap dengan segala macem jenis penghuninya dari yang paling lembut sampe yang paling kasar 😌

    Jangan jangan...???

    Jangan...

    JANGAN!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan-jangan...

      Jangan asem kali ya mbak.😂

      Wah, berarti mbak Prisca ini neneknya Belanda ya? 😄

      Hapus
    2. Jangan asem awenakk iki uhh 🤤

      iya nenekku Indo, jadi rumahnya rumah lawas jaman londo juga. medeni tapi ngangeni 🥺

      Hapus
  20. Jadi merinding khan abis baca si gadis cantik dekat sumur nyapa2 gitu wkwkwkwk :) Itu titisan Sadako hahaha :) Tau kan Mas Agus? Yang berambut panjang suka keluar dari tv hahaha :D Ada Mas Himawan juga nih. Kapan aku ikutan jadi bintangnya nih? Wkwkwkwk....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lho, bukannya Sadako itu yang suka keluar dari sumur mbak? 🤔

      Saya sebenarnya kasihan sama Sadako, mau nakutin orang saja harus capek dulu naik kesumur, mana sumurnya dalam lagi. Takutnya orang yang mau ditakuti udah kabur duluan.🤣

      Hapus
    2. Iyaks, Sadako suka keluar dari sumur. Maksudku dia suka ngajak yang nonton tv jadi masuk ke dalamnya hahaha syerem ah kalo nonton cendilian wkwkwkw. Btw kapan2 kalo ada suara2 manggil mendingan pura2 ga denger aja hahaha takut tau2 si kunti :D

      Hapus
  21. waduh kalau ada yang manggil gitu kalau manis bolehlah tapi manusia ya mas bukan iblis

    BalasHapus
  22. Aku ogah ga akan mau diajak kesana lagi kalo sehoror itu 🤣🤣. Sereeem amat, mana pake acara pipis di luar :D. Mnding nyiapin pispot lain kali mas :D

    Untung rumah nenek ku ga seseram ini pake penampakan segala :D.

    Mas, tega amat Herman sampe dipindahin ke gudang Ama lelembutnyaa 😂.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bahahahaha, jadi membayangkan film Korea yang cucunya ditinggal ama neneknya yang bisu itu, nggak ada kamar mandinya, trus pup pipisnya di pispot, atuh maaahhh, kagak sanggup sayah :D

      Hapus
  23. Wah enak nya liburan bareng ke rumah nenek di Magelang..
    Tapi kok kuat juga ya berkendara motor dari Jakarta -Magelang ? Jauh-jauh dari Jakarta tapi malah digoda hantu terus .wkwkwk

    BalasHapus
  24. Ehh ini nyambung ternyata sama artikel setelahnya...

    Motoran Jakarta Ke Magelang. wkwkwk Serang ke Jakarta aja pantat udh kaya papan sangking teposnya duduk Mas...

    Liburannya horror banget. udah mana ketemu pocica alias pocong.. wkwk untung udh dibuang duluan yah, kalau liatnya sebelum dibuang apa nggak kelepasan.. heheh
    Kasian Herman.. dipindah sama lelelmbutnya ke gudang, Itu lembut kuat amat yah gendong herman.. wkwkw

    BalasHapus
  25. hahaha tumben agus ogah basa basi sama si cewek deket sumur, biasanya langsung on fire aja dia
    ini cerita banyak benernya sih, aku kalau diajak ke pedesaaan entah rumah siapa, kalau bisa tengah malem jangan sampe kebelet, pokoke itu hahaha
    apalagi rumah jaman dulu, kamar mandi dan sumur ada diluar rumah, kayak rumah aku waktu kecil gitu.
    mungkin bagi yang terbiasa keluar tengah malem ke kamar mandi yawes biasa, lah wong rumahnya sendiri. tapi bagi tamu asing, bikin deg deg ser juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaampuuuuun, mbak Ainuuuuun. Ngakak aku, Mbak. On fire 🔥🔥🔥🤣🤣🤣

      Hapus
    2. Eh, adminnya muncul. Kabooooor 🏃🏃🏃😂😂😂

      Hapus
    3. Eh jangan kabur saja, balikin dulu sandalku mbak.😱

      Hapus
  26. berlibur di desa memang tiada duanya ya mas, apalagi di pagi hari dan di temani secangkir kopi, waduh, rasanya bukan main enaknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. apalagi ditemani gadis manis wih lengkap ko

      Hapus
    2. suasana desa biasanya tenang...dan segar...
      tak enak, kalau ada "horornya"...hehehe

      Nice story

      Hapus
    3. Justru kalo ada horornya malah seru kang.😂

      Hapus
  27. knp ogah mas... dipanggil tuh... mau dksh sesuatu... hahaha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin mau dikasih nomor togel buat besok kali ya kang.😁

      Hapus
  28. Hahhaha gimana rasanya diajak kenalan sama cong pocong, serem amat hahahha, aku ngakak mulu ngebayanginnya mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Serem tapi kok malah ngakak mbak, itu gimana caranya.🤣

      Hapus