Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gadis dalam lukisan

 

Gambar dari lukisan Basuki Abdullah

Setelah turun dari mobilnya satria disambut oleh seorang petugas berusia separuh baya di halaman penginapan. Ia memang memutuskan untuk rekreasi agar pikirannya kembali fresh sehingga mood menulis bisa naik lagi. Maklum beberapa kejadian belakangan ini membuatnya agak frustasi.

"Terima kasih." Kata Satria yang baru berusia 25 tahun setelah koper besarnya ditaruh di dalam kamar yang dipesannya. Pemuda tanggung berusia sekitar 15 tahun itu masih berada di tempatnya, memandangnya penuh harap.

Satria mengerti. Segera ia merogoh kantongnya lalu mengeluarkan selembar uang 20 ribuan. Setelah mengucapkan terima kasih pemuda tanggung itupun pergi. Satria hanya geleng-geleng kepala saja, percuma tulisan DILARANG TERIMA TIP besar yang ada di pintu depan penginapan tadi.

Ia mengedarkan pandangannya. Kamar yang ia tempati cukup bagus untuk harga yang minimal. Letaknya di sebuah bukit di pinggir pantai, dimana debur ombak terdengar dari kamarnya. Pemandangan alam sangat indah karena bisa melihat laut dari atas bukit.

Penginapan ini sebenarnya tidak terlalu jauh dari tempat wisata terkenal di kota ini tapi letaknya agak terpencil sehingga jarang yang tahu kecuali jika lewat Google Maps. Ia sendiri tahu penginapan ini karena ada promo murah di sebuah aplikasi traveling. Rencananya akan menginap selama seminggu mumpung lagi promosi.

Setelah selesai menata barang maka ia lalu berjalan-jalan di dalam hotel kecil tersebut. Tak banyak petugas yang mengurus tempat itu, hanya pemiliknya dibantu oleh tiga orang asisten, salah satunya yang mengantar kopernya kedalam kamar. Tamunya sendiri hanya dua orang, ia sendiri dan seorang lelaki berumur 30 tahunan yang sempat ia lihat saat hendak masuk jadinya tempat itu agak sunyi tapi itu yang disukai olehnya karena ia butuh refreshing.

Karena jenuh maka iapun lalu berjalan-jalan ke lobi hotel. Lobinya sendiri cukup bagus dengan desain vintage. Sebuah lukisan tampak di dinding yang menarik perhatiannya. Sebuah lukisan dengan model seorang gadis cantik berkulit kuning langsat berbaring dengan latar pemandangan laut. Entah siapa yang melukisnya sehingga bisa seindah ini. Gadis itu memakai kebaya yang bagian payudaranya agak terbuka sedikit sehingga memperlihatkan keindahan tubuhnya. Ia sendiri sebenarnya sudah sering melihat gambar yang lebih vulgar seperti itu di internet tapi entah mengapa hasratnya bisa timbul hanya dengan melihat karya seni ini.

"Tertarik dengan lukisan ini bung?" Sapa seseorang. Satria jengah dan menengok siapa makhluk sialan yang sudah mengacaukan perhatiannya itu.

Orang itu tertawa. Ternyata ia adalah tamu satunya yang ikut menginap di hotel ini. Usianya sekitar 30 tahunan dengan tubuh yang agak berotot, mungkin sering olah raga.

"Aku Bagas." Katanya memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya. Satria terpaksa menjabat tangannya.

"Satria."

Orang itu agak terbelalak." Satria, apakah anda novelis yang terkenal dengan novel Bara Asmara di Pulau Dewata?"

Ia agak terkejut. Maklum seingatnya tak banyak orang yang mengaku sebagai penggemarnya di sosial media miliknya sehingga ia bisa leluasa jika jalan jalan.

"Astaga, aku kira usia anda itu sekitar 50 tahunan karena kalo anda menulis itu sudah lihai sekali, ternyata malah lebih muda dariku." Bagas tampak antusias." Boleh dong minta tanda tangan nya untuk kenangan?"

Satria mengangguk, tak baik bukan menampik permintaan seorang penggemar apalagi di zaman seperti sekarang ini dimana karir seseorang bisa terjun bebas jika salah langkah.

Setelah menandatangani bukunya maka Bagas bertanya lagi." Pak Satria apakah sedang riset untuk membuat novel baru ataukah cuma istirahat?"

"Rahasia dong." Jawabnya. Sejujurnya ia agak kurang nyaman, pertama ia berusia lebih tua sehingga kurang pas memanggilnya pak, kedua ia agak agresif. Ok lah kalo ia wanita apalagi parasnya cantik seperti gadis dalam lukisan itu tak masalah, lha ini sama jenisnya.

Bagas mendekati dirinya dan berbisik." Pak, apakah pak Satria tahu kenapa hotel ini tampak sepi?"

Ia jadi tertarik mendengarnya.

Bagas tampak senang." Konon kabarnya hotel ini ada hantunya pak?"

Hantu, tentu saja ia terkejut. Ah pantesan murah harganya. Ia sendiri percaya karena telah melihat dan mengalami sendiri dengan gadis bergaun putih yang baik hati.

"Tahun lalu ada pelancong yang tewas di kamar mandi pak, katanya kena serangan jantung. Tahun lalunya lagi ada tamu yang juga mati di belakang hotel ini dekat bukit yang menjurus ke laut. Konon beberapa tahun sebelumnya juga ada yang mati didalam kamar hotel. Makanya hotel ini sepi biarpun letaknya tidak jauh dari tempat wisata." Penggemarnya menjelaskan panjang lebar, ia hanya mengangguk angguk saja. Setelah ngobrol ia lalu undur diri ke kamarnya.

Satria juga ikutan masuk kedalam kamar, bukan karena takut tapi karena lelah. Saat ia sedang leyeh-leyeh sambil memandang pemandangan laut sore hari lewat jendela tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk sehingga ia agak terkejut. Ah sial, ia pasti sudah terpengaruh oleh omongan penggemarnya itu.

"Selamat sore pak." Kata seorang pria yang seusia dengannya sambil membawa makanan. Walaupun sederhana tapi setidaknya bisa mengganjal lapar. Untuk harga hotel semurah itu maka termasuk istimewa, tapi kok kenapa sepi ya pikirnya.

Keesokan harinya barulah terjawab pertanyaan itu. Ia terbangun karena mendengar suara pintu digedor, bukan pintu kamarnya tapi yang ada disebelahnya.

"Ada apa ya mas?" Tanyanya pada seorang pegawai hotel yang menggedor pintu. Itu adalah kamar dari Bagas yang mengaku penggemarnya.

"Ini mas, tamu ini sebenarnya sudah waktunya cek out tadi malam. Sebenarnya bukan karena itu kami menggedor pintu, tapi karena kami takut ia..." Pegawai hotel itu menghentikan bicaranya.

Tentu saja pemuda berusia 25 tahun itu penasaran." Takut ia mati ya?"

Ia mengangguk. Satria tentu saja terkejut padahal ia sebenarnya asal ngomong saja karena ingat dengan obrolannya kemarin dengan penghuni kamar yang ada didepannya.

Akhirnya diputuskan membuka pintu kamarnya dengan kunci cadangan. Pegawai itu segera masuk tapi tak lama kemudian terdengar jeritannya. Novelis itu tentu saja terkejut, tapi ketika ia masuk segera tahu mengapa pengurus hotel itu menjerit.

Bagas ditemukan mati tergeletak di kamar mandi, tubuhnya tidak memakai apa-apa. Ekspresi wajahnya yang kaku jelas memperlihatkan kalo sebelum ajal menjemputnya ia sangat ketakutan.

Tak butuh waktu lama maka polisi segera ditelpon. Setengah jam kemudian sebuah mobil polisi terparkir rapi di halaman depan penginapan.

Seorang petugas berbaju putih tampak sedang memeriksa.

"Bagaimana dokter?" Tanya komandan polisi yang mengurus kasus tersebut. Usianya sekitar 30 tahun dan memakai pakaian biasa, bukan baju dinas.

Dokter berpakaian putih itu menggelengkan kepalanya." Kena serangan jantung, hanya itu kesimpulan saya saat ini. Tak ada tanda-tanda kekerasan."

Komandan itu menoleh lagi pada polisi yang ikut bersamanya." Sudah kau cek Briptu Dani?"

Petugas itu memberi hormat pada atasannya." Sudah pak, tak ada tanda orang masuk kesini lewat jendela. Tadi sudah saya cek cctv, korban memang terlihat membuka pintu pada pukul 12 malam, tapi ia tidak keluar. Aku juga sudah cek cctv bagian luar hotel tapi tidak terlalu jelas karena banyak kabut tadi malam. Tapi biarpun begitu tidak ada orang yang masuk."

"Untuk apa ia membuka pintu tengah malam?" Komandan itu heran.

"Andai saya tahu pak." Jawab yang ditanya.

Akhirnya diputuskan bahwa Bagas kemungkinan punya penyakit jantung dan kebetulan kumat saat tadi malam. Soal mengapa ekspresi wajahnya tampak ketakutan tak ada yang tahu. Begitu juga kenapa ia membuka pintu tengah malam. Mayatnya pun akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut, sedangkan kamarnya untuk sementara disegel dan siapapun dilarang masuk.

Satria sendiri langsung merasa aneh. Waktu bicara kemarin penggemarnya itu tidak terlihat sakit. Sebenarnya ia ingin bertanya pada petugas polisi tapi takutnya malah nanti repot. Ia yang ada kamar disebelahnya juga ikut ditanya dan menjawab seadanya, bahwa ia tidak mendengar suara apapun tadi malam.

Pemuda itu lalu mencari tahu di internet. Ia hanya menemukan satu berita tentang hotel itu yaitu kematian seorang pengunjung yang ditemukan oleh warga sekitar di dekat pantai tak jauh dari hotel tersebut. Sama seperti Bagas, pelancong itu juga ditemukan mati tanpa busana di pinggir jurang dekat laut, dan disimpulkan oleh polisi bahwa ia mati karena berkencan dengan wanita malam walaupun sebenarnya tidak ada praktek prostitusi di tempat wisata itu. Tanggal kematiannya persis hari ini dua tahun yang lalu. Sedangkan mengenai hotel itu tentu saja tidak dikaitkan kecuali sebagai tempat menginap korban.

Mungkinkah hanya khayalan seorang penggemar novelnya yang mengatakan ada hantu ditempat ini atau jangan-jangan makhluk halus itu yang membunuhnya.

Akhirnya ia putuskan untuk cek out besok pagi saja karena merasa sayang sudah pesan selama seminggu, masa baru semalam sudah pergi.

"Anak muda, apa kamu tidak takut?" Tanya seseorang ketika novelis itu sedang duduk di lobi hotel. Ia menengok dan ternyata pegawai hotel berusia separuh baya yang pertama menyambutnya saat ia datang di tempat parkir.

"Tidak pak, jujur aku malah penasaran. Mungkin bapak bisa memberikan informasi, kan bapak sudah lama kerja disini." Pancingnya.

Bapak itu tersenyum." Saya baru sekitar setahun lebih kerja disini nak. Tapi memang tahun lalu ada juga korban disini."

Ah, ternyata memang benar tahun kemarin juga ada yang meninggal." Tapi aku cari di internet kok tidak ada pak?"

"Wah, kalo itu bapak kurang tahu, tapi kalau memang bisa sebaiknya jangan sampai orang pada tahu, karena hotel ini pasti akan sepi dan bapak akan kehilangan pekerjaan bukan."

Benar juga, pikirnya. Mungkin pemilik hotel punya duit untuk menyogok polisi dan wartawan agar tidak membawa-bawa nama hotelnya.

"Oh iya pak, apa bapak tahu siapa gadis dalam lukisan itu?" Tanya pemuda itu sambil menunjuk lukisan di dinding, sebuah lukisan yang indah dan menggoda. Yang ditanya hanya menggeleng dan tak lama kemudian ia pergi. Mungkin ada pekerjaan lain.

Satria kembali melihat lukisan itu. Wajahnya memang tidak secantik Larasati, tapi entah kenapa sepertinya ia punya daya tarik luar biasa dan sanggup membangkitkan gairahnya. Ah sial, kalau saja Larasati ada batinnya.

Ia mengamati lukisan tersebut, ada sebuah tulisan disebelah bawah yaitu Jiwa Ragaku berwarna merah. Apakah wanita dalam lukisan itu kekasih dari pelukisnya?

Novelis itu kembali ke atas dan melihat sebuah bibir yang tersenyum berlatar belakang laut selatan yang biru. Ia duduk di sebuah batu karang dengan berbaring dengan pose yang menantang.

"Selamat sore mas, makanan sudah siap dikamar. Silahkan makan selagi hangat." Seru seorang pemuda tanggung yang sebelumnya menyeret kopernya kekamar. Satria hanya mengangguk saja dan tidak berminat memberikan tip, nanti kebiasaan.

Hari sudah larut malam tapi ia masih belum bisa tidur juga. Yah, siapa juga yang bisa langsung tidur kalo kamar disebelahnya baru saja ada yang mati dan herannya ia tidak kabur saja. Toh biarpun sewa seminggu tapi harganya murah, dimana jika di penginapan lain paling hanya untuk dua atau bahkan sehari saja.

Akhirnya dari pada tidak ada pekerjaan sementara mata belum ngantuk maka ia pun mengeluarkan laptopnya dan mulai menulis cerita untuk novelnya.

Entah sudah berapa lama ia mengetik dan juga sudah banyak catatan yang dihapus tapi ia masih belum bisa konsentrasi juga. mulutnya sudah menguap pertanda sudah waktunya tidur. Akhirnya dimatikan laptopnya.

Tubuhnya agak menggigil, mungkin karena udara malam hari. Ah, coba kalo ada wanita cantik, gadis dalam lukisan itu, pasti lebih asyik dari pada sendirian, pikirnya konyol karena tahu namanya juga tidak, bertemu pun belum pernah kok mengharapkan ia datang.

Saat baru menarik selimut tiba-tiba ada suara ketukan di pintu. Sial, siapa yang mengganggunya tengah malam begini, jam 12 lagi. Apa mungkin pegawai hotel, kenapa tidak menunggu pagi saja.

Dengan setengah terpaksa ia buka juga pintu kamarnya. Matanya terbelalak karena yang ada dihadapannya bukanlah pegawai hotel tapi gadis yang ada dalam lukisan. Ia tampak lebih cantik, baju yang dipakainya juga sama persis dalam lukisan itu.

Bersambung jilid 2


Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

75 komentar untuk "Gadis dalam lukisan"

  1. Satria nampak terkesima memandang wanita yang kini ada dihadapannya....Meski ia menganggap ini hanya mimpi tetapi semua telah terbukti dihadapannya.Gadis itu pun tersenyum harum aroma tubuhnya semakin membuat Satria ingin meraih,Memeluk serta mencumbunya hingga lelap.😊😊

    Gadis dalam lukisan yang kini terwujud nyata tersenyum, Seolah memberi kesempatan kepada Satria untuk dekat dengannya. Satriapun tersenyum dan bagai lupa akan segalanya ia menghampiri gadis tersebut.

    Namun dengan penuh kelembutan gadis itu pun memutar tubuhnya dengan gemulai bah seorang penari rongggeng.

    Satriapun tersentak kaget. Karena ternyata gadis itu berpunggung booloonggg!!..😲😲

    Berbarengan dengan semilir angin yang datang tiba-tiba dengan kencang gadis itupun mulai tertawa cekikikan...

    "Weeekeeekkk..Hiihiii...Bokiirrr aku datang Kiiirr!"...

    Haaaahaaaaa Suuuueeeee...🤣 🤣 🤣 🤣 🏃🏃🏃

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah lho, kirain aku gadis itu datang dan ngomong.

      Bang, satenya 100 tusuk bang.😂

      Hapus
    2. Satria baru menyadari orang dihadapannya ternyata adalah Suketi penguangsa laut kidul, Dan ia baru menyadari bahwa ia pernah punya perjanjian dengan sang ratu alias Suketi penguangsa laut kidul.

      "Kau telah melanggar perjajian atas Paku Emas Pemikat Sukma Satria, Kini nyawamu sebagai taruhannya"

      "Ampuunni hamba nyai Ratu, Beri hamba kesempatan lagi nyai ratu"....Jawab Satria agak tergagap.

      "Kau akan aku ampuni apabila telah mendapatkan tumbal seorang perjaka muda untuk pemuas birahiku di ranjang".....Seru Suketi sambil terus tertawa melengking.

      "Baiklah nyai akan aku laksanakan perintahmu nyai, Aku aku persembahkan bang Pepet untuk tumbalku kali ini kepada nyai"...Seru Satria.

      "Cuuuiihh Suuueeee!, Gw nggak doyan daging bang Pepet alot"....Bentak nyi ratu.

      "Baiklah nyai kalau begitu aku akan Googling dulu untuk cari kreteria cowok yang nyai mau"...Jawab Satria sambil segera mengambil Laptop bututnya.

      Akhirnya Suketipun berlalu dan kembali menjelma menjadi lukisan telanjang yang begitu menggairahkan bagi setiap orang yang memandangnya.

      🤣 🤣 🤣 🤣 🤣 🏃🏃🏃🏃

      Hapus
    3. Sepertinya cocoknya bang satria nih yang buat lanjutan ceritanya. Soalnya pas banget sama pikiran ku.😄

      Hapus
    4. astaganaga kang satria n mas agus kenapa bisa bikin ku ngakak ga berhenti sih baca range rangean lanjutannya, kenapa bisa sue begini :D

      tapi itu paling ngakak bagian daging bang pepet alot, apa karena dia termasuk salah satu satwa yang dilindungi ya yaitu temannya anoa aka babi rusa hhahahhaha

      Hapus
    5. Beginilah jika orang sue dan pea ketemu mbak, omongannya jadi ngelantur, tapi kok kang satria bisa tau lanjutannya ya. Apa dia tahu akan jadi tumbal ya.😂

      Hapus
    6. Fix kalian pemuja suzanna.. hahah sama soalnya...

      Hapus
    7. Suzanna is the best pokoknya mah, apalagi pas jadi Suketi.😄

      Hapus
    8. mas bayu, kalau masalah suketi katemi dan sebangsanya, blog aku si gembulnita sudah mengulas sinopsisnya dengan lengkap ahhaha

      kabooor sebelum dijitak mas agus karena promo terselubung

      (。>‿‿<。 )

      Hapus
    9. Hadeh, sepertinya mbak mbul ketularan Jojo, suka promo terselubung.😁

      Hapus
    10. Selamat hari kesaktian pancasila untuk itu saya posting tentang hari kartini 🤣

      Hapus
    11. Lha, salah makan apa gimana kang Jaey ini.🤭

      Hapus
    12. wakakakaakakaka, apa-apaan inih? kenapa jadi bersambung di komentar?
      Sambungannya lebih fantastis pulak wakakakakakak

      Hapus
    13. Begitulah, kang satria kalo bikin cerpen horor ya begitu, ada yang punggungnya bolong.😁

      Hapus
  2. pertama tama kuapresiasi dulu lah lukisan seniman Basuki Abdulahnya sang maestro asal negeri kita tercintah

    lukisannya artsy banget, menggambarkan pesona kecantikan klasik seorang wanita dengan busana tradisionilnya dan rambut tergerai

    (❁´◡`❁)

    oke abis itu aku komenin cerbungnya haha

    Wadaaaaw, berkurang satu dong penggemar Novel bestseller karya Satria Bergitar yang berjudul Bara Asmara Di Pulau Dewata yang digadang gadang sebagai penerus master stensilan Enny Arrow, eeeeeeeh :D

    tapi kok aku pengen ngakak ya pas bagian Satrianya geli ada yang agresifin dia yaitu pemuda tanggung 30 tahun yang mengidolakan karya karya fenomenalnya, twrutama pas bagian ini nih ---> kalau cewek berparas cantik sih oke lah ini batangan alias sejenis wakakakka #hiburan recehku :D

    tapi sama dengan tokoh bagasnya deng kenapa Satria bisa umur 25 tahun ya, ditilik dari karya karyanya lebih pas usia usia mateng 39 tahun atau 40 an kayak pembuat cerbung ini kali yaaaa #eh becanda :D

    ini sambungannya si larasati ganti pasangan berarti ya mas, larasati arwahnya uda terbang ke khayangan apa, sebagai gantinya seorang gadis dalam lukisan yang tergolek manjaaaah penuh gaira #etdah maksudnya penuh pesona...bagaimana kisah kelanjutannya setelah pintu kamar itu diketuk, apakah si gadis akan masuk ke dalam kamarnya? dan apa yang akan dilakukan Satria padanya? apa yang akan terjadi selanjutnya....mari kita tunggu saja pemirsa

    (((penasaran)))


    ᕕ( ՞ ᗜ ՞ )ᕗ

    dah ah, balik badan dulu #emot lagi kena anak naga aka tauge, jadi sementara pake ginian

    (^ω^)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beginilah nasib kalo tidak bisa menggambarkan mbak, jadinya pakai karya Basuki Abdullah biar pas dengan cerpennya. Kalo bisa menggambar seperti mbak mbul tentu lebih puas.
      (Sayup sayup terdengar suara lagu ku menangis.😂)

      Tenang saja, penggemarnya kang satria masih banyak kok, salah satunya adalah mbak.😁

      Kalo usia mateng ntar takutnya gosong mbak makanya pas nya umur sekitar 25 saja, jadikan bisa lirak lirik rongdo.

      Kira kira apa yang akan dilakukan kang satria dikamar dengan gadis itu ya? Pengin ditulis tapi takut banyak anak kecil yang baca.😂

      Hapus
    2. Kalau bisa gambar seperti mbak mbul? Ku kalau gambar juga masih pletat pletot mas garisnya, kalau gambar manga juga masih ngliat contoh sih seringnya ahahahhaha

      (Waduh kok backsoundnya kumenangis...agak agak gimana gitu ama ost sinetron indosiar wkwkwk)

      Haha penggemar kang satria baja hitam weleh weleh bejibun juga ya haha, iya ya, aku juga menggemari novel novel romancenya kang satria, dan juga mas agus tentu saja, kalian berdua punya karakternya masing masing, ^_______^

      Whaaaaaaat, takut gosong, ah ngga juga sih haha...
      Kan makin mateng makin bersinar dan berkharisma,
      Ealah tapi sue ujung ujungnya tetep tepe tepe ke rongdo juga hahaha...(nanti yayang hantu larasati dan si gadis lukisan bisa cembokur tuh hahah)

      Sepertinya ditulis saja mas, cuma mungkin dibikin sealus mungkin kali ya, e tapi itu mah senyamannya mas agus aja deng mau bikin model diksinya kayak bagaimana...^_^

      #ih emotikon masih kena capcay eee chaptaaaa hahahah

      Hapus
    3. Mungkin tetangga sebelah lagi nonton sinetron mbak, tapi suaranya kedengaran sampai kesini.😁

      Alhamdulillah, cuma sayangnya sekarang kang satria lagi jarang update, mungkin kebanyakan nongkrong di tetangga sebelah.😂

      Makin mateng makin bersinar dan berkharisma mah kalo oppa oppa Korea, kalo masakan kalo udah mateng ya harus diangkat biar ngga gosong.😃

      Ok mbak, sebenarnya sudah bikin lanjutannya 75% sih, tinggal sedikit lagi. Kalo seri ini cukup dua episode saja. (Waduh bocorin rahasia.😂)

      Kalo aku lagi aman nih, emot ga berubah.

      Hapus
    4. nongkrong di rumah tetangga sebelah sampai lupa pulang ?? hahahha suwe memang...
      (bercanda (人´∀`*))

      haha kalau oppa oppa korea kan masih bujang mas, kalau uda mateng namanya ahjussi ahjussi xixixi

      tapi aku mah lebih suka produk lokal saja hahhaha

      siappp ditunggu final chapternya, tapi betewe si kang sat kok tau ya range rangean lanjutannya, apa dulu uda pernah dipost pas jamannya mwb ya mas? (*´ω`*)

      Hapus
    5. Soalnya tetangganya kinclong mbak makanya lupa pulang, coba kalo batangan, paling semenit doang mainnya.😁

      Oalah gitu toh, maklum ngga hobi nonton drakor.

      Tahu saja, dulu memang pernah aku buat di mywapblog dengan judul gadis hot penggoda para pria tapi berpunggung bolong.😂

      Hapus
    6. hushh istigfar suruh jangan main ama batangan mas hahahhaha (bercanda mas)

      o cerpen lama yang diunggah kembali tah

      pantas saja cepat ngetiknya, hihihi
      waaaakkk judulnya kok ada hot hotnya ya hahaha

      tapi ga pa pa lah, ku suka malah bacaan kayak ginian #eh gimana gimana

      eh aku ga suka nonton drakor kalik wkwkw, cuma tau istilah2 aja :D

      Hapus
    7. Mbuulll, serius dirimu perhatikan gambarnya?
      Diriku enggak.
      Males banget, mana bacanya pukul 3 malam pulak hahahaha

      Hapus
    8. Lha, kalo kang satria nya mau gimana mbak.😱

      Memang cerpen lama tapi aku ngetik lagi mbak, soalnya kalo yang lama itu cuma satu episode saja, yang ini jadi dua soalnya kepanjangan kalo satu episode plus tentu saja ada beberapa penambahan.😁

      Wah kenapa ngga suka nonton Drakor mbak.🤭

      Hapus
    9. Lha, emang gambarnya serem ya mbak Rey? 🤔

      Hapus
  3. Fiiiiix ..., sebelum kisahnya bersambung pun, aku sudah bilang duluan kalau kisah wanita dalan lukisan karya master Basuki Abdullah ini bakalan apik kalau dibikin film.
    Seriusan!.

    Terus siapa ya kira-kira kandidat yang tepat jadi pemeran gadis cantik tersebut ?.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya yang pas jadi pemeran gadis cantik itu adalah kang Jaey kali ya.😂

      Mas Himawan ternyata penggemar karya seni terutama Basuki Abdullah ya mas, begitu lihat langsung tahu.😃

      Hapus
    2. Wakakakakka, kenapa kang jaey, kan aku jadi ketawaaa asem ih hahhaha

      Hapus
    3. Sepertinya salah tulis. Tapi kalo kang Jaey mau ya Monggo saja.😁

      Hapus
    4. Tapi sepertinya kang jaey ngga cocok ya mbak, soalnya dadanya kerempeng, padahal di deskripsi harus montok.😁

      Hapus
    5. Wanita yg asli aja.. dijamin montok hihi

      Hapus
    6. Belum tentu juga kang, masa nenek nenek masih montok.😂

      Hapus
    7. wakakak kasiman banget tokoh satrianya disandingkan dengan nenek nenek yang uda ga montok lagi hahahha :D >______<"

      Hapus
    8. Tapi kang satria nya suka sama nenek nenek gimana mbak? Apalagi yang model seperti Mak Erot eh mak Lampir.😂

      Hapus
    9. hahhaha mas agus mah ada sentimen ama kang satria kayaknya wwkkwkw (becanda), ntar dibales pas kang sat bikin cerpen loh wwakakakkak

      Hapus
    10. Sengaja, biar dia balas dendam dan bikin cerpen lagi, jangan hibernasi saja.😁

      Hapus
  4. Yaaah bersambunggg 😭😭😭
    Jadi apakah yg menyebabkan kematian selalu di tanggal yg sama setiap tahunnya? Karena keseringan baca komik Conan, aku ngebayanginnya pembunuhan di ruang tertutup. Semua orang di tempat itu hrs dikumpulkan dan ditanya alibi masing2. Penghuni dan karyawan penginapan..
    eh kok malah jd cerita detektif, harunya kan horor yaaa 😹

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harusnya hercule poirot datang dan memecahkan kasus ya mbak, tapi sayangnya adanya cuma novelis ganjen, eh canteng.😂

      Hapus
  5. Wah... Bakal jadi korban selanjutnya kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sepertinya kang satria akan dijadikan tumbal untuk hotel itu.😱

      Hapus
  6. Kira kira siapa gadis itu ya, jangan jangan penunggu hotel itu yang cari tumbal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin juga kang, awas nanti datang dibelakang mu.😁

      Hapus
  7. Balasan
    1. Kategori nya cerita horor kang, bukan cerita dewasa.😂

      Hapus
  8. serem juga...dan menarik...mantap

    # Bagus lukisan illustrasinya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Basuki Abdullah memang terkenal dengan lukisannya kang.😄

      Hapus
  9. Like always... your story is so different.. alurnya menarik, bikin kepooo.. what a gift.. ketinggalan banyak saya mas cerita disini.. biasanya kalau shift pagi abis pulang ngeles mampir sini malemnya sebelum tidur.. istilahnya dongeng sebelum tidur..

    Ditunggu kelanjutannya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Santai saja mas Bayu, utamakan pekerjaan. Kalo memang sibuk istirahat blog walking dulu tidak apa-apa. Kalo ada waktu baru bw.

      Tunggu saja sekitar dua atau tiga hari lagi nanti ada lanjutannya.😄

      Hapus
  10. Aku iri dengan Mas Agus yang selalu rajin bikin cerpen bagus. hahahha...
    jadi pengen kembali nulis fiksi.
    Btw, maakan saya yang jarang berkunjung. hihi akhir-akhir ini banyak kegiatan di dunia nyata.
    oiya, boleh dong cerpen-cerpennya dibukukan. Siapa tahu bisa buat tambah-tambah pemasukan. Secara pembaca blognya Mas Agus juga lumayan banyak.

    ditunggu kelanjutannya, mas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mbak bikin cerpen, baik fiksi atau non fiksi.😃

      Santai saja mbak, kalo memang banyak kegiatan di dunia nyata, utamakan yang dunia nyata. Blog walking kalo ada waktu saja.😃

      Waduh, kalo soal dibukukan aku ngga tahu caranya, lagi pula memang ada yang mau baca ya.😂

      Hapus
  11. bajunya putih rambutnya panjang ya mas ? terus terus kakinya nempel lantai gak mas, dan dan belakangnya bagaimana mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tunggu saja kelanjutan ceritanya nanti malam atau besok pagi mas abas.😁

      Hapus
  12. Kak Agus, keren cerpennya! Yang kali ini, horrornya dapet banget! Dari awal udah dibuat menegangkan 👍🏻
    Ditunggu lanjutan ceritanya hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ok kak Lia, tunggu saja kelanjutan ceritanya nanti, tinggal sedikit lagi kok, cuma sekarang lagi blog walking.😃

      Hapus
  13. Akhirnya sang novelis bertemu hantu lagi, kira2 bakal disiapin sarapan lagi gak ya plus diberesin kamarnya dan dicucikan bajunya oleh hantu itu jg gk yaaa 😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya ngga dicucikan bajunya kang tapi dikasih pelayanan spesial soalnya mau buat tumbal.😁

      Hapus
  14. kukira 50 tahunan ehe...
    (saya malah galfok itu mas hihi)

    hmm menariqure untuk didalami apakah perempuan itu akan masuk dalam ceritanya atau sang novelislah yang akan masuk cerita perempuan itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ternyata ada juga yang jadi galfok.🤭

      Kira kira apa yang akan terjadi dengan novelis itu ya, silahkan tunggu episode dua nanti disini. (Udah kayak channel TV aja.😂)

      Hapus
  15. Wah.. Mas agus makin mahir bikin cerita nih. Jadi penasaran saya siapakah gadis dalam lukisan itu, apa dia yang bunuh para tamu disana? Kenapa semua korbannya ditemukan nggak pakai baju? Kenapa hotel itu tampak mencurigakan?
    Kenapa..kenapa..kenapa?
    Saya tunggu di episode berikutnya😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke mbak Astria, sebenarnya cerpennya sudah jadi tapi menunggu besok sajalah, kalo malam takutnya jarang yang baca.😁

      Hapus
  16. Aku udah baca lagi. Ini cerita misteri, yg Lagi-lagi cerita tentang Satria. Gaya penulisan om Agus keren. Karena Satria ini adalah Satria yg sama dgn hantu gaun putih. Nampaknya, tokoh satria adalah tokoh yg berpengalaman dengan cerita mistis, yaa 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo kang Dodo mau nanti yang jadi polisi ya.🤭

      Ini memang lanjutannya dari cerpen gadis bergaun putih. Setelah gadis dalam lukisan nanti juga ada lanjutan cerpennya lagi tapi lain judulnya.😁

      Hapus
    2. stok judulnya kok banyak banget mas agus, ajarin aku dong mas bikin cerpen (。>ㅅ<。)

      Hapus
    3. Ini mah cuma komentar saja mbak, nulis lanjutannya juga baru kelar, penginnya malah berguru sama mbak mbul yang pintar lihat hal hal kecil dalam cerpen.😀

      Hapus
    4. Wahaha, keren juga jadi polisi 😅

      Hapus
  17. Untuuunggg bersambung, dan untuuungggg gambarnya ku skip hahahaha.
    Nyebelin banget.
    Ini kan mengingatkan hotel yang ada di Malang, meski gambarnya beda, yang jelas gambarnya serem sih, semacam hidup.
    Duh tauk deh, kagak mau bahas, jadi mrinding sendiri hiiii

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang gambarnya kenapa mbak Rey, emang serem ya.😱

      Wah baru tahu kalo hotel di Malang ada cerita serem nya, terus mbak lihat langsung gitu.😱

      Hapus
  18. Asiiiik akhirnya ada cerbung horor lagi :). Dan apakah kali ini satria akan bernasib samaaa ;D. ?

    Kamu kalo bikin cerita horor kebawa suasana ih, beneran berasa seremnya :D.

    Bagus juga pake lukisan pak Basuki Abdullah. Aku fans nya beliau. Lukisan2nya nyata bangettt ya, hebat, bisa kayak foto. Even yg lukisan pemandangan juga cantik2 semua.

    BalasHapus
  19. Hiii... serem.. Kang Satria berani ya nggak mau pinxah hotel aja padahalnsudah ada korban. Malah didatangi sama wanita di lukisan itu.. takut baca, tapi kepo pingin tahu kelanjutannya..

    BalasHapus
  20. omaigodddd kenapa panjang sekali tulisannya hahahaha
    padahal ini masih belum tengah malam lho
    baca besok ahhh hahahaha

    BalasHapus
  21. Kyknya satria ini idola para setan perempuan yang cantik-cantik nih. Udah selesai sama setan bergaun putih, eh sekarang ketemu setan berbaju seksi. 🤭

    Mmmmmm, kira-kira apa yang bakal terjadi dengan satria? Apakah akan berakhir seperti tamu hotel kamar sebelah? Oke lah kalau begitu. Aku langsung meluncur ke episode selanjutnyaaaaaa😆

    BalasHapus
  22. tuhh kannn dipertengahan cerita kusudah nebak kalau gadis di lukisan itu akan nyata wujudnya. Mungkin kematian bagas gara gara si gadis ini marah kali ya melihat sikap dia

    BalasHapus
  23. Seru, Mas. Bagian 1 cerpen ini panjang tapi saya bacanya bisa banter. Nggak sabar lagi ke bagian kedua. :D

    BalasHapus